3. Exam

337 23 0
                                    

Bel pulang tiba, langsung saja bergegas mengganti bajunya yang ada di loker. Setelahnya, ia langsung pergi ke ruang latihan tari di club Dream.

Ketukan pintu yang selalu ia berikan sebelum masuk ke dalam ruangan. Setelah mengetuk, ia langsung masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan, semua mata tertuju kepada dirinya yang baru saja masuk. Sedangkan dirinya juga membelalak ketika masuk ke dalam ruangan. 'Lelaki semua?' Batinnya langsung berteriak, ketika netranya melihat semua yang ada di dalam ruangan ini laki-laki.

"Hallo semuanya. Perkenalkan, nama saya Lee Haechan, saya anak baru di sekolah ini, sekaligus di club tari ini." Setelah kesadarannya kembali, ia mulai memperkenalkan dirinya.

Suasana canggung langsung menyelimuti ruangan ketika dirinya selesai memperkenalkan diri. Bagaimana tidak canggung kalau ruangan yang biasanya terisi laki-laki, tiba-tiba ada perempuan yang masuk ke dalam clubnya.

Dan kecanggungan tidak berlangsung lama ketika pintu yang di buka dari luar, membuat semuanya menoleh. Di sana terdapat Renjun yang baru masuk bersama dua J ini, yang tentunya membuat dirinya langsung mengigit bibir bawahnya gusar ketika melihat pria yang ia hindari ini masuk ke dalam ruangan ini.

Padahal pria ini adalah orang yang ingin ia hindari. Tapi ternyata dia malah satu kelas plus satu ekskul bersama dirinya. "Eoh Haechan, kau cepat sekali!" Seruan yang langsung pria ini berikan, serta langsung menghampiri dirinya yang tengah stay ditempat berdirinya saay ini.

Tak lama mereka bertiga datang, ada lagi seseorang yang masuk ke dalam ruangan mereka. Orang yang memiliki wajah blasteran, membuat dirinya langsung menatapnya.

"Nah, sekarang semuanya sudah kumpul. Jadi guys! Kenalin! Ini namanya Lee Haechan! Dia ini anak baru di sekolah ini dan anak baru di club tari kita!" Seruan yang diberikan oleh pria ini. "Nah, Haechan, aku akan kenalin mereka secara satu-satu untuk dirimu." Sambungnya, yang bersiap untuk memperkenalkan diri teman-temannya.

"Nah yang berkacamata itu namanya Mark Lee, dia Leader di club tari ini. Nah yang rambut blonde itu namanya Lee Jeno, yang sampingnya namanya Na Jaemin. Yang memiliki kepala yang sedikit besar namanya Zhong Chenle, dan yang paling bontot namun tinggi ini namanya Park Jisung." Ucapnya, mulai memperkenalkan anggota club tari sekaligus temannya.

"Ah, jadi dia yang kita pilih?" Seruan yang diberikan oleh sang leader. Iya! Sang leader dan anggota lainnya melihat video tari yang di kirimkan oleh beberapa murid yang ingin masuk ke dalam clubnya. Ia dan anggota lainnya mengira kalau dia itu laki-laki karena pakaian yang ada di video itu sangat tomboy. Eh ternyata mereka salah! Dia itu seorang wanita.

"Kau beruntung sekali bisa masuk ke dalam club ini, Chan! Kualifikasi untuk masuk ke dalam club ini sangat susah. Ah tidak, walaupun susahan masuk ke dalam club 127. Tapi tetap saja masuk sini sama susahnya." Celotehan yang diberikan oleh Renjun guna mencairkan suasana.

"Ah, iga. Hallo semuanya." Seruan yang Haechan berikan, di iringi oleh senyuman manisnya.

"Cha, sekarang mebih baik kita mulai latihannya. Haechan, kau bisa melihat dulu tarian kita ya." Seruan yang diberikan oleh sang leader, dan mereka pun mulai melakukan pemanasan.

Sama halnya dengan dirinya juga melakukan pemanasan, walaupun dia melihat dulu koreografi yang akan di mainkan mereka semua. Setelah pemanasan, mereka mulai menarikan koreografi yang mereka buat untuk idola.

Yup! Grup tari di sekolah mereka itu sering membuat koreografi untuk idol. Entah untuk tarian untuk lagu debut mereka, ataupun tarian untuk comeback mereka. Yang jelas, sekolah mereka itu di percaya untuk membuat koreografi.

"Bagaimana, Chan? Apakah menurut kamu tarian kita ini sudah bagus, atau masih ada yang kurang?" Pertanyaan yang diberikan oleh sang leader untuk dirinya. Tatapan yang diberikan oleh sang leader, yang tidak pernah lepas memperhatikan dirinya yang sedari tadi memperhatikan gerakan mereka.

Dan ia yang ditanya pun mulai beranjak dan memberikan sedikit tanggapan atas pertanyaan yang diberikan oleh pria yang menjabat posisi sebagai leader. "Bagaimana kalau di tambahin gerakan seperti ini, agar sedikit lebih berwarna?" Saran yang ia berikan, dan mulai menunjukkan sedikit tambahan koteografi.

"Maksud kamu itu membosankan?" Celetukan yang diberikan oleh pria yang ia hindari, yang sukses membuat dirinya langsung merasa tindak enak.

Langsung saja ia menggelengkan kepalanya kikuk, guna menyangkal ucapan pria ini. "Ah tidak, bukan maksud aku seperti itu. Gerakan itu sudah bagus, namun terlihat seperti berulang. Jadi, bagaimana kalau di tambahkan gerakan sedikit supaya terlihat tidak monoton." Sarannya lagi dengan sangat hati-hati, yang jadi tidak enak karena perkataan pria ini.

"Coba kita tambahkan gerakannya dia. Nanti kita lihat, apakah hasilnya bagus atau tidak." Seruan yang langsung leader berikan, guna mencairkan suasana yang canggung seperti ini.

"Yak! Kau tidak usah merasa tidak enak atas perkataan Ldia! Dia memang berbicara seperti itu di depan orang yang tidak ia kenal." Seruan yang diberikan oleh Renjun kepada dirinya, dengan tatapan yang setia menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan nyalang.

Sementara sang empuh yang ditatap pun langsung meringis. Ia merasa bersalah karena telah berbicara seperti itu. Padahal ia tidak ada maksud apapun.

Mereka pun mulai latihan bersama. Dirinya yang awalnya melihat koreografi yang di mainkan oleh ke enam temannya pun sekarang sudah ikut andil ke dalam latihan itu. Mereka semua juga menerima baik masukkan yang ia berikan. Bukan hanya dirinya saja, semua masukkan yang di keluarkan oleh yang lainnya pun di terima dengan baik.

Ia kira temannya itu orang yang cuek dan dingin. Ternyata ia salah! Semakin lama mereka latihan, semakin ia tau kalau sebenarnya mereka itu ramah.

Bagaimana dengan Jaemin, pria yang ia hindari? Heum, pria itu masih sama. Mungkin dia memerlukan waktu untuk bersikap ramah kepada dirinya. Ia juga tidak mempermasalahkan itu. Bagi dirinya itu adalah hal wajar.

Dan ya! Ia senang ketika mendengar bahwa ada anggota di sini yang dari dirinya, kota kelahirannya. Namanya Zhong Chenle dan juga sang leader yang tinggal di Canada! Katanya, orang tuanya tuh tinggal di Amerika. Sedari tadi dia kebanyakan diam, ia kira dia itu orangnya sombong. Ternyata ia salah! Dia itu diam bukan karena sombong, tetapi karena dia belum bisa dan fasih bahasa Korea. Makanya dia diam dan hanya membalas beberpa perkataan yang di lontarkan member lain.

"Apakah kau benar-benar orang luar?" Celetukan yang diberikan oleh sang leader yang tidak percaya kalau dia itu adalah orang luar yang tidak berasal dari Korea. Bagaimana mau percaya kalau bahasa Koreanya dia itu sangat bagus?

"Aku benar-benar orang luar, Bang! Apakah aku harus menunjukkan akta kelahiran aku baru kau pecaya?!" Ucapan penuh frustasi yang ia berikan, karena tidak ada yang mempercayai dirinya adalah orang luar Korea, hanya karena bahasa Korea miliknya yang sangat bagus.

"Nahkan, bukan hanya aku saja kan yang tidak percaya kalau kau orang luar." Seruan yang teman mungilnya berikan, yang saat ini sedang memakan makanannya.

Ah iya! Ia memanggil sang leader dengan sebutan abang. Ia merasa risih kalau misalkan memanggil lelaki yang lebih tua dengan sebutan Oppa. Sang leader juga tidak keberatan akan hal itu. Ia membebaskan orang lain untuk memanggil dirinya apa saja, senyaman mereka, asal masih dalam batas wajar.

Mereka memilih untuk istirahat sejenak setelah beberapa jam latihan. Bercerita berbagai hal, dan juga makan bersama.

"Kalau kau sendiri? Apakah benar kau orang Canada?" Tanya balik yang ia berikan, supaya obrolan mereka tidak putus, dan supaya lebih akrab satu sama lain.

"Benar, buktinya aku bisa berbicara bahasa Inggris dengan fasih." Jawaban yang dia berikan dengan nada pongahnya, yang langsung di balas dengusan kasar oleh dirinya.

DESTINY - NAHYUCK/HAECHAN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang