"Haish, ke mana perginya itu orang"
Saat ini Oniel sedang berada di taman dekat sekolahnya duduk di salah satu kursi disana. Dia sedang menunggu Indah yang entah dimana sekarang dan sedari tadi Oniel tak henti-henti menggerutu.
Jarak antara rumah dan sekolah mereka tidak terlalu jauh jadi mereka masih berangkat dan pulang dengan berjalan kaki. Bahkan hingga tahun terakhir mereka di SMP, mereka masih selalu bersama. Mungkin di beberapa kesempatan mereka tidak bersama karena ada hal lain dari salah satu diantara mereka, tapi selebihnya mereka pasti selalu bersama.
Sama seperti hari biasanya, hari ini mereka akan pulang bersama. Tapi hari ini Indah mengatakan ada urusan sebentar dan meminta Oniel untuk menunggu di taman saja. Katanya begitu tapi hingga saat ini batang hidungnya belum kelihatan juga.
Sudah hampir setengah jam dia menunggu. Sedari tadi dia duduk sambil menendang-nendang pasir. Dia sudah merasa bosan, ditambah dengan cuaca yang panas, ke mana itu orang pergi?
Tak berapa lama setelah itu, matanya menangkap sosok yang familiar di kejauhan. Dia kemudian berdiri bangkit dari duduknya menyilangkan kedua tangannya.
"Kemana saja kamu ini hah? bisa saja aku mateng disini"
Oniel tadinya ingin marah kepadanya, tapi ekspresi nya langsung berubah ketika orang itu, Indah semakin mendekat ke arah dirinya. Dia bisa melihat Indah yang tidak seperti biasanya.
Dia semakin yakin ketika Indah sudah di berdiri di depannya. Dia hanya menunduk tanpa mengatakan apapun. Oniel memegang kedua pundak Indah lalu sedikit menunduk untuk menatapnya. Dia terlihat seperti ingin menangis.
"Kamu kenapa?" tanya Oniel khawatir.
"Oniel, W-Wilson..." Ucap Indah lirih. Dia mulai meneteskan air matanya.
"Hei, mengapa kamu menangis? apa yang Wilson lakukan padamu?"
"d-dia, tadi dia minta putus padaku"
"Apa!?"
Tangis Indah yang dia tahan sedari tadi langsung pecah saat itu juga, dia tak bisa menahannya lagi. Dia menangis sejadi-jadinya, hatinya hancur saat ini. Oniel yang baru mengetahui berita ini tentu saja terkejut karena yang dia tahu hubungan mereka selalu baik. Dia tentu saja juga mengerti apa yang dirasakan sahabatnya ini.
Oniel menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Indah semakin mengeratkan pelukannya dan tangisnya semakin jadi di dalam pelukan Oniel. Oniel mengelus lembut punggung Indah membiarkannya mengeluarkan semua yang dia rasakan saat ini tak memperdulikan seragamnya yang semakin basah karena air matanya. Setiap suara tangisan dari Indah yang masuk ke telinganya, hatinya semakin terluka.
Oniel masih mengelus lembut punggung Indah. Semakin lama tangisnya mulai mereda, kini dia lebih tenang. Dia merasakan Ketenangan dan kenyamanan yang diberikan oleh Oniel.
Sedari dulu bahkan sejak kecil Indah pasti akan lari kepada Oniel jika dia sedang merasa tidak baik. Jika ada suatu masalah yang terus mengganjal hati dan pikirannya, Oniel pasti pilihan pertama yang dia pilih. Karena hanya padanya lah Indah bisa mengekspresikan dirinya sebebas yang dia mau, bahkan menangis di dalam pelukannya seperti saat ini. Oniel bisa memberi ketenangan yang dia butuhkan. Dia merasa aman. Dan tentu saja Oniel akan membuka kedua tangannya untuk Indah. Mereka sudah terbiasa untuk saling merasakan perasaan satu sama lain. Itulah gunanya mereka ada, sahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
A best friend but more.
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terima kasih. Tolong bijak dalam membaca.