Special Chapter - Beautiful Night

459 37 16
                                    

Renjun berjalan perlahan memasuki rumahnya yang beberapa bulan ini sudah dia tempati bersama dengan Ningning. Aroma semerbak masakan yang berasal dari dapur rumahnya sudah tercium semenjak Renjun menginjakkan kakinya ke ruang tamu. Dia menebak bahwa istrinya itu sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Sejujurnya, Renjun masih takut istrinya itu marah padanya mengingat dirinya menggagalkan rencana pergi ke dokter kandungan bersama hari ini. Bukan tanpa sengaja Renjun menggagalkannya, dia sendiri pun sudah berusaha bernegosiasi dengan atasannya untuk tidak mengikuti meeting 'mendadak' yang berimbas membuat Ningning marah hari. Namun apa daya ketika atasannya tersebut menolak mentah-mentah permohonannya, otomatis mau tidak mau dia harus menuruti perintah atasannya. Dia sendiri juga sudah membujuk Ningning untuk menunda pemeriksaannya besok agar mereka bisa pergi berdua, nyatanya Ningning malah semakin marah kepadanya sehingga dirinya terpaksa meminta tolong kepada Winter untuk menemani Ningning.

Segera saja Renjun beranjak menuju dapur menemui Ningning sekaligus meminta maaf lagi kepada wanita tersebut.

"Sayang.. " Belum sempat Renjun melanjutkan ucapannya, dia sudah dibuat terkejut oleh banyaknya makanan yang tersaji di meja makan. Tidak biasanya istrinya itu menyiapkan makanan hampir penuh satu meja seperti ini, apalagi mereka hanya tinggal berdua saja.

"Eh suamiku sudah pulang. Sana mandi dulu habis itu kita makan malam ya." Melihat kedatangan Renjun membuat Ningning sumringah malam ini. Dia segera menyuruh Renjun membersihkan diri sebelum mereka makan malam bersama.

Tanpa berkata apapun lagi, Renjun segera menuju kamar dengan pikiran yang penuh tanda tanya. Dia berpikir bahwa Ningning mengundang tamu malam ini, tapi tidak biasanya juga Ningning mengundang seseorang ke rumah mereka tanpa seizinnya. Renjun sendiri masih takut untuk bertanya langsung tadi, dia khawatir pertanyaannya akan membuat mood istrinya memburuk dan berakhir dia didiamkan seperti pagi tadi.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Renjun segera bergegas kembali ke meja makan dan mendapati istrinya itu sudah duduk manis disana sembari memainkan smartphone-nya.

"Sayang, akan ada tamu kah malam ini? Tumbenan banyak makanan." Renjun mengajukan pertanyaan tersebut secara hati-hati.

"Enggak kok, aku emang lagi pengen aja makan ini."

"Kamu tadi nyiapin semua ini sendirian? Bibi kemana?" Tanya Renjun lagi.

"Bibi udah aku suruh pulang sesuai jamnya tadi."

"Yiyi sayang.. Lain kali jangan capek-capek kayak gini. Harusnya tadi kamu minta bantuan bibi juga buat nyiapin semuanya."

"Ngga semuanya aku yang masak suamiku sayang. Beberapa tadi aku beli diluar kok. Jadi kamu tenang aja ya, enggak perlu terlalu khawatir." Ningning mencoba menjelaskan untuk meredakan kekhawatiran Renjun.

"Iya pokoknya besok-besok enggak boleh kayak gini lagi ya? Kasihan kamu sama adek bayinya nanti capek."

"Iya iya. Mending kita makan dulu yuk? Aku udah laper nungguin kamu." Ningning merenggut ketika perutnya kembali merasakan lapar, apalagi suaminya itu masih saja berbicara.

"Eh maaf ya jadi buat istriku ini kelaperan. Ayo makan!"

Tanpa memperdulikan Renjun yang berada di depannya, Ningning memilih menyantap makanan yang sudah tersaji dengan lahapnya. Semenjak kehamilannya, nafsu makan Ningning memang semakin meningkat sehingga Renjun sudah tidak heran lagi melihat istrinya itu makan dengan lahap.

Until We Meet Again || Renjun × NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang