Lelah, itulah kalimat yang selalu melekat di benak pemuda tersebut, namun meski begitu dia selalu berjuang keras untuk meraih apa yang selalu di inginkan nya.
Selalu menyalahkan takdir yang begitu kejam pada nya?
Berjuang untuk menggantikan sang ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalian adalah adik adik ku dan aku adalah kakak sekaligus pengganti orang tua"
↧
↧
↧
『𝐓𝐢𝐫𝐞𝐝』
↧
↧
Fyuu~
Angin malam memang menenangkan, beberapa dari dedaunan tak sengaja jatuh layaknya musim gugur.
Angin malam tersebut juga melintasi jendela yang masih terbuka di malam hari.
Kita melihat Halilintar sepertinya sedang mengerjakan sesuatu tugas, apakah Halilintar selalu di berikan tugas yang menumpuk layaknya gunung? Siapa yang tau? .
Tetapi perkataan adik adiknya masih saja terngiang ngiang di benak nya, Halilintar mulai sedikit merasa bersalah, mengapa dirinya sangat mudah marah?, apakah Halilintar terlalu kejam pada adiknya?. Hey, tetapi itu juga demi kebaikan mereka!.
Hanya saja... Salah di Artikan
"Hahh..." Tak terhitung sudah berapa kali Halilintar menghela nafas berat.
Halilintar pun sejenak menghentikan aksi tulis menulisnya, dan memijit area pangkal hidungnya sejenak.
"Mau bagaimana pun juga mereka adik adik mu hali, mereka hanya salah jalan, dan tugas mu membenarkan jalan tersebut" Halilintar sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri pada dirinya sendiri.
"Sabar... Sabar... "
Halilintar pun menyilangkan kedua tangan nya di atas meja belajarnya dan membaringkan kepalanya di atas tangan nya guna sebagai alas kepala.
"Hali... "
"Hali... "
"A-ayah!?, I-Ibu!? "
"Sini nak... "
Greb
"Hiks... Hiks... "
"Anak ayah kok nangis?, ingat anak laki laki gaboleh nangis"
"Hush, jangan dengarkan apa kata ayah laknat mu ini, dia sesad"
