heartbeat

904 55 5
                                    

"jadi kita membahas misi kita. Baru-baru ini, ada sebuah kekacauan yang terjadi pada bisnis ekonomi. Sebuah kelompok mengerikan memulai perampokan dan pembunuhan kepada pekerja di cabang distributor Utara produksi barang. Hal ini tentu membuat sebuah kerugian besar kepada para produsen dan keselamatan pekerja. Sudah banyak anggota kita yang mencobanya, namun usaha tersebut gagal karena semua anggota kita di nyatakan tewas," ucap pria gagah yang menjadi jendral kepolisian tersebut menjelaskan.

"Kabarnya, semalam perampokan digital juga mulai di lakukan oleh mereka dan merugikan investor yang melakukan transaksi saham mereka. Ini bukan saham bodong, namun memang saham asli perusahaan yang di retas dengan alat canggih mereka," sambungnya.

"Sepertinya target kita bukan sembarangan orang," bisik Lisa di sela pembicaraan pada Jisoo.

Gadis itu mengangguk menyetujui ucapan Lisa. Ia kemudian menatap Rose yang berkutat pada catatannya sesekali melihat pada sang jendral polisi. Sebelum akhirnya ia mengangkat tangan saat berada di sesi pertanyaan.

"Ya. Park Chaeyoung. Silahkan," Sang jendral mempersilakan wanita itu untuk bertanya.

"Jadi bagaimana dengan misi ini? Saya selaku wakil investor,  menanyakan soal keefektifan dan efisiensi waktu dalam pengusiran ini," Rose bertanya dengan nada serius. Jisoo yang melihatnya cukup kagum akan pertanyaan yang di lontarkan olehnya.

"Pertanyaan yang bagus. Misi kali memang di harapkan tidak menggunakan waktu yang lama dan bisa efektif dalam sekali penangkapan anggota. Sehingga saya membuat 2 kubu di tempat berbeda. Tim yang melaksanakan tugas di daerah pelabuhan distributor barang dan tim yang menjadi mata-mata dan melakukan penyergapan secara diam diam di dalam telekomunikasi jaringan mereka berada. Jadi kita bisa memangkas waktu dengan cepat akan hal ini agar bisnis investor maupun produsen secepatnya teratasi," jelas sang Jendral yang langsung di angguki paham oleh Rose.

"Di bagi dua kubu katanya Jis! Moga kita satu tim!!" Seru Lisa sambil mengguncang kuat Jisoo yang terbengong menatap Rose sedari awal.

Rose yang merasakan di tatap kemudian menoleh dan mata merek berdua bertemu. Wanita itu tersenyum kecil pada Jisoo lalu Jisoo yang menyadari hal itu Salah tingkah dan membuang arah.

'oh sial. Dia menatapku sembil tersenyum menawan seperti itu,' batin Jisoo sembari menahan hatinya yang berdetak tidak karuan.

"Jis, denger ga sih aku ngomong?," Lisa menatap Jisoo sembari cemberut dan Jisoo menjawab jujur dengan menggeleng.

"Dih!,"

Ekhemm

Deheman jendral menyadarkan semuanya. Ia kemudian berdiri sembari memperbaiki postur kacamata nya sebelum berkata, "baik sesi pertanyaan saya tutup. Acara selesai, saya harap setelah pembagian tim. Malam ini kita akan segera beraksi," ucap Jendral final sebelum akhirnya pergi keluar ruangan bersamaan dengan beberapa jendral polisi lainnya.

Semua orang perlahan mulai ikut bubar. Menyisakan mereka bertiga yang berkumpul di kursi sekitar Jisoo.

"Keren ga aku?," tanya Rose sembari menoleh pada Jisoo.

Lisa menatap jijik Rose yang kepercayaan dirinya seperti menara Eiffel kemudian membalas, "keren. Kayak tai mulus tanpa isian."

Rose berdecak menyentil kepala Lisa hingga ia meringis. "Ga ada yang nanyain kamu," ucapnya bete .

"Bodo amat," Sahut Lisa.

"Bagaimana?," Rose kembali melemparkan pertanyaan kepada Jisoo.

Jisoo menunduk perlahan sebelum akhirnya mengangguk dalam tundukan nya. Rose mendekati wajah Jisoo dan tiba-tiba mengangkat dagu gadis itu untuk menatapnya.
"Wajahmu merah lhoo," goda Rose sembari tersenyum menahan gelonjak dalam dirinya.

OBEY ME PUPPY (OMP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang