Chapter 2

268 43 3
                                    

Aku bersama Niall, Lou, dan Louis pergi ke perumahan elit di daerah london. Akhirnya Aku sampai di rumah yang besar dan mewah, di halaman depan rumahnya terlihat banyak bunga-bunga cantik. Terlihat tiang-tiang besar yang membuat rumah itu semakin megah. Niall bilang ini adalah rumah salah satu temannya, mereka sering berpesta di rumah ini karena orang tua pemilik rumah adalah seorang pebisnis yang sering pergi ke luar negeri.

"Hi pals!" Seorang lelaki berambut keriting pun datang menghampiri kami.

"Harry!!!" kata mereka semua menyapa lelaki itu.

"Hey lou, who's this?" Tanya lelaki berambut keriting itu dan melirik ke arahku.

"Oh iya aku lupa, Harry ini Emily. Emily ini harry, dia adalah freshman haz," jelas niall.

"Hi Emily, nice to meet you."

"Hi, kau salah satu pemain football kita kan? and by the way this is such a nice house," ujarku.
Aku tak bisa bohong, harry memanglah tampan, mata hijau, tubuhnya yang proposional, aksennya britishnya yang khas, dan bibirnya yang merah memanglah mempesona.

"Yes i am, and thanks!"

"Ok ayo kita ke ruang tengah, Zayn, Liam dan Ele sudah ada di sana." lanjut Harry.

Kami pun beranjak ke ruangan yang di katakan Harry, disana banyak barang-barang yang sepertinya harga nya jika di jumlah kan bisa seharga seisi rumahku! Bahkan bisa lebih mahal. Terdapat kristal-kristal di lemari kaca, beberapa guci besar, wallpapernya pun terlihat sangat mewah, terdapat beberapa lukisan abstrak menghiasi dinding-dinding ruangan. Di sisi sebelah kanan ada sebuah mini bar, ada beberapa orang yang sedang minum. Di sisi sebelah kiri aku melihat ada meja billiard, dan sebelahnya ada tennis meja. Sepertinya ruangan ini adalah ruang santai.

"Oh no, suara apa itu? Sepertinya Josh menghancurkan vas bunga ibuku lagi. I'll be right back guys," ujar Harry bergegas meninggalkan kami.

"Aku juga mau mencari Luke dulu" Niall mengikuti Harry meninggalkan kami.

Aku pun berkenalan dengan Zayn, Liam, Ele, dan beberapa teman Niall lainnya.

"Apa kau minum?" Tawar Lou.

"Oh maaf tapi aku tidak, terima ka-"

"Ayolah, kau kaku sekali! Apa ini pesta pertamamu?" Potong Lou sambil menyodorkan segelas vodka kepadaku.

"Hm ya, ini pesta pertamaku," ujarku sambil menerima segelas vodka dari Lou.

"Oh really? Ok just try it Mily."

Aku meneguk vodka yang sekarang sudah di tanganku ini, rasanya sangat aneh. Baunya pun tidak jelas! Rasanya benar-benar tidak enak.

Aku meneguknya hingga habis, tidak terasa aku sudah meminum 3 gelas. Aku merasa sepertinya aku mabuk sekarang, aku melihat ada kunang-kunang di mataku dan rasanya aku ingin sekali berdansa.

"Oh my god Lou! Apa kau membuatnya mabuk?" Tiba-tiba Niall datang dari arah yang entah darimana.

Aku mendengar mereka tertawa, tapi aku tidak tahu apa yang lucu. Anehnya aku juga ikut tertawa terbahak-bahak.

"Ini pesta pertamanya, jangan keterlaluan," ujar Niall.

"Oops i'm sorry, i just let her having fun ok? Look at her, she likes it!" Lou berbicara sambil tertawa.

"Lou teasdale, kurasa kau akan menyesali rambutmu sekarang, saat melihat foto-foto lama." Gumamku tidak terkontrol.

"Oh my god! Ahaha this kid is crazy!" Ujar Liam dengan tawanya yang meledak.

THE PRINCE CHARMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang