Indah sudah rapi memakai seragam sekolahnya dengan rambut yang dikepang dan juga tas di punggungnya. Dia sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah, lebih tepatnya teras rumah tetangganya. Saat ini dia sedang menunggu seseorang dari dalam untuk berangkat ke sekolah bersama, seseorang yang selalu membuatnya menunggu.
Setiap hari gadis berpipi tembam itu selalu menunggunya setiap pagi. Orang itu selalu memintanya untuk menunggu dirinya jika terlambat seperti ini dan entah mengapa hati Indah selalu mengikuti perkataannya. Lagipula mamanya juga tidak memperbolehkan jika dia pergi sendirian, minimal harus bersama orang yang sedang ditunggunya ini.
Dia sama sekali tidak kesal jika harus pergi ke sekolah dengannya, tapi tak bisakah orang itu belajar untuk sedikit lebih tepat waktu?
Indah menyandarkan tubuhnya ke belakang mengayunkan kedua kakinya. Tak berapa lama setelah itu dia akhirnya mendengar suara pintu yang terbuka memperlihatkan orang itu, Oniel si tukang telat.
"Nil! sudah berapa kali ku bilang jangan telat" ucap Indah kesal.
"Hehe maaf"
Oniel duduk di depan pintu memakai kamus kaki dan juga sepatunya. Setelah semuanya rapi, dia kembali berdiri lalu menutup pintu. Yang terjadi selanjutnya, Indah terkejut saat Oniel langsung berlari meninggalkannya begitu saja.
"Oniel! tunggu aku!" Indah turun dari kursi ikut berlari.
Oniel berhenti dari larinya lalu membalikkan tubuhnya ke belakang. "Lihat siapa yang lambat sekarang, ayo kejar aku" Oniel kembali berbalik lalu berlari.
Pagi-pagi seperti ini jiwa dan raga Indah sudah dibuat panas olehnya. Oniel bisa saja tertawa dengan lepas saat ini, tapi dia juga harus siap kalau dia pasti akan habis oleh Indah di sekolah nanti.
~~~
'kring, kring, kring'
Bel terakhir berbunyi menandakan kegiatan belajar di sekolah telah usai. Anak-anak berhamburan ke luar kelas sesaat setelah guru mempersilahkan pulang. Mereka melakukan aktivitas yang telah mereka rencanakan setelah terbebas dari jam sekolah. Beberapa ada yang lanjut bermain di dalam atau di luar sekolah, ada yang membeli jajanan di depan sekolah, ada juga yang langsung dijemput pulang oleh orang tuanya.
Tak jauh berbeda dengan Indah, dia langsung keluar sekolah untuk pulang setelah kegiatan telah usai. Sama seperti pagi hari, dia juga pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki.
"Indah! hey Indah!"
Indah menoleh ke arah belakang saat mendengar namanya. Dari suara itu dan bagaimana cara memanggilnya dia sudah tahu siapa itu.
"Apa kamu mau meninggalkanku?" ucap Oniel.
"Memang iya, salah sendiri tadi aku cari kamu tidak ada" ucap Indah lalu meninggalkan Oniel lagi.
"Ehh!?" Oniel menyusul Indah setelahnya.
Kedua gadis kelas dua sekolah dasar itu berjalan melewati deretan rumah-rumah yang sudah lebih dari satu tahun mereka lewati. Sejak mereka masuk sekolah dasar, mereka berdua selalu bersama berjalan setiap pagi dan siang saat pulang sekolah. Tidak berhenti di situ, mereka berdua akan bertemu lagi di sore hari untuk bermain bersama, entah di salah satu rumah mereka ataupun di sekitar komplek perumahan.
"Indah, ikut aku yuk, aku mau tunjukan sesuatu"
"Kemana? enggak ah" tolak Indah.
"Ayo lah sebentar saja" bujuk Oniel.
"Gak mau Nil, kamu pasti mau aneh-aneh lagi kan? Lagian mama pasti nyariin aku kalau telat pulang"
"Beneran, kali ini gak bakal aneh. Mamamu pasti sudah tau kalau kamu pasti bersamaku"
"Aish ya sudah, tapi kalau kamu cari masalah lagi aku langsung lari meninggalkan mu" ucap Indah yang membuat Oniel tertawa kecil.
Oniel mengajak Indah pergi ke jalan yang berbeda dari arah pulangnya. Mereka berjalan bersebelahan dengan Oniel yang terlihat seperti berusaha mengingat tempat yang dia maksud, sementara Indah di sebelah hanya mengikuti ke mana Oniel akan membawanya sambil memikirkan hal apa lagi yang akan orang ini lakukan.
"Oniel, kita sebenarnya mau ke mana sih? ini kan sudah jauh"
"sebentar lagi kita sampai"
Oniel masih melihat sekitar berusaha mengingat jalan. Tiba-tiba Oniel memberhentikan langkahnya yang membuat Indah juga berhenti.
"Itu dia tempatnya" Oniel langsung berlari meninggalkan Indah di belakang.
"Tunggu!"
Indah berlari menyusul Oniel lalu kembali berhenti tak jauh dari Oniel berdiri. Dia bisa melihat Oniel yang berdiri di bawah pohon yang tinggi dan juga besar, di bawahnya juga ada kursi panjang untuk duduk. Indah masih bingung apa maksud dari ini.
"Jadi kita jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat pohon?" ucap Indah.
"Bukan cuma itu, ayo ke sini" ucap Oniel duduk di kursi membelakangi dirinya.
Dengan malas Indah berjalan mendekati Oniel. Dia berdiri di dekat Oniel melihat sesuatu yang sedari tadi Oniel lihat. Indah langsung terpukau dengan apa yang dia lihat. Dia tidak pernah tahu ada tempat seperti ini.
Tempat ini adalah tebing yang tidak terlalu tinggi namun sudah cukup jelas untuk melihat atap-atap rumah yang ada di bawahnya yang memberikan pemandangan yang cukup indah. Ditambah, ini langsung mengarah ke arah matahari yang nantinya akan tenggelam. Sepertinya ini tempat yang cocok untuk melihat sunset.
"Uwah, dari mana kamu tau tempat ini?" ucap Indah ikut duduk di sebelah Oniel.
"Kemarin aku naik sepeda dan gak sengaja ketemu tempat ini. Ini bisa jadi tempat main baru kita"
"Tapi tempat ini jauh banget dari rumah kita, capek tau kalo ke sini"
"Kita kan bisa naik sepeda. Lagian ini tempatnya enak kan buat main" ucap Oniel.
"Iya sih" Indah mengangguk setelahnya. "tapi sekarang pulang dulu yuk, aku sudah lapar nih"
"Haha, siapa yang suru tadi mengikutiku ke sini"
"Heh!? kamu ini"
"AW!!" Indah menjitak kepala Oniel yang membuatnya kesakitan.
"sakit tau"
"bodo!" Indah langsung bangun dari duduknya meninggalkan Oniel.
"Indah tunggu!" ucap Oniel lalu menyusulnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A best friend but more.
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terima kasih. Tolong bijak dalam membaca.