Sudah 2 Minggu lebih, Junkyu koma dan belum ada tanda tanda bahwa dirinya akan sadar. Jihoon juga melakukan perawatan khusus di rumah sakit atas perintah Jaehyuk.
Doyoung sendiri terus menangis karena sudah 2 Minggu ini dirinya tidak bersama kakaknya. Doyoung adalah tipe anak yang mudah merindukan seseorang. Doyoung merindukan kakak nya, merindukan pelukan hangat kakaknya.
Tapi sang kakak kini tengah berjuang di tengah tengah rasa sakit. Junkyu terkadang sering alami kejang bersamaan dengan keadaan Jihoon yang sering sekali pingsan akhir akhir ini.
Saat ini, Doyoung berada di ruang rawat Junkyu sendiri. Doyoung bilang, dia mau sendiri dulu menemani kakaknya.
Doyoung meraih tangan kakak nya, lalu menggenggamnya dengan jemari mungilnya.
"Kalo aja waktu bisa Dobby putal, Dobby mau kakak sehat. Dobby tidak mau kakak ikut meleka, kasian ayah Ji sama glandma Lose, nanti meleka sedih," ucap Doyoung lirih.
Tanpa Doyoung sadari, Mashiho dan Asahi mengintip di balik pintu yang kebetulan memang pintunyaa itu kaca bening.
"Kakak kapan bangun? Enggak melindukan Dobby?" Tanya Doyoung lagi.
Prang!
Brak!
Ciittt!
Doyoung menatap ke arah pintu ketika mendengar keributan dari arah luar. Doyoung kembali menatap kakaknya.
Brak!
Doyoung terlonjak kaget saat mendengar suara dobrakan pintu.
Itu Mashiho. Dia berlari dan langsung menggendong Doyoung serta mengunci pintu ruang rawat Junkyu.
Asahi memeluk erat tubuh mungil Doyoung yang ada di gendongan Mashiho. Bagaimana ini bisa terjadi? Dan apa yang terjadi?
Setelahnya, terlihat beberapa perawat dan dokter mendorong sebuah brankar. Mashiho langsung menutup mata doyoung dan membalikkan tubuh mereka menghadap Junkyu agar Doyoung tak melihat hal itu.
Ternyata yang ricuh itu suara decitan brankar.
"Jangan liat ya? Jangan liat" ucap Mashiho sembari berbisik terus menerus mengulanginya hingga beberapa kali tepat di telinga Doyoung.
Ceklek.
Pintu terbuka, menampilkan sosok Jaehyuk berjas dokter memasuki ruangan Junkyu. Mashiho, Asahi langsung membalikkan badannya menatap Jaehyuk.
Mashiho tidak bisa membuka suara melihat keadaan Jaehyuk yang bisa di bilang kacau.
"Jae?"
Jaehyuk menunduk. "Maaf. Kayaknya, kita harus ikhlasin Jihoon. J-jihoon, Jihoon lebih milih nyerah dan ikut sama bibi Jisoo di banding disini" jelas Jaehyuk.
Mata Mashiho dan Asahi membulat. Hatinya seolah langsung tertancap ribuan pisau mendengarnya.
"Apaan anjing. Anaknya berjuang bapak nya pergi maksud Lo apa bangsat?!" Tanya Asahi yang sudah tersulut emosi.
"P-pasien yang tadi muncul keributan. I-itu Jihoon, J-jihoon. D-dia bu—"
"JIHOON ENGGAK SAYANG!! JIHOON PARK JIHOON"
Terdengar suara tangis dari arah luar tepatnya di ruangan sebelah. Asahi menatap kosong lantai rumah sakit.
"Dia pergi?" Tanya Asahi.
"Jihoon kritis. K-kita belum tau pasti penyebab Jihoon kayak gini. Yang pasti, salah satu perawat jadi saksi saat menemani pasien lain di taman. Jihoon, jatuh dari lantai tiga" jelas Jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Father's Great Children [END]
FanfictionKisah Park Junkyu yang beruntung memiliki seorang ayah seperti Park Jihoon. Dirinya dan adiknya Park Doyoung di rawat dengan baik, meski bukan anak kandung dari Jihoon. Namun kebahagiaan itu terjadi hanya sebentar karena sang ayah, Park Jihoon tiba...