15 [End]

3.4K 165 0
                                    

12 Tahun Berikutnya -

"Ayah! Kenapa Ayah gak mau nikah, sih?! Kata Papa, Ayah harus nikah biar bisa bahagia kayak Papa Jeno dan Buna Nana," ucap Jisung pelan.

Mark melirik ke arah keponakannya itu dengan tatapan lembutnya. Dia tersenyum kecil sambil mengelus lembut kepala pemuda berumur 19 tahun itu.

"Memang yang dibilang sama Papa itu benar, kalau Ayah itu nggak suka jatuh cinta?" tanya Jisung polos.

Mark tertawa kecil saat mendengarkan pertanyaan Jisung. Dia berhenti untuk menorehkan pena di atas berkas-berkas perusahaannya, lalu dengan tatapannya yang begitu penuh kasih dia menatap Jisung.

"Kata siapa Ayah nggak suka jatuh cinta? Bahkan, cinta itu adalah hal yang sempurna bagi Ayah. Kamu bisa tersenyum hanya karena satu alasan. Kamu bisa tertawa hanya karena satu alasan. Kamu bahkan bisa berubah hanya karena satu alasan. Cinta."

"Ayah nggak pernah terpikir buat cari cinta yang lain setelah cinta pertama Ayah pergi. Cinta pertama ayah mati bersamaan dengan hati Ayah, Jisung-ie."

"Beberapa tahun ini, Ayah sudah berusaha untuk buka hati dan menerima cinta yang baru. Tapi, tetap saja hati Ayah tak kunjung hidup. Hati ayah benar-benar mati dan tidak tersisa sama sekali."

"Mungkin Ayah akan sendiri sampai mati. Atau boleh dikatakan cinta mati sama seperti slogan anak muda zaman sekarang, kan?"

Mark tertawa kecil sambil menatap sebuah foto pemuda berkulit karamel yang memenuhi isi ruangannya itu. Jisung ikut menatap foto yang tengah ditatap oleh Mark.

Jisung menatap gambar pemuda berkulit karamel itu dengan tatapan kagum sekaligus takjub. Dia tak menyangka kalau ada pemuda yang sesempurna sosok Lee Haechan yang merupakan almarhum kekasih paman yang selalu dia panggil dengan sebutan Ayah itu.

Begitu sempurnanya sosok Lee Haechan ini, sampai-sampai Ayahnya menutup hati dengan begitu rapat dan tidak mengizinkan siapapun masuk ke sana.

"Seandainya aku bisa lahir lebih cepat di rahim Buna. Mungkin Jisung bisa bertemu dengan cintanya Ayah. Papa melamar Buna lama sekali sampai-sampai Jisung tidak pernah melihat secara langsung wajah cintanya Ayah. Huh! Sayang sekali. Padahal kalau dilihat-lihat cintanya Ayah seperti orang baik dan ramah ke semua orang," jelas Jisung lemas.

Mark tersenyum kecil sambil memandang figura foto sang kekasih di sana.

"Daripada kamu penasaran dengan cintanya Ayah, lebih baik kamu keluar dan bertemu dengan kekasihmu itu. Kau lupa kalau dia akan menangis layaknya lumba-lumba kalau kau lama untuk menemuinya?" peringat Mark.

Jisung menepuk keningnya dengan cepat karena baru ingat kalau dia ada janjian dengan kekasih tercintanya yang memiliki suara keras bak seekor lumba-lumba, Chenle namanya.

"Baiklah kalau begitu, Ayah. Jisung harus pergi menemui Chenle sebelum gendang telingaku pecah gara-gara anak itu!" kesal Jisung.

Mark tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Jisung dengan buru-buru keluar dari ruang kerja Mark.

Mark menghela nafas panjang sambil memandangi foto Haechan dengan tatapan yang begitu lembut dan penuh cinta.

"Sayang ... Jisung katanya ingin bertemu dengan kamu," ucap Mark sambil terkekeh.

Mark mencium kecil foto Haechan.

"Aku akan selalu melukis namamu di hati, Sayang. Bahkan sampai aku mati tidak akan pernah aku tanamkan nama orang lain di sana."

"Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya, Cintaku."

- 🤍🤍🤍 -

Replacement dinyatakan end pada tanggal 30 Oktober 2023 ✓

Terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita ini sampai akhir ♡

- 🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang