10

1.7K 130 6
                                    

Jeno udah lelah, tuhan itu baik. Pas banget ternyata dia udah sampai tepat di depan supermarket yang sempat ia bilang itu.

Dengan nafas yang ngos-ngosan ia langsung memasuki supermarket itu, tanpa henti sedetikpun ia terus menelpon keempat temannya itu tapi tak ada jawaban.

Karena ia tak mau diusir akhirnya mau tak mau Jeno membeli kopi dingin untuknya, walau cuaca malam sudah dingin tapi karena Jeno habis lari-larian jadinya haus dan membutuhkan yang segar-segar kan..?

Pria itu memasuki supermarket dengan santai dan tentunya Jeno langsung ngeh mendadak suasana jadi tegang begini, Jeno padahal lumayan jago buat mukul Mark tapi kenapa pas sama orang asing yang jelas-jelas badannya aja lebih besaran badan Mark, ia jadi ciut begini?

Pria itu membeli minuman soda dan duduk tak terlalu dekat dan jauh dari Jeno, pria ini merasa bahwa sosok seseorang asing itu sedang memperhatikan dirinya.

Bahkan Saat Jeno berdiri untuk membeli chiki-chikian pria itu langsung berdiri dan kembali duduk saat Jeno duduk di bangkunya yang tadi.

Pria itu kenapa mengincar sekali diri Jeno? Emangnya ada apa dengan Jeno? Apa karena Jeno tampan? Putih? Tinggi? Berotot? Hah~ entahlah.

Sekarang sudah menunjukan pukul 6:55 yang dimana kelas Jeno akan mulai 10 menit lagi, Jeno ingin sekali memukul pria itu tapi entahlah ia malah takut karena tatapan pria ini semakin tajam.

Pria itu memakai jaket hitam, topi hitam serta masker hitam, tapi matanya memancarkan aura-aura jahat kalau kata Jeno.

Tak lama dari itu mata Jeno tertuju saat bell pintu supermarket berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk dan keluar, dan itu adalah rival Jeno.

Huft~ Jeno tak pikir panjang langsung berdiri dan berlari kecil menghampiri Mark yang sedang mengambil troli dengan tatapan datar, benar saja sosok pria asing itu langsung berdiri dan berjalan mengikuti Jeno.

Jeno langsung merangkul lengan Mark saat pria itu sendiri sedang fokus memilih snack untuk di stok, Mark dengan kaget menatap seseorang yang dengan entengnya merangkul lengannya.

Tapi ia urungkan niatnya saat tahu bahwa orang itu adalah Jeno, rivalnya sendiri.

Mark menatap Jeno dengan mengangkat kedua alisnya meminta sebuah penjelasan, dengan cepat Jeno memutarkan badan dirinya dan Mark untuk membelakangi pria yang sedang berdiri tak jauh dari posisi mereka.

Jeno nyengir, "Lu liat orang yang tadi kan? Yang pakai baju serba hitam"

Mark ingin menoleh mencari tahu seseorang yang dimaksud sama Jeno, tapi dengan cepat rivalnya langsung menahan agar kepala Mark tidak menengok kebelakang.

"Plis, tolongin gua Mark.. dari tadi tuh orang ngikutin gua mulu, entah kenapa gua takut banget, bajingan!" maki Jeno kepada diri sendiri, entah apa yang ia pikirkan jadi semenakutkan itu.

Mark mengangguk ia dapat merasakan bahwa tatapan Jeno sedang tidak berbohong dan ia makin percaya saat kaos yang ia pakai di remas kencang oleh Jeno sambil menunduk.

"So cute.."

Jeno mendongak, mereka─ Jeno dan Mark menatap mata satu sama lain. "Hari ini gua ada kelas, 8 menit lagi masuk" lanjut Jeno.

Mark mengangguk lalu tanpa berbicara ia langsung memasukan beberapa snack untuk dirinya stok, dan langsung berjalan menuju kasir diikuti dengan Jeno dan─ Pria itu.

Selesai pembayaran Mark menggandeng tangan Jeno, awalnya langsung di tepis tapi ia mikir kalau Jeno melawan takutnya Mark berubah pikiran untuk membantunya, akhirnya dirinya pasrah sampai berdiri disamping mobil.

"Mark bawa mobil?"

Mark memasukan belanjaannya ke bagasi dan ia berjalan mendekati Jeno yang sedang menatapnya bingung, membukakan pintu mobil untuk Jeno dan lagi-lagi tanpa perlawanan Jeno itu langsung masuk.

Mark memutari kedepan mobil dan memasuki bangku pengemudi tanpa basa-basi ia langsung menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan lumayan, karena ia tahu bahwa sebentar lagi kelas Jeno akan masuk.

Jujur, masih banyak yang ingin Mark bicarakan kepada Jeno, tapi ia mengurungkan niatnya karena waktunya sedang tidak tepat.

─────────────────────

Double up.

Brengsek | MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang