OC 1

1.9K 90 1
                                    

Apa itu soulmate ? 

umm... apa ya? Entahlah. 


Gadis berumur empat tahun ini tidak tahu apa arti dari kata itu. Dia pernah beberapa kali mendengar kata itu tapi dia juga tidak terlalu memperdulikan hal semacam itu karena dia lebih suka bermain dengan mainannya.


Gadis kecil itu tadinya sedang asik sendiri bermain dengan bonekanya di teras rumahnya. Lama kelamaan dia mulai bosan dengan mainannya itu. Saat bosan itulah dia menangkap sesuatu dengan matanya. Di sana di rumah sebelah, Dia melihat anak kecil perempuan kira-kira seumuran dengannya yang juga sedang bermain di teras rumahnya.


Dia sering sekali melihat gadis itu yang bermain sendirian di terasnya. Tapi hingga saat ini dia belum mengenalnya bahkan tau namanya. Seingatnya bundanya pernah mengajaknya pergi ke sana dan dia bertemu dengan gadis itu, tapi saat itu dia tidak berani untuk berkenalan.


Dia yang sudah terbiasa bermain sendiri mulai memperhatikan gadis itu yang berada di rumah sebelah. Rumah mereka tidak memiliki pagar dan hanya ada tembok pembatas yang memisahkan halaman rumah. Itu pun tidak terlalu tinggi jadi dia bisa melihat gadis di rumah sebelah itu. Terkadang dia melihatnya sedang bermain di teras, berlarian kesana kemari, atau pergi entah ke mana dengan orang tuanya.


Semakin hari semakin dilihat, dia semakin penasaran dengan gadis itu. Sudah lama dia terpikir untuk pergi ke sana hanya untuk sekedar berkenalan. Tapi dia juga sedikit malu. Jika dia tidak bergerak rasa penasaran nya tidak akan terjawab. Lagipula tidak ada salahnya juga mendapat teman baru walau sebenarnya dia sudah punya dua orang kakak yang menyebalkan.


Dia masuk ke dalam menuju dapur. Di sana dia melihat bundanya lalu menghampirinya.

"Bunda" panggil gadis itu sambil menarik baju bundanya.


"Iya Oniel?"


"aku mau keluar sebentar ya"


"eh? mau ngapain keluar ?" tanya bundanya sedikit khawatir.


"aku mau ke rumah sebelah doang bun. Aku gak bakal pergi jauh-jauh, ya?" bujuk Oniel.


"tapi hati-hati"


"iya"


Oniel langsung pergi keluar setelahnya. Dia berjalan ke depan rumahnya bersembunyi di tembok pembatas. Dia mengintip dari sana dan dia masih bisa melihat gadis itu. Tapi tiba-tiba dia menjadi sangat gugup.


Dia memiliki rencana lain. Mulai berjalan lewat depan rumah gadis itu untuk mencari perhatiannya tapi ternyata gagal. Kembali berjalan dari sana menuju rumahnya lalu kembali bersembunyi di balik tembok, tapi tetap saja gadis itu masih sibuk dengan mainannya.


Dirasa sudah cukup kesal, dia memberanikan dirinya untuk langsung mendatangi gadis itu. Oniel menarik napasnya dalam-dalam untuk bersiap-siap. Tapi baru saja dia mulai melangkah, kakinya menginjak batu yang membuatnya--


"ADUH!!"


Oniel terjatuh dan lututnya langsung menghantam tanah. Dia terduduk disana sambil kesakitan memegang lututnya.


"eh, kamu gapapa?"


Oniel menatap ke atas dan dia melihatnya, akhirnya dia bisa melihatnya sedekat ini. Dia bisa melihat dengan jelas gadis tetangga itu dengan boneka unicorn di tangannya. 


"kenapa kamu jadi bengong?"


"a-ah, uh, ni, aku tidak apa hehe" ucapnya menjadi gugup.


"sini aku bantu berdiri"


Dia berdiri sambil meringis kesakitan dengan bantuan gadis tadi.


"apa itu sakit?" tanya gadis itu sedikit khawatir.


"a-ah tidak, ini tidak sakit hehe" jawab Oniel. Padahal kakinya mah masih sakit.


"ah bagus lah. oh iya, kamu tinggal dimana? aku baru melihat mu" tanya gadis itu.


"ehh?? bagaimana bisa kamu tidak mengenal ku?"


"mana ku tau, aku tidak mau berkenalan dengan orang jahat"


"apa wajah ku ini terlihat seperti orang jahat?"


"umm, mirip lah seperti yang ada di TV"


"Aish, baiklah kita kenalan saja" Oniel mengulurkan tangannya. "aku Oniel. Aku tinggal di sebelah rumahmu"


"Wah aku baru tau. aku Indah" Ialu membalas jabatan tangannya tersenyum dengan pipi tembem nya.


"Indah!"


Mereka berdua menoleh ke sumber suara dari pintu rumah yang mana itu adalah mamanya Indah. Fany berjalan mendekati mereka berdua.


"oh rupanya kamu punya teman baru dan apa kamu anak bungsu dari keluarga Cornelia?"


"hehe iya" jawab Oniel cengengesan.


"apa mama mu tau kalau kamu ada disini?"


"iya, semua siap terkendali!"


Mama Fany tertawa geli "haha baiklah. omong-omong mama baru selesai membuat donat, siapa yang mau?"


"aku!" "aku!" ucap mereka berdua antusias.


"ayo kita masuk ke dalam!"


"yeay!"  "yeay!"


Mereka bertiga masuk ke dalam dengan Fany yang berjalan di depan disusul oleh kedua anak kecil yang baru saja berkenalan.


Walau baru beberapa menit lalu mereka saling mengenal, mereka sudah menjadi cukup dekat dan telah membentuk sebuah ikatan pertemanan hanya dalam sekejap.

A best friend but more.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang