Bab 17

280 5 0
                                    


Happy Reading 💕

Pak Revano kini tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta dan ia langsung menuju keluar untuk mencari pak Udin. Karna sebelumnya ia sudah menghubungi pak Udin untuk menjemputnya.

Pak Udin yang sedang menunggu di luar, melihat sang majikan keluar dari pintu bandara ia langsung menghampirinya.

" Sini pak saya bantu bawa." Ujar pak Udin mengambil alih koper di tangan Revano.

" Makasih pak."

Setelah itu mereka memasuki mobil dan melaju keluar dari bandara menuju kediaman Revano family.

Rara yang sudah di beri tahu oleh mamanya bahwa papanya akan segera datang, dirinya sangat senang. Akhirnya ia akan bertemu dengan papanya, Karna beberapa bulan ini papanya sangat sibuk sampai sampai waktu untuk keluarganya pun tidak ada.

Dan keadaan Rara yang mengalami cedera di punggungnya pak Revano pun sudah mengetahuinya. Karna mama Rania sudah memberi tahu suaminya di saat suaminya memberi tahu bahwa dirinya akan pulang.

Tin tin.

Bunyi klakson mobil yang di tumpangi oleh Revano sudah sampai di depan teras rumah. Setelah itu Revano pun keluar serta membawa tas nya, sedangkan kopernya di bawakan oleh pak Udin.

Mama Rania pun menyambut kedatangan suaminya di depan pintu rumah.

" Akhirnya mas pulang juga." Ujar mama Rania.

" Iya dong." Ucapnya dengan mencium kening istrinya.

Mama Rania pun mengambil alih tas yang di tangan suaminya, lalu berjalan masuk ke dalam rumah dan di ikuti oleh pak Udin di belakangnya.

" Oh iya sayang mana Rara." Tanya pak Revano.

" Ada di kamarnya." Ucap mama Rania.

" Yaudah aku ke kamar Rara ya."

" Iya mas."

Pak Revano pun berjalan ke kamar anaknya dan mama Rania serta pak Udin menuju ke kamarnya untuk menaruh barang suaminya.

Ceklek.

" Hay kesayangannya papa." Sapa nya langsung memeluk putri semata wayangnya.

Rara yang lagi senderan dengan memainkan ponselnya terkejut, akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga.

" Rara kangen." Ucapnya masih di pelukan papanya.

" Sama, papa juga kangen sama anaknya papa yang cantik ini."

Pak Revano melepaskan pelukan itu.

" Punggung Rara sakit ya nak." Ucapnya dengan mengusap usap punggung anaknya.

Rara hanya mengangguk saja.

" Kata papa kemaren, pulangnya masih beberapa hari lagi. Kok ini udah pulang." Tanya Rara.

Pak Revano tersenyum.

" Emang kerjaan papa udah selesai." Tanyanya lagi.

Pak Revano menggeleng.

" Terus."

" yang nyelesaikan kerjaan papa, anaknya pak Andra." Jelasnya.

Rara memikirkan sesuatu, jadi pak Dosen itu lagi.

" Pak Kenan maksud papa."

" Yap pinter anak papa. Seratus buat Rara." Sambil menoel hidung anaknya.

Rara memutar bola matanya malas, ia berdecih kenapa harus pak Kenan lagi.

PAK DOSEN✔️ KENAN ABRAHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang