Bab 6

391 8 0
                                    

Happy Reading💞

Rara berdiri di depan ruangan Kenan dengan jantung yang berdebar, takut sekali dirinya. Takut apabila Kenan tidak terima dengan semua perkataan nya, dan akan mengeluarkan dirinya, dari universitas ini. Karna ia sadar ucapannya yang terlalu menghina untuk Dosen nya itu.

Padahal Kenan ialah dosen yang sudah mengajarkan dia. Yang sudah ikhlas memberinya ilmu, tetapi malah ia melontarkan kata kata yang tidak pantas untuk di dengar oleh dosen yang sudah memberi kan ilmu untuk Dirinya.

Rara menghela nafasnya panjang, sebelum ia masuk ke ruangan pak Kenan. Dan ia menguatkan dirinya supaya kuat menghadapi pak Kenan nanti.

Tok Tok Tok

Ceklek.

Bunyi suara pintu mengalihkan Kenan yang sedang memeriksa lembar demi lembar tugas para mahasiswanya.

"Permisi pak."  ucap Rara yang berdiri di ambang pintu dengan takut takut.

" Masuk."

Rara masuk dengan hati yang dag-dig-dug, di karenakan melihat raut wajah Kenan yang datar tanpa berekspresi sama sekali.

Setelah 3 menit lamanya Rara masih berdiri di hadapan Kenan. Sedangkan Kenan setelah menyuruh Rara masuk  kembali fokus pada lembaran tugas para mahasiswanya.

" Ngapain kamu berdiri di situ," Kenan melirik Rara yang berdiri di hadapannya dengan lesu sambil menautkan kedua jarinya.

" Ha. Iya pak." Rara yang terkejut itu, langsung melepaskan tautan kedua jarinya lalu berdiri tegak.

" Saya tanya?, Kamu ngapain berdiri di situ."

" Bapak kan, tidak menyuruh saya untuk duduk." jawab Rara hati hati, dengan nada yang ia sopan kan.

Mendengar jawaban Rara, Kenan hanya bisa menghela nafas panjang.

" Berarti kalau saya, tidak menyuruh  kamu untuk duduk. Kamu masih mau berdiri...?" Tanya Kenan dengan raut wajah sinis.

Rara hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

Kenan menghembuskan nafasnya kasar. Ia Tidak habis pikir dengan kelakuan mahasiswanya yang satu ini.

" Rara. Saya ingin mendengar lagi, ucapan kamu waktu di kantin tadi." Ucap Kenan dingin, dengan menyenderkan punggungnya ke kursi, dan menyilang kan kedua tangannya di dada.

Mendengar pak Kenan yang meminta dirinya untuk mengulang ucapan ucapan jahatnya itu. Rara hanya mampu diam saja dengan menggigit bibir bawahnya ia takut, takut sekali.

Apalagi pak Kenan menatap dirinya, dengan tatapan mengintimidasi.

" Saya ingin mendengar lagi Rara. Kenapa kamu diam saja." Kenan berkata dengan suara yang ia rendahkan.

Dan lagi lagi Rara hanya bisa diam dengan menundukkan kepalanya. Ia benar benar takut sekarang. Itu perkataan yang menghina Dosennya, emang pantas ia ucapkan di depan dosennya langsung.

" Kenapa kamu diam. Ayo jawab." tanya Kenan dengan mata yang terus tertuju kepada Rara.

Melihat Rara hanya berdiam diri tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan kenan dan dengan menundukkan kepalanya. Kenan menghembuskan nafasnya kasar, Ia berdiri dan melangkah menghampiri Rara.

" Kenapa kamu diam saja Rara...? Saya ingin mendengarnya lagi. bahwa kamu tadi sangat menggebu gebu kan menceritakan kejelekan saya di depan teman temanmu. Dan kenapa saya suruh mengulangnya lagi di depan orang yang kamu ceritakan. Kamu malah diam saja..? hem." Tanya Kenan dengan melipat tangannya di dada.

PAK DOSEN✔️ KENAN ABRAHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang