"Aku, kamu, dan kursi kantin
milik mu"-RENJANA-
Sang surya sekarang ini sedang menyinari belahan bumi bagian selatan, teriknya sungguh menyangat membuat hawa panas dan gerah menjadi satu.
Siang ini di kelas 11 IPS 3 sedang senggang, pelajaran jam tersebut kosong. riuh suara siswa-siswi yang sedang bercerita, bermain game dan ada sesekali terdengar suara cacian dari meja paling barat.
Di sana terdapat beberapa--ralat sebagian siswi kelas ini yang duduk mengelilingi meja tersebut sambil sesekali mengeraskan suaranya dengan menekan setiap kata yang di ucapkan.
Sedangkan Senja, dia baru saja selesai bercerita tentang ke irian nya terhadap orang yang mudah sekali mendapatkan seorang teman.
Tempat duduk baru saja di rolling dan sekarang Senja mendapatkan tempat duduk yang sebangku dengan salah satu gadis famous di SMA GASA.
"Dih anjir, suruh bayar lah"
Beberapa siswi yang ikut menyimak pembicaraan itu melirik Senja sekilas. Senja tak melihat nya, karena Senja membelakangi orang-orang itu. Tapi di balik punggungnya, Senja bisa merasakan semuanya.. kebencian.
Gadis itu kembali menggerakkan bolpoin yang berada di genggamannya, mencoba mengalihkan pendengaran nya ke sumber suara lain.
"Nggak papa-"
Suara itu kembali terdengar, tapi tak terdengar begitu jelas. kali ini itu suara orang munafik yang memulai percakapan, hal itu membuat siswi yang mendengarkan nya menatap Senja dengan tatapan tak suka.
tatapan yang selalu dibenci dan dihindari Senja.
Menjual cerita yang di lebih-lebih kan atau dikurang-kurangi demi mendapatkan teman. Sungguh manusia paling bejad sedunia.
Senja tak menghiraukan hal itu, dia lebih memilih membereskan barang-barang nya, lalu menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan.
Sedangkan di kelas 11 IPA 1 suasana di sana berbeda dengan kelas sebelumnya, sekarang adalah jam pelajaran fisika.
Bunyi detak jarum jam dinding terus berputar bercampur dengan hela nafas yang keluar dari beberapa penghuni kelas tersebut mendominasi ruangan ini, semuanya senyap, tak ada suara guru yang menerangkan pelajaran.
Lembaran kertas berisikan soal telah merenggut isi otak siswa-siswi di kelas ini, seakan-akan ingin terus di perhatikan.
Haikal, cowok itu sekarang sedang menggaruk tengkuknya. Bingung melihat rumus-rumus di lembaran itu.
Sebenarnya Haikal ini tergolong anak yang pintar, tapi seperti biasanya guru fisika yang satu ini kerap kali memberikan ulangan mendadak, seperti sekarang ini.
Sssttt
Sstt
Haikal mencolek bahu seseorang yang duduk di depannya. "Nomor 5 gimana caranya?" bisiknya.
Zio, cowok yang mendapat pertanyaan itu pun hanya menggeleng sebagai jawaban. Bukannya pelit atau bagaimana, pasalnya belum ada satupun yang dijawab, lampiran nya masih kosong hanya ada soal yang tercantum di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana ; Goresan Tinta
Novela JuvenilDILARANG KERAS PLAGIAT!! Karya hasil imajinasi sendiri. __________ Singkat nya, kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang tumbuh bukan dari kasih sayang atau lembutnya belain, melainkan dari keras kasar sebuah kerutan dan aman yang ternyat...