sepuluh~

624 64 1
                                    

Pagi hari ini seperti biasa, yujin dan yang lainnya berada dimeja makan untuk sarapan bersama, hari ini cukup lancar walau ada sedikit perdebatan yang terjadi

"selamat pagi semuanya!"

"vin jangan teriak."

gyuvin yang baru sampai dimeja makan pun hanya mampu memberikan cengirannya

"oh iya, ky katanya sekarang ada latihan basket ya?"

ricky sejenak berpikir mengingat kegiatan apa saja hari ini yang akan dia, gunwook dan gyuvin lakukan disekolah

"iya hyung, kayanya sampe sore deh"

"yaudah kalau gitu hyung buatin bekal buat kalian makan disana nanti mau gak?"

gunwook menggeleng dengan cepat, bukan tak mau dibuatkan bekal oleh hui tapi dia merasa akan percuma karena mereka bertiga juga sudah membuat janji bersama teman teman sehabis latihan akan pergi makan makan

"tidak perlu hyung, kita juga sudah membuat janji bersama temen untuk makan makan dulu setelah selesai latihan"

"oh yaudah gapapa, nanti kalian pulangnya hati hati ya. pas latihan juga jangan sampe cedera"

"siap!"

mendengarkan dan hanya melihat, itu lah yang yujin lakukan, dia juga ingin ditanya perihal kegiatan apa saja yang akan dilakukan disekolah, berkumpul bersama teman seperti ketiga kakaknya, tapi nyatanya yujin hanya akan belajar dirumah.

hanbin yang menyadari keterdiaman yujin pun mengelus lembut surai legamnya dan tersenyum hangat

"yujin akan melakukan kegiatan apa bersama bu guru nanti? apakah ada hal yang baru yang akan bu guru sampaikan?"

yujin sedikit mengangkat sudut bibirnya ketika hanbin mengatakan hal demikian

"tidak ada yang baru, hanya belajar dan selesai"

"apa hyung perlu menyewakan guru olahraga untukmu juga?"

jiwoong ikut menimpali dengan raut yang dibuat seolah nampak berpikir

"tidak perlu hyung ada paman kim yang akan mengajariku nanti"

semua yang berada dimeja makan terlihat memandang lesu pada yujin, sedangkan yang ditatap sudah kembali memfokuskan diri pada makanannya, yujin sadar jika dia sedang diperhatikan tapi dia mencoba untuk tidak memperdulikannya

"yujin selesai, yujin ijin ke atas ya? mau nyiapin buku pelajaran"

tak menunggu jawaban dari yang lain, yujin langsung melangkahkan kakinya menjauhi meja makan dan menaiki tangga menuju kamarnya

"huh..."

helaan nafas dari yang tertua disana membuat semua langsung mengalihkan pandangan

"see. kalian lihat sendirikan? masih tak mengijinkannya? dia juga butuh kebebasan, ingin membuatnya jadi anak penurut bukan seperti ini caranya. itu hanya akan membuat dia menjadi anak pembangkang nantinya"

"selama ini yang kita lakukan sudah benar hyung. buktinya yujin menjadi anak yang penurut"

"tidak. dia hanya tak mau membuat kalian marah. dia takut. sebenarnya dia ingin melawan tapi rasanya percuma. kalian tidak akan mendengarkan apa yang dia inginkan"

"tak perlu membahas ini lagi hyung, aku selesai dan akan berangkat sekarang."

jiwoong berdiri dan meninggalkan meja makan begitu saja, yang lainpun sama tapi berbeda dengan gunrickgyu, mereka bertiga menyempatkan diri untuk memakan sarapannya dan berpamitan pada hui

"hyung kita berangkat yaa, maafin mereka ya hyung"

hui tersenyum lalu mengangguk

"dah hyung kita duluan"

"hati hati!"

hui kembali menghela nafas dan beranjak guna menghampiri yujin dikamar nya

•••••••

sementara di kamarnya kini yujin tengah memeluk sebuah boneka peninggalan ibunya, boneka kelinci dengan bahan yang sangat lembut itu menjadi peninggalan terakhir dari sang ibu

"bu..yujin ingin sekolah, seperti gyuvin hyung, gunwook hyung dan ricky hyung"

"bu apa lingkungan sekolah menyenangkan? yujin pernah bermimpi bisa bersekolah dan rasanya aku sangat senang meski nyatanya jika itu hanya sebuah bunga tidurku, bu..jika yujin bersekolah nanti, apa yujin bisa mendapatkan banyak teman seperti para hyung? yujin akan bisa bermain bersama mereka? apa mereka mau berteman dengan yujin nanti?"

"bu, kapan yujin akan terbebas dari kekangan? mereka sama seperti ibu, ibu yujin ingin dipeluk ibu lagi.. ibu sekarang jarang sekali datang, kenapa? yujin rindu asal ibu tau."

yujin menghela nafas mencoba untuk menghalau air mata yang mulai menggenang siap untuk keluar

"yujin ingin melawan, tapi yujin takut. takut jika yujin melawan mereka akan marah besar, dan rasanya juga akan percuma, melawan tapi tak didengarkan rasanya melelahkan bukan? itu hanya akan membuang buang tenaga saja"

yujin terus bergumam tanpa menyadari jika kehadiran hui sudah berada diambang pintu menatap sedih padanya, perlahan hui mendekat dan mengelus punggung yujin yang sedang tengkurap membuatnya menoleh dengan terkejut tapi setelah tersenyum tipis setelah menyadari jika itu adalah hui

"hyung tau keinginan yujin, hyung sedang berusaha untuk membuat mereka sadar, kamu bersabar sebentar lagi ya? hyung pasti bantu yujin bagaimana pun caranya agar yujin bisa sekolah"

yujin tak menyangka jika hui akan berkata seperti itu, tapi anehnya itu mampu membuat yujin melebarkan senyumannya

"hui hyung terima kasih"

"untuk?"

"untuk selalu membantu yujin meyakinkan para hyung"

"apapun untukmu uri aegii"

hui mencubit gemas hidung yujin dan mengecup kedua pipi gembilnya

"yujin sekarang siap siap ya, gurunya akan segera sampai"

"baik hyungie"

"yasudah hyung ke kamar dulu ya? jika butuh apa apa yujin tinggal panggil hyung"

yujin memberikan tanda hormat membuat hui lagi lagi tertawa gemas

•••••••





















tbc.

allow, maaf baru up
aku sebenernya lagi males banget buat nulis plus alur ceritanya juga aku lupa lagi, dan males buat baca ulang jadi maafin ya kalau itu keluar jalur gitu.
maaf kalau banyak typo nya

nanti aku up lanjutannya kalau udah semangat nulis lagi ya papaaay🥀

[My little prince || Han yujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang