03

2.3K 173 6
                                    

📍Mansion Seo, 20:12 -

"Wow! Baru pulang sekolah setelah jam seperti ini? Kau dari apa sampai baru pulang di jam delapan malam?!" tanya Jennie dengan begitu sinis pada Donghyuck.

Donghyuck mengangkat pandangannya dan menatap wanita bermata sipit itu dengan tatapan lembutnya.

"Maaf, Mama. Hyuck kembali malam karena ke suatu tempat terlebih dahulu," jawab Donghyuck sambil tersenyum kecil pada Jennie.

Jennie memutar kedua bola matanya dengan malas, lalu melempar sepasang sepatu ke arah Donghyuck.

"Cucikan high heels-ku. Jam sembilan nanti, aku akan keluar bersama keluargaku. Kau tetap di Mansion dan jangan pernah keluar dari Mansion sebelum kami kembali! Kau tahu tugasmu selama tinggal di tempat ini, Sialan!" sinis Jennie.

Jennie langsung berjalan pergi meninggalkan Donghyuck menuju kamarnya tanpa rasa bersalah setelah melontarkan kalimat menyakitkan pada pemuda berkulit karamel itu.

Donghyuck menatap high heels yang ada di tangannya, lalu dia mencengkram sepatu mahal itu beberapa detik.

Donghyuck melemahkan cengkramannya sambil menghela nafas panjang, lalu dengan pasrah dia berjalan menuju tempat cucian untuk mencuci sepatu sang ibu tiri. Ah ... Ataukah ibu angkatnya?

"Wow! Lo baru pulang dari sekolah? Gue pikir lo pulang cepat ke Mansion karena lo lebih cepat balik dibandingkan gue," ucap anak kandung Jennie dan Johnny, Minji.

Donghyuck melirik perempuan itu dengan tatapan datarnya, lalu dia kembali mencuci sepatu Jennie.

Minji dengan santai mengambil segelas air dingin, lalu tanpa hati dia dengan sengaja menuang isi gelas itu tepat di atas kepala Donghyuck.

Donghyuck memejamkan matanya dan menahan sebuah hasrat di dalam dirinya. Dia benar-benar tak suka diperlakukan seperti ini, tetapi sialnya dia harus menerima semua perlakuan ini.

"Harusnya lo keluar aja dari Mansion ini, Sialan! Lo cuma pembawa sial yang selama ini nggak pernah diinginkan keberadaannya di sini!" sinis Minji.

Minji berjongkok di depan Donghyuck, lalu dengan kasar dia mencengkram dagu pemuda itu.

"Harusnya lo ke neraka sama Mama lo yang enggak berguna itu! Lo hadir di dalam keluarga Cemara gue karena sifat pelacur Mama lo!" sinis Minji.

Minji melepaskan cengkramannya pada dagu Donghyuck, lalu dengan kasar dia mendorong Donghyuck hingga pemuda itu terjatuh di atas lantai dalam keadaan basah kuyup. Jangan lupakan kalau dia yang sedang mencuci high heels berkelas milik Jennie.

Minji melemparkan gelas kaca tepat di samping kepala Donghyuck, membuat Donghyuck tersentak kaget sambil memejamkan matanya beberapa detik.

Gelas itu pastinya pecah. Untung saja belingnya tidak melukai tubuh atau bahkan wajah Donghyuck.

Minji tertawa sinis.

"Lo harusnya keluar dari Mansion ini! Jangan pernah tinggal di dalam keluarga gue! Lo itu pembawa sial dan lo enggak sepantasnya hadir di dunia!" bentak Minji.

Minji langsung pergi begitu saja setelah dia meludah tepat di atas tangan Donghyuck, membuat pemuda itu semakin menahan amarah di dalam dirinya.

Lee Know yang baru masuk ke dalam dapur tak sengaja melihat ke tempat pencucian. Pemuda itu mengerutkan keningnya saat melihat Donghyuck yang tengah berbaring di atas lantai.

Tapi, beberapa detik berikutnya Lee Know memutar kedua bola matanya dengan malas saat melihat Donghyuck yang tampak berusaha untuk bangun dari posisinya.

Donghyuck sekuat tenaga berjalan cepat menghampiri Lee Know.

"Kak ... Hyuck rasa kalau mata Hyuck terkena beling yang tadinya dipecahkan Minji di samping Hyuck. Kakak bisa membuka pecahan beling itu di samping mata Hyuck? Tangan Hyuck kotor dan juga sedikit lelah," jelas Donghyuck meminta tolong pada Lee Know.

"Do you realize who you are asking for help?" tanya Lee Know.

Usai meminum satu kaleng cola dan membuang sampahnya di tempat sampah, Lee Know langsung pergi begitu saja meninggalkan Donghyuck tanpa membantu pemuda itu sedikitpun.

Donghyuck terdiam sambil menundukkan kepalanya, lalu dia menatap bekas sayatan pada nadinya.

"Maaf ... Gue gagal lagi..." lirih Donghyuck.

Dengan amat terpaksa Donghyuck menghela nafas panjang dan dia membantu dirinya sendiri.

Tanpa Donghyuck sadari, Lee Know menatap gerak-geriknya dari luar dapur sambil menghela nafas panjang.

"Kenapa ... Kenapa lo harus lahir, Hyuck?" lirih Lee Know.

•••

📍Neo High School, 06:12 -

"Lo ini sebenarnya emang benar dianggap di dalam keluarga Seo nggak, sih?! Dengar-dengar kalau beasiswa lo semua dicabut sama istri Tuan Johnny," ledek Winter yang baru saja duduk di samping Donghyuck.

Donghyuck melirik ke arah Winter, lalu wanita itu dengan santai merobek buku fisika yang tadinya sedang dibaca oleh Donghyuck.

"Eh! Maaf karena tangan gue sengaja," ucap Winter.

Donghyuck memejamkan matanya dan menahan nafas agar tidak meluapkan emosinya.

"Selamat pagi anak-anak!"

Winter kaget dan buru-buru duduk di kursinya karena guru tiba-tiba datang bersama seorang siswa yang sangat dikenali oleh semua orang yang ada di sekolah itu.

"Bapak menginfokan kalau Mark Jung kelas 11 IPA 1 dengan terpaksa Bapak pindahkan ke kelas 11 IPA 3."


"Nilai pelajaran Mark untuk tahun ini benar-benar sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Mark benar-benar akan kami pindahkan ke kelas ini setelah nilai Mark sudah benar-benar tidak dapat dilihat lagi."

"Jadi, mohon agar kalian semua tidak membenci atau bahkan menyudutkan Mark karena dia harus diturunkan di tingkat kelas kalian."

"Bapak harap agar kalian semua menerima Mark dengan senang hati dan tidak ada perundungan di sekolah ini seperti beberapa bulan yang lalu."

"Dan Mark, tolong perbaiki nilai kamu dan jangan sampai kamu harus turun di kelas yang lebih bawah lagi."

"Mark, silakan duduk di kursi kosong yang ada di depan Donghyuck."

Mark hanya berdeham untuk menanggapi kepala sekolahnya itu, lalu dia berjalan perlahan ke arah kursi yang ditunjuk oleh sang kepala sekolah.

Donghyuck mengangkat alis kanannya dengan tinggi.

"Nilai Mark rendah?" Donghyuck bergumam.

"Sejak kapan dia jadi orang bodoh?" lanjutnya heran.

Donghyuck menatap punggung Mark yang ada di hadapannya dengan tatapan yang begitu nanar.

Usai kepala sekolah keluar dari kelas, Giselle dengan gerakan secepat kilat menghampiri Mark dan langsung dengan senang dia memeluk pemuda yang ada di hadapannya itu.

Donghyuck tersenyum sinis saat melihat interaksi sepasang kekasih yang cukup terkenal di sekolahnya itu.

"Huh! Dengan mudah dia melupakan yang pertama dan mendapatkan penggantinya!" sinis Donghyuck.

Donghyuck menatap keluar jendela sambil meremat celana kain yang dia gunakan dengan begitu emosi.

Senyuman sinis tersungging pada ujung bibir pemuda berkulit karamel itu.

Tapi, seketika Donghyuck memejamkan matanya saat dia mendengarkan ucapan yang keluar dari mulut Giselle.

"Ck! Jangan dekat-dekat sama orang pembawa sial kayak dia, Sayang. Donghyuck itu pembawa sial," ucap Giselle sinis.

- 🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang