Di tengah hutan terdapat sebuah rumah yang masih berdiri kokoh tanpa satupun bangunan yang lain.Di rumah itulah terdapat 2 orang yang tinggal sejak lama.
salah satunya kini tengah duduk melamun dalam kamarnya,membayangkan kembali kejadian bebebrapa tahun yang lalu,yang membuatnya harus berpisah dengan anak semata wayangnya.Dia adalah selir aejong ibu dari putri aditya
seperti yang sudah di ketahui banyak orang bahwa selir aejong harus mendapat hukuman karena kejahatannya di masa lalu.dirinya harus rela untuk di asingkan di daerah terpencil di tengah hutan yang tak pernah di singgahi satu orangpun.
Dia hanya tinggal dengan seorang dayang yang selalu menemaninya.padahal aejong meminta untuk dayangnya agar tak ikut dan mengabdi pada orang lain,tapi sayangnya dayang tersebutlebih memilih mengabdikan diri dan setia padanya
"Yang mulia selir jong?" Sapa seorang dayang padanya
"Ada apa dayang eun"jawabnya tanpa memalingkan pandangannya
"Makanan sudah siap yangmulia"
"Oh biarkan saja di situ,saya akan memakannya nanti"
"Tapi yangmulia harus segera makan demi memulihkan kesehatan yangmulia selir jong" ujar dayang mencoba membujuk,ada perasaan khawatir yang ada pada dirinya melihat kondisi selir yang semakin buruk
Pasalnya kesehatan selir aejong memang sedang terganggu.sudah sekitar beberapa bulan yang lalu kesehatan aejong mulai menurun,semakin hari kondisinya semakin lemah karena dirinya memang sudah tak ingin memakan apapun yang di sediakan pelayannya,di fikirannya hanya teringat dengan keadaan putri semata wayangnya yang harus tinggal seorang diri di sebuah istana tanpa dirinya
Aejong sangat paham betul bagimana perlakuan para penghuni istana kepada dirinya dan juga anaknya,apalagi ada beberapa ancaman yang ada di sekitar kehidupan putrinya hingga membuatnya di selimuti rasa takut dan khawair akan keselamatan aditya
"Dayang eun saya sangat merindukan putri aditya" ucap aejong mengadu pada dayngnya
"Saya sangat takut jika terjadi sesuatu pada putriku" lanjutnya dengan air mata yang luruh
"Yang mulia?" Dayang eun bisa merasakan bagaimana tersiksanya selir aejong karena rasa rindu dan takut pada putrinya,dia juga ikut merasakan kesedihan yang di alami majikannya
"Yang mulia tak boleh berfikir seperti itu karena hamba yakin putri aditya akan baik-baik saja di sana lagi pula ada yangmulia raja dan ratu serta para pangeran yang menjaga dan melindunginya saya yakin putri aditya akan selalu baik-baik saja" ujar dayang eun berusaha menenangkan
"Sepertinya tidak dayang eun,apalagi dia anak dari seorang pembunuh saya yakin putri aditya mendapatkan banyak kebencian termasuk dari para pangeran" ucapnya dengan tatapan kosong
"Rasanya sakit sekali melihat selir aejong seperti ini,semoga saja kebenaran akan terungkap"batin dayang eun menitikan airmata
"Eum kalau begitu hamba permisi keluar yangmulia" pamit dayang,ia gk bisa berlama-lama lagi karena dia takut jika aejong melihatnya menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN J & PUTRI D
General Fictiondi sini aku akan menceritakan tentang seorang putri benama dita,yang terlahir dari seorang selir dari kalangan bawah/rendah.menjadikan dirinya selalu di pandang sebelah mata di banding yang lain bukan hanya konflik dan kesalapahaman saja yang akan...