Bagian 6

615 71 3
                                    

Awalnya Renjun ingin menolak tawaran Ningning. Dia rasa akan merepotkan apabila harus menunggu di apartement Ningning sampai hujan reda. Belum lagi dia juga merasa tidak enak apabila hanya berdua saja di dalam ruangan yang sama. Bukannya takut melakukan hal diluar batas, takutnya Ningning akan mendapat gosip miring dari tetangganya perihal dirinya yang mempersilahkan seorang laki-laki masuk ke dalam unit apartementnya. Begini-begini Renjun juga tahu kalau masih banyak orang di luaran sana yang sangat suka mengurusi kehidupan orang lain.

Namun Renjun menjadi tidak tega menolak tawaran dari Ningning ketika melihat perempuan itu menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Setelah berpikir ulang akhirnya dia memutuskan untuk menunggu dulu di apartement Ningning sampai hujannya reda.

ᳶᳶ

Disinilah Renjun sekarang, duduk di meja makan dengan Ningning yang sibuk membuat ramen untuk mereka berdua. Meja makan di apartement Ningning memang berhadapan langsung dengan dapur sehingga Renjun dapat melihat kegiatan yang dilakukan Ningning.

Dia masih tidak menyangka bahwa teman kecilnya bisa berubah menjadi se-cantik ini. Maka dari itu dia sedikit heran ketika Ningning berkata bahwa dia tidak memiliki kekasih bahkan belum pernah mempunyai hubungan seperti itu. Renjun berpikir apakah laki-laki di sekitar Ningning sedang menyia-nyiakan kesempatannya? Bahkan dengan obrolan mereka yang tidak cukup lama itu membuat Renjun tahu kalau Ningning adalah orang yang menyenangkan. Mungkin setelah ini dia akan berpikir kembali tentang mengenalkan Ningning kepada salah satu temannya.

"Kak, udah jadi nih ramennya." Ningning terlihat membawa se-mangkok ramen ke arah meja makan. Setelah menaruhnya di meja, Ningning kembali lagi untuk membawa mangkok miliknya yang masih berada di dapur.

Lamunan Renjun terbuyarkan ketika se-mangkok ramen telah tersaji di depannya. Belum lagi aroma dari ramen itu terlihat sangat menggugah selera.

Segera saja dia mengambil sendok dan mulai menyuapkan kuahnya. Begitu mencicipinya, Renjun tidak segan mengutarakan pujiannya kepada Ningning.

"Ini enak banget Yi! Rasanya ngga kalah sama yang biasanya kakak makan di restoran." Serunya sambil menyuapkan kembali kuah ke dalam mulutnya.

Ningning tertawa kecil mendengarnya. "Biasa aja lah kak. Aku juga cuma pake bahan seadanya aja."

"Tapi beneran deh Yi, malahan kuahnya lebih kerasa ini."

"Udah ih jangan muji terus. Mending kakak buruan habisinn!" Ningning mencoba menghentikan Renjun yang terus-terusan memujinya. Sebenarnya Ningning sangat suka dipuji apalagi mengenai masakannya, cuma kalau pujiannya datang dari Renjun, yang ada dia kelihatan sekali salah tingkahnya.

"Oh iya kak, abis ini mau nonton film ngga? Daripada nanti kita ngga ngapa-ngapain, kebetulan juga aku lagi pengen nonton hari ini." Ajak Ningning kepada Renjun.

"Bolehh, kamu aja kalau gitu yang milih. Kakak bisa nonton semua genre kok."

"Okay deh, kita habisin dulu ramennya kalau gitu."

Mereka berdua kemudian memilih menghabiskan ramennya dengan hening. Setelah semuanya habis dan selesai mencuci piring juga, Ningning mulai menyiapkan beberapa minuman dan camilan sebagai pelengkap mereka nonton nanti. Sedangkan Renjun memilih langsung ke ruang TV sambil menunggu Ningning selesai menyiapkannya.

Tidak lama kemudian, Ningning datang dengan beberapa camilan dan soda. Melihat hal itu, Renjun membantu Ningning untuk menatanya di meja.

Until We Meet Again || Renjun × NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang