Arion lega karena mendengar tutur kata dari sang dokter tentang keadaan Valencia. Gadis tersebut hanya kecapean karena terlalu banyak pikiran dan kurang nya tidur dengan teratur, itulah yang dirinya dengar dari mulut lelaki paruh baya ber jas putih.
Lelaki bernama Arion kini tengah berjalan di lorong rumah sakit. menghampiri ruangan yang ditempati Valencia karena gadis itu sebelumnya belum sadarkan diri.
Sedangkan di ruangan, ada Regan terduduk di dekat brankar yang Valencia tiduri. Ia mengusap pelan lentan Valencia dengan menatap wajah terlelap sang gadis, tak lama kelopak matanya terbuka mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba menerima cahaya ruangan yang terang.
Regan langsung berdiri mendekat. "Len," panggil nya membuat Valencia menoleh menatap jelas Regan sembari tersenyum kecil.
Gadis itu dengan pelan menegakkan badan untuk terduduk, tentu di bantu Regan. Saat sudah terduduk sempurna Valencia memegangi kepala sembari meringis menahan sakit. "Sakit kepala? Mending tiduran balik—"
Valencia menetralkan wajahnya lalu tersenyum menggeleng membuat Regan diam tak melanjutkan ucapannya. "I need hug." kata Valencia.
Tidak ingin bertanya dahulu, Regan menganggukkan kepala nya menyetujui keinginan Valencia. Ia merentangkan kedua tangannya. Dengan cepat Valencia mendekap badan Regan menenggelamkan wajahnya di bagian perut Regan yang dibaluti Hoodie hanyat itu.
"Mereka ga peduli gua, Gan?" pertanyaan yang lebih ke pernyataan itu membuat Regan terus mengelus kepala Valencia.
Bukannya ia tak peduli pada Valenxia karena tidak bertanya, tetapi ia rasa Valencia lebih butuh kehangatan daripada ucapan karena Regan juga tahu gadis itu sedang menangis, walaupun tak terdengar suara nya namun terlihat badannya yang bergetar hebat. Ini adalah kali pertamanya ia melihat Valencia menangis.
Di luar ruangan balik kaca , ada Arion yang tengah menonton kejadian Regan dan Valencia dengan senyuman dan tatapan yang tak bisa diartikan. "Dia mungkin yang jadi kepercayaan dan rumah lu , tapi gua bakal selalu jagain lu dari jauh, Len." gumam nya.
Kembali dengan Valencia, gadis itu melepaskan dekapannya namun tertunduk untuk mengusap pipi nya yang telah basah. Setelah dirasa selesai gadis tersebut mendongak. "Sorry, hoodie lu basah." ucap nya tiba-tiba sembari tersenyum menampilkan deretan gigi.
Regan hanya mengangguk. "Sekarang lu tidur." titah Regan.
Ingin Valencia membantah tetapi notifikasi ponsel Regan terdengar mampu mengalihkannya. Regan melirik handphone nya di sofa, membuat ia harus menghampiri nya.
Dua pesan mengambang di layar lockscreen handphone lelaki itu ia baca.
Ia menoleh pada Valencia, tak ingin berlama-lama disini lelaki itu memasukan ponselnya kedalam kantung dan menghampiri Valencia. "Len, masih pusing?" tanya Regan.
Valencia menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Kenapa?" tanya balik Valencia.
"Kata dokter lu udah boleh pulang." jawab Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mechanic Love
Teen FictionMenceritakan dua gadis yang kehidupan sehari-hari nya begitu berbeda, dimana satu dari dua gadis itu bernama Aycila remaja cantik berambut lurus panjang itu jarang sekali bepergian jauh karena untuk keluar rumah saja sangat susah diberi izin oleh ke...