04

2.2K 180 6
                                    

📍 Mansion Seo, 20:12

"Kenapa? Kenapa semuanya tak merasakan penderitaan? Kamu! Kamu hidup dengan kesenangan. Apa kamu pernah merasakan kesakitan sama seperti aku? Aku ingin mati!"

Donghyuck terbangun dari tidurnya sambil mengatur deru nafasnya yang sekarang tersendat-sendat. Keringat dingin bercucuran pada kedua pelipis Donghyuck, sedangkan matanya tak berhenti untuk terus menangis.

Kedua tangan pemuda berkulit karamel itu bergetar hebat, lalu kepalanya menggeleng hebat saat dia merasakan pening yang begitu menyakitkan.

Luka sayatan kering pada kulitnya itu terasa begitu perih bak ditusuk ribuan jarum yang telah dibakar.

"Aaaaaa!"

Donghyuck terus menangis sambil menjambak rambutnya dengan begitu keras untuk menyalurkan rasa sakitnya. Sialnya, itu malah semakin membuatnya merasa begitu sakit.

Donghyuck mengalihkan pandangannya sambil menatap ke arah laci kecil yang ada di samping lemarinya.

"Gak! Gue nggak akan bikin tubuh ini buat konsumsi obat sialan itu lagi. Nggak..." lirih Donghyuck.

Donghyuck terengah-engah sambil mencengkram sprei kasurnya dengan begitu erat.

"Sial!"

Donghyuck kalah dan dia tidak dapat mempertahankan pendiriannya. Dia kalah dan meminum tiga butir obat penenang agar dia bisa tidur dengan nyaman.

Donghyuck menatap pantulan dirinya pada cermin, lalu matanya perlahan berubah menjadi sayu.

"Manusia biadab! Aku ... Aku akan membuat kalian merasakan apa yang aku rasakan..." lirih Donghyuck.

Donghyuck terjatuh terbaring di atas kasurnya dalam posisi yang tidak enak. Tapi, Donghyuck tak sadar akan hal itu karena obatnya sudah bereaksi.

•••

📍Neo High School, 07:12 -

"Kamu kenapa terlambat seperti ini, Donghyuck?! Sekarang kamu harus memperbaiki namamu karena kamu sudah tidak memiliki tunjangan untuk membayar uang sekolahmu!" tegas sang guru.

Donghyuck menatap gurunya dengan lembut, lalu dia tersenyum kecil sambil membungkukkan kepalanya.

"Maaf, Bu. Tadi pagi saya tidak sengaja terpeleset di kamar mandi. Saya mengobati pinggul saya yang terasa kram. Dan, ya ... Rasa kramnya sekarang sudah perlahan mereda. Ibu boleh menghukum saya," jelas Donghyuck.

Minji seketika mengerutkan keningnya saat mendengarkan jawaban Donghyuck.

"Loh! Minji bilang, kamu ketiduran di Mansion keluargamu," jelas sang guru.

Donghyuck menggeleng sambil tersenyum lemah, lalu tangan kanannya dia gunakan untuk mengusap pinggulnya.

"Kalau Ibu enggak percaya, Ibu bisa langsung rontgen aja di rumah sakit," tantang Donghyuck.

Sang Guru menggeleng.

"Sekarang, kamu duduk di tempatmu dan jangan ulangi lagi kesalahan yang sama," perintah sang guru.

Replacement | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang