1.Mambujuk

51 19 1
                                    

Di SMAN Jayawijaya terdapat dua orang siswi cukup terkenal dengan masa persahabatannya yang bisa dikatakan terjalin dengan baik dan warga Sman Jayawijaya tahu jika mereka berdua tak pernah bertengkar maupun adanya masalah besar. 

"Len, kerjain tugas ini. Gamau tau, atau gue ga mau ngomong sama lo seminggu." ucap seorang gadis bernama Aycila. 

Aycila Zeanraneca, kerap biasa dipanggil Cila, gadis yang selalu dituntut untuk memiliki nilai sempurna oleh orang tuanya, hidup ia masih selalu diatur lebih oleh mereka. Aycila juga gadis yang aktif di sekolah, dia seorang ketua OSIS di SMAN Jayawijaya. Gadis bernama Aycila juga sangat dikenal sebagai kutu buku yang selalu mendapatkan penghargaan ataupun juara kelas. 

"Gabisa gitu dong ga enak di gua.Mending gini aja, kalo gua kerjain tugas ini dan hasil nilai nya besar lu harus temenin gua ke club, gimana?" balas seorang gadis bernama Valencia.

Valencia Algeryn, dia seorang member dari geng motor bernama Pixioner, gadis yang selalu berangkat menggunakan motor sport kesayanganya ke sekolah. Valencia mempunyai otak cerdas tetapi jika dibandingkan dengan Aycila?, tentu Aycila yang akan menang, gadis ini juga tak kalah terkenal di kalangan warga Jayawijaya, siapa coba yang ga kenal Valencia si pembuat onar di sekolah(?)

Walaupun kedua gadis itu sangat jauh berbeda dari segi penampilan maupun cara mereka melakukan kegiatan sehari-hari, namun mereka selalu memegang teguh hubungan persahabatan yang mereka miliki itu dengan baik, tidak akan mereka biarkan hubungan tersebut lepas.

"Woi, malah bengong!" Valencia menepuk pelan pipi Aycila. Membuat gadis bernama Aycila itu tersadar sembari mengerjapkan matanya. "Udah tau bakal ga bolehin sama bonyok gue, ngajak mulu ke sana, heran deh." balas Aycila memutar bola mata malas.
 
Valencia menautkan kedua alisnya, "Bonyok lu kan lagi ke luar kota." kata Valencia.

Aycila sengaja seolah-olah tak mendengar ucapan Valencia, ia langsung mengalihkan wajahnya dari Valencia dan lanjut melihat buku tugas yang ada di tangannya. Dirinya takut hal yang tak di inginkan nya terjadi jika ia pergi ke club. 

Valencia berdecak "Ayolah, kali ini aja deh." rengek Valencia yang menggoyangkan tubuh Aycila, berusaha untuk membujuk gadis itu pergi ke club. "Gua janji deh, nanti gua bilang ke nyokap lu setelah kita habis pergi ke club, cukup kali ini aja, Cila." lanjut Valencia. 

"Udah gua bilang berkali-kali kalo gue gak bisa Len! Gua takut bonyok gue ngelakuin hal yang gua gak mau, dan lo juga tau sendiri gimana perlakuan mereka." kata Aycila sedikit meninggikan suara namun pandangannya tak beralih dari buku sedikit pun. 

Valencia menghela nafas berat. "Tapi lu juga mau kan datang ke tempat itu?" tanyanya memperhatikan wajah Aycila menunggu jawaban gadis tersebut.. 

Gadis di depan Valencia menoleh menatap Valencia sedikit lama, tetapi tak lama itu ia kembali menatap buku tugasnya. Membuat Valencia menonjok angin. "Parah, ga jawab pertanyaan gua." Valencia memutar bola kesal, tetap saja Aycila tak mengindahkan ucapannya. 

"Jawabannya, ya. Gue emang pengen banget ke tempat itu, karena gue penasaran. Tapi, bunda gue ga bakal ngizinin buat keluar rumah, apalagi malam-malam, gue bakal dihukum kalo sehari saja ga belajar..." batin Aycila.

Yang kedua kalinya Valencia berdecak. "Lagian punya bonyok gitu amat, sih. Kalo gua jadi lu sih gua dah bundir di tempat." celetuk Valencia. 

"Istighfar,Len." ucap Aycila.

Valencia melotot mendengar ucapan sahabatnya didepan. "Kita kan nonis, Cila." balas Valencia.

Wajah tanpa dosa Aycila menyengir. Tak lama ia juga menampilkan wajag seriusnya kembali. "Tapi,gua juga kalo jadi lo dah bundir di tempat." celetuk Aycila. 

Mechanic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang