[𝐁𝐚𝐛.𝟑] 𝐌𝐢𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐓𝐮𝐠𝐚𝐬

117 73 66
                                    

Di desa yang sunyi itu, terjadilah kekacauan besar. Seseorang telah membuka pintu penjara yang selama ini menahan para vampir. Akibat ulahnya, banyak warga desa ditemukan tewas mengenaskan, kehabisan darah di bawah cahaya bulan yang menyinari desa yang kini diliputi ketakutan.

Tugas pertama Liora dan Endrick adalah menangkap pelaku yang menyebabkan bencana ini. Mereka harus menyeretnya ke hadapan kepala desa untuk menerima hukuman yang setimpal atas tindakannya.

"Aku akan mengawasi mu dari belakang, Liora," kata Endrick sambil menepuk pundaknya dengan lembut, memberikan rasa aman dalam situasi yang menegangkan itu.

Pohon yang lebat mengelilingi mereka, hanya menggunakan pendengaran dan kejelian mata untuk menangkap buronan. Sesuai apa yang diberitahu oleh Ketua mereka segera melaksanakan tugas saling mempercayai satu sama lain untuk saling menjaga.

Dipagi hari mereka berdua harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ketua, namun saat malam hari mereka akan kembali kepada tugas pertamanya yaitu menyelamatkan warga desa dari serangan para vampir. Saat melewati sebuah semak yang tampak bergoyang dan terdengar suara rintihan dibaliknya, membuat mereka berdua terkejut dengan apa yang mereka temukan saat membuka semak yang mencurigakan itu.

"A-pa itu? Siapa kau?" Tanya Endrick dengan menodongkan pedang kearah seseorang yang mencurigakan.

Liora perlahan maju dan menurunkan pedang yang diangkat oleh rekannya dan berkata bahwa dialah yang akan bertarung dengan orang itu, sementara Endrick menyelamatkan orang yang terluka.

Menurut Liora, lawan yang sedang dihadapinya kali ini bukanlah ancaman besar. Vampir itu hanyalah vampir biasa, tanpa sihir, berbeda dari kebanyakan vampir lainnya. Bekas gigitan yang belum mengering di lehernya menjadi petunjuk bahwa vampir ini mungkin baru saja diubah. Bagi Liora dan rekannya Endrick, ini seharusnya menjadi tugas yang sederhana menangkap vampir tersebut sekaligus memburu buronan yang mereka incar.

Namun, ketika Liora menyelesaikan tugasnya, ia menyadari sesuatu yang ganjil. Endrick, yang seharusnya menunggunya di tempat mereka berjanji untuk berkumpul, tidak tampak di mana pun. Sebagai gantinya, ia hanya menemukan seorang korban yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah. Dengan hati-hati, Liora memeriksa sekitar, memastikan tidak ada siapa pun yang mengawasi. Setelah merasa aman, ia mengangkat tangannya perlahan, memanggil sihir khusus yang dapat memperlihatkan kilasan masa lalu. Ia ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan ke mana Endrick pergi.

"Seharusnya aku lebih berhati-hati terhadap jebakan mereka," gumam Liora dengan nada penuh penyesalan. Matanya terpaku pada korban yang perlahan berubah menjadi abu di hadapannya. Namun, bukan rasa putus asa yang terlihat di sorot matanya. Sebaliknya, ada tekad kuat di sana ia sedang merancang rencana untuk menyelamatkan rekannya dan mengungkap jebakan yang telah mereka hadapi.

ִֶָ☾. 𝓔𝓽𝓮𝓻𝓷𝓪𝓵 𝓣𝓱𝓲𝓻𝓼𝓽 ִֶָ☾.

Tempat itu penjara masa lalu tidak asing bagi Liora. Meski ia telah berusaha melupakannya selama bertahun-tahun, bayang-bayang kelamnya tetap menghantui. Kini, ia dipaksa kembali ke sana, menghadapi ingatan-ingatan yang begitu menyakitkan. Luka-luka yang pernah diobati mungkin sudah sembuh, tetapi bekasnya tetap tertinggal, tak terhapuskan.

"Kuharap mereka masih ada," gumam Liora dengan nada penuh ambisi. "Akan kubalaskan luka ini kepada mereka-sumber dari penderitaanku selama ini."

Tatapan tajam penuh tekad terpancar dari matanya. Tanpa ragu, ia melangkah mendekati tempat itu, menguatkan hatinya untuk apa pun yang akan ia temui di dalam.

Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang