🍎 Savior 🍊

370 38 14
                                    

⟵(๑¯◡¯๑)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⟵(๑¯◡¯๑)

Pulau Sixis, East Blue

STAB!

Burung raksasa itu jatuh ke tanah setelah sebuah panah menancap di lehernya.

"Sepertinya cukup untuk tiga hari ke depan," gumam Luffy pelan, lalu menyeret burung itu menuju pondok pribadinya.

Ini sudah hampir memasuki musim gugur, tentunya hanya di pulau itu. Dia perlu mengumpulkan lebih banyak makanan sebelum musim dingin tiba.

Satu jam perjalanan menuju pondoknya.

Sesampainya di sana, Luffy terdiam sejenak saat melihat ada helikopter lain terparkir di halaman depannya.

Ada orang yang datang. Tapi siapa? Pulau ini adalah pulau terpencil dimana tidak ada orang yang tertarik untuk tinggal di sana, bahkan hanya untuk sekedar singgah. Hanya orang bodoh yang mau tinggal di pulau itu. Namanya Monkey D Luffy. Menyendiri pula.

"Kau terlihat tampan, Luffy-san. Habis bercukur?"

Luffy menoleh ke asal suara itu. Ternyata Vivi. Dia lega karena yang datang bukanlah seorang mafia yang pernah menjadi musuhnya. Dia sedang tidak mood untuk bertarung sekarang.

"Ya!" jawab Luffy seraya membersihkan hasil buruannya.

Dia tahu itu hanya sekedar basa-basi, karena Luffy tidak pernah memiliki bulu yang tumbuh di sekujur tubuhnya. Aneh memang. Tapi Nami pernah bilang kalau tipenya adalah laki-laki yang tidak memiliki bulu. Keberuntungan bagi Luffy yang tumbuh tanpa bulu. Tidak tahu saat dia tua nanti.

Vivi memperhatikan sekeliling pondok itu. Tampak begitu rapi. Memang cukup aneh bagi seorang Luffy yang petakilan tiba-tiba bisa jadi serapi ini.

"Kau memelihara ayam?" Vivi melihat seekor ayam jago yang berkeliaran di halaman.

"Walaupun aku memilih untuk tinggal sendirian, aku tetap butuh teman," jawab Luffy. "Aku merasa harus memeliharanya setelah kehilangan Alberich Cynfael Alfonso."

"Siapa itu?"

"Ayam pertamaku. Dia sudah meninggal sekitar 5 tahun yang lalu."

"Nama yang keren. Lalu yang ini siapa?" Vivi menunjuk ayam jago tadi.

"Johnson!"

"Singkat."

"Agar lebih mudah memanggilnya."

Vivi mengangguk-angguk. "Kau benar-benar seperti manusia purba sekarang."

"Itu bagus. Rasanya seperti menyatu dengan alam. Tidak ada televisi, game, komputer, ponsel dan mafia. Hanya ada pepohonan dan sungai sejauh mata memandang," jawab Luffy santai.

"Tapi kau sudah menjalani hidup seperti ini selama empat tahun. Kau tidak bosan?" Vivi melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lebih membosankan hidup
di mansion mewahku tanpa Nami," jawab Luffy dingin, lalu memilah-milah daging hasil buruannya tadi.

Breakeven (Sequel 10.000.000.000 Berries) [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang