BAB 6 : CERITA TENTANG PERJALANAN CINTA

5 1 0
                                    

HALO PRENN!! APA KABAR??

SELAMAT MEMBACAA

6. CERITA TENTANG PERJALANAN CINTA

RINDUKU UNTUKMU

Tuan, indahnya dirimu
Tawadhu'nya dirimu terhadap gurumu
Indahnya akhlak dan parasmu
Membuatku kagum terhadap semuanya tentangmu

Engkau layaknya bulan, indah nan jauh
Entah, apakah aku mampu menggapaimu
Matamu indah, hingga aku terjebak didalam sana
Keindahan yang tak bisa dijabarkan

Tuan,
Aku mencintaimu dalam diam
Mencintai dalam kerahasiaan
Mendoakanmu dalam setiap sujudku
Agar engkau selalu dilindungi oleh Tuhan selalu

Berkelanalah hingga engkau mengenal dunia lebih jauh
Berkaryalah hingga karyamu dikenal khalayak luas
Aku disini menunggu kabarmu
Kabar yang belum tentu baik untukku

-by Anindiya Septiana Dewi

Terdengar riuh tepuk tangan di seluruh kelas XII MIPA 2, setelah mendengar puisi milik Anin. Bu Sulastri membacakan beberapa puisi yang menurut beliau cukup cantik dan menarik. Anin hanya mampu tersenyum malu mendengar puisinya dibacakan. Yang benar saja, bahkan dirinya hanya sekedar menulis saja, ia terinspirasi dari kisah yang ia baca beberapa waktu lalu di perpustakaan.

"Karya kamu bagus, nanti sewaktu - waktu ada lomba di bulan bahasa, kamu jadi perwakilan kelas sini, ya." Saran Bu Sulastri pasti.

Anin hanya tersenyum mendengar saran tersebut, gadis itu tidak berekspetasi tinggi untuk kedepannya. Tentang mampu atau tidak itu urusan belakang, yang terpenting ada keniatan untuk melakukan hal itu.

Tasya menyenggol lengan sahabatnya itu, "puisi itu buat siapa hayo?" Ejeknya, Anin menahan malu. Rasa panas menjalar diseluruh wajahnya, mungkin saja kini wajahnya bersemu merah.

"Ciee salting."

Sial, Tasya makin ga bisa diam.

Tasya mendekatkan tubuhnya pada tubuh Anin, seraya berbisik. "Nanti aku bilangin ke orangnya." Guraunya sembari tertawa kecil, seru juga menggoda orang yang tengah jatuh cinta.

Sungguh, Anin ingin mengumpat sekarang juga. Tetapi masih jam pelajaran, jadi urungkan saja niatnya.

"Kalau cinta diungkapin aja gapapa." Imbuhnya. "Daripada kamu tersiksa dengan perasaan kamu sendiri, kan lebih baik diungkapkan."

Anin menoleh seketika, saran macam apa itu? Memang kadang kala kita bisa mengungkapkannya, tetapi yang membuat mereka enggan melakukannya adalah respond dari orang tersebut setelah dirinya mengungkapkan perasaannya.

"Tapi, gue ga mau denger jawaban dari dia. Takutnya dia ga mau sama gue." Tuturnya, "Gue akan mencintai versi gue, cukup gue dan Tuhan yang tau kalau gue mencintai dia."

Setiap orang memang memiliki versi mencintai yang berbeda - beda, dan tidak bisa kita memaksakan untuk menyamakan versi cinta kita masing - masing. Baru kali ini Tasya kagum dengan Anin, kata - katanya memang cukup bijak untuk kali ini.

"Aku setuju, doakan saja dia, tapi jangan memaksa  dia untuk jadi milik kamu. Doakan sebagai mana mestinya saja, takutnya kalau kamu memaksa Allah swt untuk menjadikan dia jodohmu, kalau ga jadi jodohmu, takutnya kamu sakit hati terus menyalahkan takdir Allah swt."

Hai, TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang