Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?
Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)Dengan Format Pembelian :
Judul PDF :
Alamat Email :
Bukti Transaksi :Pembayaran melalui :
- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin
Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!
Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 177 halaman.
***"Kamu beneran gapapa tinggal di sini sendiri, sayang? Bagaimana kalau kamu lapar atau sakit, heum? Siapa yang akan mengurus kamu? Ibu masih tidak rela kamu pergi." Ucap seorang ibu kepada sang anak yang lebih memilih untuk tinggal disebuah asrama.
Sedangkan sang anak langsung menghela nafasnya ketika mendengar pertanyaan yang terus di ulang oleh ibunya.
"Sayang, anak kamu di sini itu untuk sekolah, bukannya untuk hal lain." Ucap sang suami, yang tiada hentunya menenangkan sang istrinya yang sangat sulit melepas kepergian sang anak.
"Tapi gak harus tinggal di asrama juga kan?! Dia anak kita satu-satunya yang kita punya!" Rengekan yang terus dilakukan oleh sang ibu, yang masih tidak bisa melepaskan anak semata wayangnya untuk pergi.
"Ya sudah, ibu dan ayah buat lagi saja anak untuk menemani kalian." Celetukan yang langsung ia keluarkan, yang tentunya membuat kedua orang tuanya menoleh menatap dirinya dengan tatapan yang berbeda. Ibunya yang menatap dirinya dengan tatapan penuh peringatan, serta sang ayah yang menatap dirinya dengan tatapan penuh arti.
"Cha! Sudahi drama keluarganya. Saatnya aku masuk. Bu, yah, aku masuk dulu ya!" Seruan yang langsung ia berikan guna menyudahi acara drama ini, mencium kedua orang tuanya lalu segera masuk ke dalam, meninggalkan kedua orang tuanya.
Sampai di dalam asrama sekolahnya, ia langsung menatap sekitar. Kakinya terus melangkah, menuju bibi asrama, bertanya di mana kamarnya. "Hallo, bibi. Perkenalkan nama saya Haechan, saya anak baru di sekolah ini." Serunya yang mulai memperkenalkan dirinya kepada bibi asrama, di iringi dengan senyuman di akhir kalimat dan memberikan formulir pendaftaran kamarnya.
"Ah iya Haechan, selamat datang. Perkenalkan nama saya Chulso, bibi asrama di sini." Balas sang bibi asrama, mengambil formulir pendaftaran yang ia berikan.
Chulso memeriksa sejenak, lalu mulai memberikan kunci kamarnya kepada dirinya dan beberapa berkas lainnya. "Kamar kamu berada di nomor 23 ya." Peringat sang bibi.
Dan ia langsung mengangguk serta segera mengambil kunci dan beberapa berkas lainnya dari tangan bibi asrama. "Terima kasih, bi." Seruan yang langsung ia berikan, dan pergi menuju kamarnya.
Ia terus menelusuri kamar yang ada tanpa memperhatikan sekitarnya, dan membuat dirinya langsung terjatuh, begitu juga barang ya ia pegang. "Ah maafkan aku. Maafkan aku karena tidak melihat sekitar." Seruan yang ia berikan dan segera mengambil barangnya yang jatuh, di sertai orang itu.
Setelah barangnya tersusun rapih, ia langsung berdiri tegap menatap pria yang ada di hadapannya dengan senyuman. "Terima kasih." Serunya lagi kepada pria yang ada dihadapannya.
"Hm." Balas pria itu lalu pergi dari hadapannya, yang tentunya membuat dirinya langsung membelalakan matanya ketika mendengar ucapan pria itu, dan ketika orang itu langsung pergi dari hadapannya. Apalagi ketika melihat tatapan dingin serta wajah datar orang itu. Sukses membuat dirinya langsung bergidik ngeri.
"Tampan sih tapi dingin banget. Persis seperti pangeran es." First impression yang langsung ia berikan untuk pria ini. Setelahnya ia langsung melanjutkan jalannya menuju kamarnya kembali.
Sampai di depan ruangan bernomor 23, ia langsung membuka ruangan itu dan masuk ke dalam. Sampai di dalam, netranya terus menelusuri ruangan yang ada. "Ternyata luas juga ya. Aku kira kecil." Gumamnya. "Ah, aku di kamar D." Sambungnya, ketika melihat kunci satunya lagi yang bertulisan D.
"Ada empat kamar? Tiga kamar lainnya siapa yang tempati ya? Semoga ada perempuan yang menempati ketiga kamar itu, agar aku ada temannya." Tambahnya, dan akhirnya masuk ke dalam kamarnya setelah berhasil membuka pintu kamarnya.
Ah iya! Di asrama ini tidak ada perbedaan gender! Semua bisa seruangan dengan perempuan semua, laki-laki semua, ataupun campur. Bisa di dalam satu ruangan ada satu wanita dan yang ketiga lainnya pria, ataupun sebaliknya. Ada juga yang imbang, dua pria dan dua wanita.
Jadi, ia berharap kalau ada wanita yang tinggal di antara 3 kamar itu. Atau bisa jadi semua wanita, dan ia akan bersyukur kalau hal itu terjadi.
Setelah merapihkan barang, ia langsung bergegas mengganti bajunya dan bersiap untuk mengikuti jam pelajaran pertamanya. Memakai aksesoris sekolah, memoles wajahnya sedikit dengan bedak tipis dan pelembap bibir. Setelah selesai, ia segera mengambil tas, dan langsung berangkat menuju sekolahnya.
Ia terus mengedarkan pandangannya di sepanjang jalan menuju sekolah. Ah iya, jarak dari asrama ke sekolah itu tidak jauh. Berbeda dengan jarak dari rumahnya menuju sekolah, sangat jauh. Itulah salah satu alasan dirinya lebih memilih untuk tinggal di asrama.
Sebenarnya itu hanya sebagian alasan yang ia berikan untuk kedua orang tianua. Alasan utama dirinya ini lebih memilih tinggal di asrama adalah untuk menghindari kedua orang tuanya. Ia sudah sangat lelah menghadapi kedua orang tuanya. Sang ayah yang setiap harinya menjadi budak cinta sang ibu. Serta Sang ibu yang sangat polos. Ia sudah lelah menghadapi drama yang di mainkan dan di lakukan kedua orang tuanya.
Sampai di depan ruang kelasnya, ia melakukan kebiasaan yang biasa ia lakukan, yairu mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Setelah di persilahkan masuk oleh guru pengajar, ia pun masuk. Ia juga langsung membungkukkan tubuhnya sebanyak 45 derajat untuk menyapa sang guru.
"Anak baru ya?" Pertanyaan yang langsung gurunya berikan kepada dirinya, yang membuat dirinya langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Iya, Bu. Nama saya Lee Haechan, dan saya murid pindahan baru di sini!" Sapaan yang langsung ia berikan kepada guru laki-lakinya yang saat ini tengah mengajar dikelasnya.
"Ah iya, aku di beri tahu oleh wali kelas kamu kalau hari ini ada murid baru pindahan dari Chicago." Seruan yang gurunya berikan. Sang guru yang tadinya berbicara dengan dirinya pun mulai memusatkan tubuhnya dan perhatiannya menghadap murid yang ada di hadapannya.
"Dengarkan anak-anak. Hari ini kelas kalian akan ada murid baru pindahan dari Chicago. Nak, silahkan perkenalkan dirimu." Titah sang guru.
Dan ia pun mengikuti perintah yang diberikan oleh gurunya, dan mulai memperkenalkan dirinya kepada teman sekelasnya. "Selamat pagi teman-teman! Perkenalkan, nama saya Lee Haechan. Saya murid baru pindahan dari Chicago. Saya harap, saya bisa cepat membaur dengan kalian, dan mohon bantuan semuanya!" Serunya, di iringi senyuman di akhir kata.
Sang guru yang mendengarnya pun langsung tersenyum. "Saya harap kalian bisa membantu teman kalian." Ujar sang guru, diakhir perkenalan yang ia lakukan. "Ya sudah Lee Haechan, kau bisa duduk di belakang sana." Titah sang guru, seraya menunjuk bangku kosong yang ada di belakang, dan terdapat pria mungil dan juga imut disana.
dan ia pun mulai berjalan, tatapannya bertemu dengan pria yang ia temui di jalan tadi. Iya! Pria yang dia tabrak karena tidak melihat sekitar. Pria yang hanya membalas ucapan terima kasih dan maafnya dengan dehaman.
'Tatapannya dingin sekali.' Batinnya langsung berucap, ketika dirinya melewati pria itu.
"Hai, namaku Huang Renjun! Kau bisa panggil aku Renjun, Injunie, Lonjwin, Foxie atau Injun!" Seruan yang langsung pria ini berikan, mulai memperkenalkan dirinya ketika ia sudah duduk di bangku sebelahnya dia.
Dan ia yang mendengarnya pun langsung tersenyum dan mulai membalas ucapan pria ini. "Ah iya, Renjun, senang bertemu dengan dirimu." Balasnya, yang juga di iringi senyuman yang terus terpatri di wajahnya.
"Senang bertemu dengan kamu juga, Haechan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/352883399-288-k598936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY - NAHYUCK/HAECHAN HAREM
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEMHYUCK/NAHYUCK SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PR...