"Udah lama nunggu nya? Maaf ya lama, tadi Novan nanya - nanya dulu. Sama bantuin beresin baranhnya si kembar, hari ini mau pulang mereka" Kata Ein sambil menutup pintu mobil hitam yang menjemputnya di super market dekat rumahnya
"Iya nggak papa, lagian baru sebentar kok aku nunggu nya. Jemy sama Calv ya, bukanya dua minggu kenapa bentar doang jadinya?" jawab laki laki yang menjemput nya
"Mama nya pulang, nggak jadi pergi lama. kamu udah makan belum? Mau makan dulu apa?" Tanya Ein pada pemuda yang lebih muda darinya
"Kamu gimana? Udah makan?" tanya sang pemuda balik
"Aku udah sih, tapi kalau kamu belum, makan dulu aja" Kata Ein
"Boleh deh, it's okay kan kalau makan dulu?" tanya pemuda itu.
"Iya, apa sekalian kita disana aja, nggak muter dulu" usul Ein
"Boleh" jawab si pemuda
Akhirnya sampai di sebuah cafe yang agak jauh dari tempat pertemuan mereka. Lalu mereka berdua memesan, walaupun Ein hanya pesan minum dan kue
"Kemaren tiba - tiba Novan chat aku, nanya kita deket nggak" kata pemuda itu setelah mendapat tempat duduk
"Lho jadi chat kamu? Kemaren udah aku bilang jangan tanya - tanya padahal" kaget Ein
"Emang kenapa sih?" tanya pemuda itu
"Kemaren Novan sama Abang lihat foto kamu di handphone aku, ya aku bingung lah jawab gimana" jelas Ein
"Wahh, kamu nyimpenin foto aku ya??" goda pemuda itu
"Ck, jangan mulai deh" kesal Ein
"Iya, iya. Lagian kok bisa sih Novan?" tanya pemuda itu
"Mana aku tahu, tapi Novan emang sering buka handphone aku, tapi aku juga nggak ngira bakal nemu foto kamu. Tapi, kamu jawab apa?" tanya Ein
"Aku bilang, ya deket kaya yang kelihatan aja, terus aku alihin buat main game, lupa dia terusan" Jawab si pemuda
Niat awal mereka adalah ingin menghabiskan sore hari berdua walaupun hanya naik mobil mengelilingi kota. Tapi, sepertinya dibatalkan dan mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama di cafe ini.
Obrolan terus berlanjut membahas diri mereka masing - masing, orang tua mereka, Novan yang aneh dan gampang dialihin, Bang Jeff, saudara yang lain, temen nongkrong, semua dibahas sama mereka. Sampai, dering panggilan dari handphone Ein menghentikan obrolan mereka
"Siapa?" tanya si pemuda
"Liyo" gumam Ein yang masih bisa didengar si pemuda
'halo, kenapa Yo?'
'kamu dimana, babe?'
'lagi di luar ini aku'
'ya di luarnya itu dimana? Yang spesifik dong'
'lagi di Cafe Mawar, aku'
'jauh banget, sama siapa kesana? Ini kamu keluar sama juga siapa?'
'sama temen, Yo'
'siapa sih? Kan punya nama'
'halo, apa Liyo? Halo? Sinyal nya putus - putus, Yo, haloo?'
Tut
Tut
TutPanggilan dimatikan oleh Ein, padahal sinyal sangat bagus di cafe itu. Ein mematikan panggilan sepihak karena takut katahuan sedang berbohong, Ein memang tidak bisa berbohong pada Liyo, entah
"Jahat banget langsung dimatiin" kata pemuda itu sambil tertawa
"Nggak bisa bohong aku kalau sama dia" kata Ein
"Kita kaya lagi selingkuh ya, harus diem - diem gini, kalau mau ketemuan harus di tempat jauh" canda pemuda itu
"Kok kaya sih, kan emang" ucap Ein
