Disinilah Mark sekarang. Di kediaman Haechan sang kekasih.
Mark menangis meraung-raung meratapi peti jenazah yang berisikan tubuh sang kekasih. Di sampingnya ada satu peti yang lain, itu peti Donghyuck. Bedanya, tubuh Donghyuck sudah lumayan memburuk, sedangkan Haechan masih sedikit baik.
Keluarga Donghyuck terus menangis, apalagi Johnny yang baru sadar kalau ternyata selama ini ibu kandung Donghyuck belum meninggal.
"Seenggaknya lo udah bisa tenang dan gak ngerasain sakit lagi, Hyuck. Kakak minta maaf karena gak bisa jadi Kakak yang baik buat kamu..." lirih Lee Know.
Memang saat Donghyuck hidup, Lee Know tampak tak perduli pada Donghyuck. Lebih tepatnya, Lee Know bersikap acuh tak acuh pada Donghyuck.
Tidak. Dia tak benci Donghyuck. Hanya saja dia tak suka dengan Donghyuck yang bersikap lemah dan dengan senang hati menerima kekerasan. Lee Know muak dan selalu merasa menyesal karena Donghyuck lahir dalam keadaan tak bisa melawan.
Dua peti yang berisikan pemuda kembar itu ditangisi oleh seluruh orang yang ada di sana.
"Bear ... Kenapa harus ninggalin aku, Sayang? I need you. Kakak butuh janji kamu, Bear..." lirih Mark.
Mark menciumi wajah Haechan dengan penuh kasih. Dia tak sanggup ditinggalkan oleh Haechan.
Minji dan Jenny hanya bisa diam menatap kosong peti jenazah yang berisikan Donghyuck. Rasa benci mereka pada Donghyuck menguap dan tergantikan rasa sesak dan sesal.
Chitta selaku ibu kandung Haechan dan Donghyuck hanya bisa menangis meratapi dua putera kembarnya yang meninggal secara bersamaan.
Anggota Star hanya bisa menunduk sambil menangis dalam diam. Mereka menangisi si kembar dan lupa dengan Giselle anggota mereka yang juga sudah tak bernyawa karena dipenggal oleh Haechan.
"Bangun, Sayang. Hiks! Kakak nungguin kamu! Ayo bangun!"
Mark berteriak keras sambil menubrukkan ujung hidungnya dengan ujung hidung jasad Haechan.
"Sayang ... Bangun..." lirihnya menangis.
Jeno menarik Mark agar menjauh dari Haechan.
"Jen! Haechan ninggalin gue, Jen! Haechan ninggalin gue!" teriak Mark meraung-raung.
Jeno menghapus air matanya sambil menunduk dalam.
"Gue kangen, Jen. Setengah tahun dia ninggalin gue. Di ... Dia balik dalam keadaan gak bernyawa, Jen! Hiks! Gue mau Haechan gue balik, Jen..."
Mark terus meracau. Dia berlari kembali untuk mendekati Haechan. Diciumnya punggung tangan sang kekasih berkali-kali.
"Hiks! Bangun Adek ... Bangun ... Kakak disini," racau Mark.
Chitta melirik anggota Star, dia meminta agar mereka menjauhkan Mark dari jasad Haechan agar Haechan mudah dikuburkan.
"Ayo, Mark," ajak Renjun.
"Nggak, Jun! Gue mau sama Haechan!" tolak Mark.
Renjun dan yang lainnya menatap Mark dengan iba.
"Gue sadar! Gue sadar kalau Haechan udah meninggal! Dia udah gak bisa gerak! Dia udah gak bernyawa. Tapi, tolong! Gue mau waktu sebentar sama dia..." pinta Mark.
Mark mencium lembut pipi Haechan.
"Sayang ... Nanti cerita sama tuhan ya. Kamu ... Punya cowok bebal ka ... Kayak aku. Nanti ... Biar Tuhan hukum aku. Kamu suka aku di ... Hukum, kan? Tanya Tuhan ya. Minta sama Tuhan ... Minta biar kamu dapat ... Tempat ternyaman di surga..." ucap Mark.
Pecah tangisan semua orang yang ada di sana.
Mark mencium punggung tangan Haechan, lalu menggenggamnya dan beralih mencium kening Haechan dengan penuh kasih sayang.
"Maaf karena aku gak sadar kalau kamu yang ada di dalam tubuh Donghyuck."
"Aku lepas kamu, Cantikku."
"Selamat bertemu di kehidupan selanjutnya, Cantikku."
- 🤍🤍🤍 -
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement | Markhyuck
Teen Fiction"Semuanya akan menyesal bila si pembawa sial pergi untuk selamanya." -Seo Donghyuck. "Maaf. Maaf. Ayo bertemu di kehidupan selanjutnya, Cantikku." -Mark Jung. ------------------------------------------ Sosok Seo Donghyuck, bergelimang harta kekayaan...