● Bab 4 - Meteor

9 2 0
                                    

Sementara itu …

Zarch berlarian di pesisir pantai Batu Zamrud sambil memanggil-manggil Aro. Ia harus segera menemukan Aro sebelum meteor itu menghantam Itya dengan ganas.

“Aro! Aro! Kamu ada di mana? Muncullah! Aku lelah terus berteriak seperti ini!” teriak Zarch. Tiba-tiba dari belakang Zarch, sebuah tangan menutup mulutnya. Spantan, Zarch meneytrum tangan itu dengan senjata yang ia bawa.

“Argh! Zarch! Ini aku, Aro,” teriak Aro.

“Eh, maaf, maaf. Loh, Aro?” Zarch terkejut.

“Kau ini dengar atau tidak, hah?” tanya Aro sedikit geram. Kemudian, Zarch melepaskan earphone dari telinga.

“Tidak. Aku kira kau akan muncul di depanku,” ucap Zarch.

“Pelan, tapi pasti menyakitkan. Aro menjitak kepala Zarch. Zarch mendesis kesakitan sambil menggosok-gosok kepalanya. 

“Ada apa kau mencariku?” tanya Aro.

“Kawan, lihatlah ke atas.” Zatch merangkul Aro sambil menunjuk langit.

“Kau lihat, kan? Benda tiu akan segera mengirimmu ke alam kedamaian yang sebenarnya,” imbuh Zarch.

“Euuu … Zarch,” panggil Aro.

“Ya?” jawab Zarch tanpa melihat Aro. Wajahnya tetap menatap langit.

“Sejujurnya, aku tak bisa melihat apa-apa,” ujar Aro.

“Ha> Kau buta? Kau habis jatuh dari tebing?” Zarch tetap menatap langit.

“Kurasa bukan buta, tapi tanganmu menutupi hampir seluruh wajahku,” ujar Aro. Sontak, Zarch melihat Aro dan melepas rangkulannya.

“Maaf, maaf. Aku tidak bermaksud begitu.” Zarch terkikih dengan kelakukannya sendiri.

“Oh, ya, kau pasti menunjuk cahaya itu, kan?” tanya Aro. Zarch mengangguk.

“Aku sudah tahu tentang itu, tapi … perasaanku tak yakin jika cahaya itu benar-benar meteor,” ucap Aro. “Aku merasa ada yang aneh,” imbuhnya.

“Kamu benar. Kau juga merasa begitu. Sedari kemarin, banyak sekali negara lain yang ingin membantu untuk menghalang meteor itu, banyak panggilan masuk. Sayang sekali, komandan menolak semuanya,” jelas salah satu tim relawan Kullipa itu. “Ikut aku!” ajak Aro.

Ia mengajak Zarch masuk ke hutan. Aro berlari dengan cepat. Kakinya sudah terbiasa dengan batu serta tanah yang ada di sana. sedangkan Zarch, ia masih kesusahan melewati jalanan di sekitar hutan. Karena ia belum terbiasa dengan jalan yang terjal.

Mereka semakin masuk ke hutan, dan semakin gelap. Entahlah ke mana Aro mengajak Zarch. Setelah cukup jauh, Aro berhenti dan mulai mencari sesuatu.

“Kamu cari apa?” tanya Zarch bingung.

“Benda aneh,” jawab Aro singkat.

Zarch hanya menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Lama mencari, akhirnya Aro menemukan aa yang ia cari.

“Hei, Zarch! Kemarilah!” panggil Aro. Kemudian, Zarch menghampiri Aro yang tak jauh darinya.

“Lihatlah. Benda ini tertanam di bawah tanah dan hampir berukuran setengah desa. Dan, aku tidak tahu seberapa dalam benda ini,” ujar Aro.

Zarch terbelalak melihat benda yang seluas dan sebesar itu. benda tersebut berwarna abu-abu. Terdapat tiga kabel merah yang melintas di tengah-tengahnya. Saking panjangnya kabel itu, tak diketahui di mana itu akan berujung. Yang pasti, kabel merah itu mengitari benda abu-abu tersebut.

About Tora: Unlocking Your Inner StrengthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang