2. Tokoh sepatuh sepakbola

218 144 146
                                    

Hay hay teman teman sekalian!
Apa kabar nya nich?

Mohon maaf ya manteman update nya lama, soalnya lupa kalo punya cerita ini hehheh maafin.
Sebelum lanjut nih ya guys mohon maaf bila ada kata yang typo maklum lah belum di revisi. Kalian boleh ya ditandai kalo ada salah kata atau ada saran gituch yahh.

Jangan lupa vote nya hehhe gak ribet kok santuy aja.
Oke deh happy Reading guyss


 Jika luka ku adalah bahagia bagimu maka aku akan terus terluka untuk melihat kamu berbahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika luka ku adalah bahagia bagimu maka aku akan terus terluka untuk melihat kamu berbahagia.
~mahendra~
.
.
.

Sampai nya mereka berdua didepan
gerbang rumah Malini, turun dan melepas kan helm nya ia memberikan helm itu kepada Mahendra dan bertanya.

"Mau mampir dulu ga? "
Mahendra hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tidak.

"Yakin" Malini kembali meyakinkan jawaban dari pria didepan nya itu.

"Iya ga usah, lagian udah sore" tegas mahendra ia pun segera pulang dan Malini memasuki rumah yang tampak sudah ada ke empat teman nya itu, Malini hanya melihat saja tidak menyapa mereka sama sekali.

Dia memasuki kamar dan mengunci nya, Malini berbaring terlentang diatas kasur nya ia sangat letih setelah berjalan-jalan dengan mahendra itu.

"Lini kenapa tumben banget" ujar Farel sambil memegangi mangkuk yang berisi makanan itu.

"Kecapen mungkin" ujar noren yang sambil bermain handphone nya itu.
Setelah mereka berempat merasa sudah puas bermain mereka langsung berpamitan dengan orangtua Malini dan pulang kerumah mereka masing-masing.

Tak sadar ternyata Malini tertidur ia terbangun karna handphone nya berdering dengan terus menerus.
"Siapa sih berisik amat"

Drttt drttt

Ternyata itu telpon dari mahendra Malini tak menghiraukan nya ia bahkan membiarkan handphone nya terus berdering, Malini turun dari kasur nya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Dimeja makan terdapat orang tua Malini yang sedang berbincang-bincang.
"Pa kayak kita harus menyuruh Malini untuk stop bermain bola" ucap mama lini dengan khawatir.

"Kenapa biarkan anak itu menjalankan hobi nya" balas papa lini dengan tenang karna ia tidak mungkin menyuruh Malini melakukan nya.

"Hemm, sampai kapan dia akan bermain bola dia seorang perempuan tidak mungkin dia akan jadi pemain sepak bola nantinya" ucap tegas mama nya itu, papa Malini hanya terdiam memikirkan itu karna ucapan istrinya itu ada benarnya, Malini seorang anak perempuan yang memiliki hobi seperti laki-laki bahkan Malini tidak menyukai hal lain kecuali bermain bola dan menonton pertandingan sepak bola.

ETERNAL LOVE STORY (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang