*cklekk*
Sebuah pintu tanpa aba-aba langsung terbuka memperlihatkan seseorang yang masuk ke dalam. Suara itu lantas membuat Indah yang sedang duduk di depan meja belajarnya tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah pintu.
"Oniel! berapa kali harus ku bilang kalau ketuk dulu baru masuk hah!?"
"hehehe maaf" jawab Oniel
Oniel menutup pintu lalu dia berjalan menuju ranjang di kamar itu langsung melemparkan tubuhnya ke sana. Dia merebahkan tubuhnya dengan posisi telentang menghadap atap. Indah bisa melihat Oniel yang mengusap mukanya kasar sebelum akhirnya dia menutup matanya dengan lengan kanannya. Dia terlihat lesu dan tidak bersemangat, sepertinya ada sesuatu.
"hey, ada apa dengan muka mu itu huh?"
Oniel melirik sedikit ke arah Indah yang ada di meja belajar di sebelah ranjang. "Kenapa? apa kamu mulai tertarik dengan muka ku ini?"
"Haha, mana ada yang mau dengan muka mu itu" canda Indah.
Oniel tertawa kecil. "apakah itu terlalu jelas?"
"ya begitulah, muka mu itu sudah terlihat jelek tapi sekarang lebih jelek dari biasanya"
Oniel kembali tertawa, namun setelah itu ekspresi nya kembali berubah seperti awal. Sebenarnya bukan saat ini, tapi sejak masih di sekolah tadi Indah sudah menyadari sesuatu dari Oniel.
Saat di kantin, seperti biasa Indah melihat Oniel yang bermain seperti biasa dengan teman sekelasnya karena kelas mereka berbeda. Jika ditanya tentang siapa yang paling tahu Oniel, tentu Indah adalah orangnya. Indah sudah hafal dengan semua. Tentang gadis berambut pendek itu. Bahkan dia juga bisa langsung menyadari jika Oniel seperti tak baik-baik saja. Seperti ada sebuah tekanan yang sedang dia rasakan tetapi dia sembunyikan dari temannya seolah tak terjadi apapun. Indah bisa menyadari itu bahkan dari kejauhan. Dan sekarang benarkan kalau ada sesuatu.
Sampai saat ini Indah tidak tahu apa masalahnya. Dia ingin bertanya saat pulang tadi tapi dia memilih untuk diam dan menunggu saja. Mungkin Oniel belum siap dan masih butuh waktu..
Indah bangkit dari kursinya menuju ranjang. Dia duduk di pinggiran ranjang lalu menidurkan dirinya di sebelah Oniel. Hening, mereka berdua hanya menatap atap tanpa berbicara apa-apa.
~~~
"Indah"
"hm"
"aku putus sama Gita"
"apa!?" Indah langsung terbangun terkejut mendengar perkataanya. "kamu serius!?"
"haish, bisakah kamu berhenti berteriak? sudah tau suara mu itu" ucap Oniel sambil mengusap telinganya.
"Jadi kamu sedari tadi seperti ini karena itu? Tapi kenapa kalian bisa putus?" Tanya Indah.
Oniel menghembuskan napasnya kasar. "Entahlah, tadi pagi sebelum bel masuk dia datang ke kelas ku bilang kalau ingin putus. Kamu tau sendiri kan kalau hubungan kita memang lagi tidak baik belakangan ini. Dan yeah, ternyata tidak bisa dipertahankan"

KAMU SEDANG MEMBACA
A best friend but more.
عاطفيةHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terima kasih. Tolong bijak dalam membaca.