8

928 91 8
                                    

Gue udah mulai kembali hiedoep nih wir HAHA.

Jadi jangan lupa vote dan komen ya luf👻





















••~••

"Bang Der?" Panggil Harsa

Menghampiri Abangnya yang sedang berkumpul di taman fakultas bersama dengan temannya yang lain.

Dery menoleh. "Kenapa?" Tanya

Harsa sedikit merasa ada yang berbeda dengan kakaknya sejak beberapa hari yang lalu. Sikap Abangnya itu begitu dingin padanya.

"Nanti Asa pulang bareng Mark, sekalian mau--"

"Iya" Potong Dery.

Membuat Harsa mencebik kesal. "Harsa belum selesai ngomong" Kesalnya.

Dimana langsung mendapat pekikan gemas dari teman-temannya Dery. Harsa memang selalu merasa kesal dan manja dalam waktu yang bersamaan jika dengan Dery.

"Abang kenapa sih?" Tanya Harsa lagi masih terlihat kesal.

"Der, adek lo mau nangis tuh. Jangan di jahilin mulu dah" Celetuk Lukas di sana.

Dery menghela nafas panjang. Lebih memilih mengajak Harsa untuk pergi dari sana.

"Gue nganter adek gue ke depan dulu " Pamitnya pada teman-temannya. Dan diangguki oleh yang lain.

Dery langsung mengajak Harsa tanpa bicara untuk pergi dari sana.

Harsa merengut sebal namun tetap mengikuti Abangnya.

Sesampainya di depan kampus mereka. Harsa menatap Dery, hatinya melengos memikirkan perasaannya pada sang adik, ditambah hubungannya dengan Dea tidak berangsur membaik sejak kejadian beberapa hari yang lalu.

"Mark udah mau ke sini belum?" Tanya Dery lebih dulu

Harsa masih diam, bahkan gadis itu justru semakin mengerucutkan bibirnya dan terlihat berkaca-kaca.

Dery yang melihat itupun hanya bisa menghela nafas kasar.

"Hiks" Isak Harsa pada akhirnya.

"Kok nangis sih?" Tanya Dery lelah.

Lelah dengan perasaannya sendiri.

"A-abang, abang kalau Asa punya salah bilang. Asa minta maaf, hiks jangan cuekin Asa hiks kayak gini" Ucap Harsa sesenggukan.

"Enggak ada yang salah dari kamu. Udah jangan nangis, malu di liatin orang" Ucap pemuda itu.

Harsa kembali merengut. "Terus kenapa hiks abang diemin Asa terus?" Tanyanya.

Dery diam. Dia sendiri juga bingung mengapa merasa kesal dengan Harsa.






"Harsa" Panggil Mark bergabung dengan keduanya

Dery menoleh. Menghela nafas panjang melihat pemuda keturunan kanada itu kini menghampiri adiknya.

"Kamu habis nangis?" Tanya Mark melihat kondisi Harsa

Harsa menggeleng ribut namun air matanya masih saja mengalir, membuat Mark terkekeh.

"Lo apain lagi adik lo?" Tanya Mark pada Dery.

Dery tersenyum remeh. "Kenapa? Sibuk banget ngurus urusan orang lo?"

Mark tersenyum miring. Merasa Dejavu dengan kondisi mereka bertiga saat ini.

Mark tak ubris, kembali menatap Harsa yang masih sesenggukan.

"Jadi pergi kan?" Tanyanya pada Harsa

Harsa mengangguk lucu. "A-abang, Asa pergi sama Mark dulu" Pamitnya pada Dery.

KLASIK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang