𝐍𝐈𝐍𝐄

1K 82 7
                                    


Kini sudah tengah malam, Halilintar masih saja terjaga. Kini Halilintar sedang berbaring telentang menatap langit-langit kamar nya, tak banyak dekorasi di kamarnya karena menurutnya tidak penting dan tidak berguna.

Halilintar kini berjalan ke arah meja belajar nya dan membuka laci meja belajar tersebut, Halilintar mengambil selembar kertas.

Kini Halilintar menatap kosong pada kertas tersebut"Gue berasa ngontrak di bumi, terus nanti di usir karna ga bayar usang kos"Ytta

Flashback 3 Tahun lalu

"Hali...kamu yakin ga mau operasi aja?"tanya dokter Dirga yang sedang menangani pasien bak kepala batu

Halilintar menggeleng kepala pelan "Ga usah sok nanti juga sembuhkan?"tanya balik Halilintar

"Huh...ini penyakit paling berbahaya loh, kamu juga udah lama ga kesini kan!?, Hali pikirkan ulang, gimana sama adik adik kamu nanti?"Tanya dokter Dirga sembari memegang kedua pundak Halilintar, mantap manik Ruby yang terlihat menawan.

"Saya ga boleh egois, ntar biayanya kan bisa untuk hidup adik saya?, saya sebagai kakak ga boleh gitu"Terang Halilintar sembari memijit pelan pelipisnya.

Kini Dokter Dirga tidak habis pikir, Masalahnya ITU NYAWA loh! Demi apa? Demi adik adiknya? What!?

"Tapi Hali itu demi keselamatan kamu juga, biar kamu sembuh"Ucap D.r Dirga hampir pasrah.

"Ga mau dok, lagian saya ga suka di sini"

""
Flashback end.

"Gue tau ga ada harapan buat gue, tapi...."

⚡︎

"

Kak...."

Tok.. Tok.. Tok

"Kak... "

Tok... Tok... Tok

Suara suara yang muncul di balik pintu semakin nyaring di telinga Halilintar, dirinya sedang enak enaknya tidur langsung di ganggu saja.

Sementara Gempa yang sedari tadi bosan mengetuk pintu sang kakak pun akhirnya memutuskan untuk membuka nya, karna tau sang kakak pasti tidak akan membuka nya.

Gempa merogoh sakunya dan mengambil kunyit cadangan kamar saudaranya, memang kamar itu privasi tetapi bisa juga di gunakan di saat saat penting seperti ini, Gempa tidak akan membiarkan Halilintar tertidur lebih lama lagi.

Gempa memasuki kamar sang kakak setelah membukanya dengan kunci cadangan yang dirinya miliki, setelah membukanya, Gempa kemabli memasukan kunci tersebut kedalam saku celananya.

Berjalan pelan kearah sang kakak yang tengah tertidur lelap, yang dilapisi selimut tebal.

"Kak... " Gempa berusaha membangunkan sang kakak dengan mengguncang pelan tubuh Halilintar, berharap bahwa Halilintar segera bangun.

Sekian menit berlalu, Halilintar masih tak kunjung bangun, perasaan Gempa mulai khawatir, Gempa menempelkan telapak tangannya ke dahi sang kakak.

Dan benar saja, tubuh sang kakak sangat panas, Gempa melihat keadaan sang kakak, akhirnya dia menyadari bahwa sang kakak sangatlah pucat, memang hari hari biasa Halilintar pucat. Tetapi kali ini sangat pucat seperti cosplay mayat hidup, dengan bibir yang kering, serta Halilintar yang mengeluarkan keringat.

"KAK UPAN!!" teriak Gempa.

➩ Sisi lain

Taufan yang sedang makan pun lantas tersedak.

"Uhuk... Uhuk"Blaze yang melihat Taufan tersedak pun mengambilkan air, setelah mengambilkan air, masih sempat sempat nya otak jahil nya muncul.

"nih... Eits... Nih... Eits" Blaze memberi Taufan air, sebelum Taufan menggapainya, Blaze kembali menarik tangannya kembali, sebelum benar benar memberi sang kakak air.

"Kasih aja, mati nanti" Sinis Solar.

"Uh......Gila lo!" Ketus Taufan, sebelum pergi berlari menuju lantai atas dengan terburu buru, para adik laknat nya yang pun sontak mengikuti Taufan karena kepo. Kecuali Ice, karna mager.

"Apa Gem!!?" Taufan yang masih panik pun menghampiri Gempa.

➯Skip

"Engh....." Halilintar pun membuka matanya, mencoba menyesuaikan cahaya yang mencoba masuk ke retina nya.

"Kak, gimana keadaan lo?, ada yang sakit?, pusing atau semacamnya gitu?"

Eh buset itu ngomong atau kereta api?, laju bener.

Halilintar tidak mempedulikan nya, dan mencoba untuk duduk, Gempa yang mengetahui hal itu pun sontak membantu Halilintar.

Seperti biasa saat duduk, pandangannya tiba tiba saja menjadi gelap. derita darah rendah

"Jam... Jam berapa ini!?" Tanya Halilintar yang masi memegang kepalanya, nyeri serta pandangan nya belum terlihat jelas.

"Jam 9 kenapa emang?, udah gausah sekolah, lo masi kurang enak badan kan?"

"Tapi Gem-"

"Gue bilang engga ya engga"Bulu kuduk Halilintar sontak merinding, bagaimana tidak?, jika Gempa sedang tersenyum dan di belakangnya ada aura hitam pekat, tanda tanda akan menjadi bencana komplek.

"Kenapa lo ga sekolah?"Tanya Halilintar menatap langsung manik Goldy milik Gempa.

"Ya buat jaga elo"tukas Gempa.

"Gue bukan anak kecil, gausah di jaga jaga" Elak Halilintar

"Lo sakit, gausah melawan"

"Gue kakak lo"

"Yaudah sih wir"

Dan mulailah adu cekcok, sebelum adu mekanik, Gempa mendengar ada suara ketukan pintu dari arah luar.

"Bentar"

Gempa pun berjalan meninggalkan Halilintar, dan menuruni tangga, Gempa mendengar suara ketukan itu semangkin keras.

Berjalan...

TBC

Tired Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang