Suara burung berkicauan di pagi hari. Matahari pun mulai meninggi. Seorang gadis yang sedang terlelap di pelukan seorang pria kini mulai perlahan membuka matanya.
"Uhhh, ini sangat nyaman", ucap gadis itu.
Tetapi jika dipikir lagi itu tidak sepenuhnya nyaman, sepertinya ia berada di pelukan seseorang yang tubuh nya cukup keras, gadis itu pun mulai meraba - raba tubuh seseorang yang memeluknya. Tanpa ia sadari bahwa seseorang yang memeluknya pun sudah terbangun.
"Apa kau ingin melakukan nya di pagi hari?" Ucap suara seorang pria.
Gadis itu pun sangat terkejut mendapati dirinya yang sedang tidur bersama dengan seorang pria, lalu ia pun melepaskan pelukan pria itu. Saat gadis itu melihat wajah pria yang memeluknya, ia pun semakin terkejut.
"Yaaa... Yang Mulia Putra Mahkota", teriak gadis itu.
Sang Putra Mahkota hanya tersenyum dan memegang dagu gadis itu.
"Jangan bilang kau telah melupakan apa yang terjadi diantara kita tadi malam lalu ingin kabur", ucap Putra Mahkota.
"Ampun, Yang Mulia. Semalam saya salah minum, saya akan melapor pada ayah saya dan membayar ganti rugi kepada anda".
"Ganti rugi? Hmmm... Menarik".Sang Putra Mahkota sedang memikirkan bagaimana caranya seseorang yang mencuri malam pertamanya untuk ganti rugi.
"Jadi apa yang anda inginkan? Saya akan berusaha mengabulkan nya meskipun anda meminta saya untuk menjadi pelayan".
" Apa? Pelayan?"Putra Mahkota tersenyum sambil berpikir bahwa gadis ini sangat lucu, sehingga ia tidak tahan untuk menggoda nya.
"Mana bisa malam pertama ku diganti dengan menjadi pelayan?"
"Ampun, Yang Mulia. Anda boleh mengatakan apa yang anda inginkan.
"Hmmm begitu ya".Senyum Sang Putra Mahkota terlihat sangat menakutkan bagi gadis itu. Mungkin saja dia tidak bisa selamat hari itu.
"Saya ingin kau menjadi istri ku".
" APPPAAAAA?"
"Tidak mungkin aku menikahi seorang tiran", gadis itu seperti menjerit di dalam hatinya. Sementara sang Putra Mahkota tetap tersenyum penuh dengan cinta sambil memeluk gadis itu kembali.*Beberapa hari sebelumnya*
"Oh my god, mengapa ini sulit sekali", ucap Carissa, 19 tahun. Seorang mahasiswa Fakultas Sastra Jawa di Universitas Nasional Jawa Tengah.
Pada awalnya, Carissa memilih Fakutas Sastra Jawa hanya karena Fakultas itu paling sedikit diminati oleh para murid SMA. Karena dia memiliki keterbatasan kemampuan otaknya, akhirnya dia memilih Fakultas Sastra Jawa agar bisa kuliah di Universitas nomor 1 di Jawa Tengah. Namun setelah 1 tahun menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, ia mulai merasa bahwa belajar Bahasa Jawa kuno bukan lah hal yang mudah. Selain itu, ia juga merasa bahwa pelajaran itu sangat membosankan, hingga ia pun sering tidur di dalam kelas lalu menerima hukuman dari para Dosen.
"Aduh, padahal aku sudah hafal cerita legenda Roro Jongrang, tetapi kenapa menerjemahkan cerita dari teks kuno menjadi sangat sulit", ucap Carrisa.
Tanpa sadar Carrisa tertidur di meja belajarnya yang berada di dalam kamarnya. Sepertinya ia sangat kelelahan karena telah berusaha menerjemahkan teks kuno selama seharian penuh. Ia pun tidur dengan sangat nyenyak hingga ia tidak dapat mendengar suara apapun yang ada di sekitarnya. Namun setelah tidur cukup lama ia mendengar sayup - sayup suara seseorang yang sedang membangunkan dia dari tidurnya.
"Nona Nala, ayo bangun, sudah siang. Ini waktunya nona pergi ke sekolah".
"Apa Sekolah?" ucap Nala di dalam hatinya.
Ia belum membuka matanya, tetapi ia sedikit terkejut dengan kata "Sekolah", bukan kah dia sudah lulus SMA? Lalu ia mencoba untuk menerka - nerka, suara siapa kah itu? Sepertinya Carrisa belum pernah mendengarnya.
Karena begitu penasaran, akhirnya Carrisa membuka matanya. Sinar matahari yang masuk ke kamarnya terasa begitu menyilaukan. Rupanya ada seorang wanita yang sedang membuka jendela kamarnya.
"Nona, ayo kita ke petirtaan, saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda".
"Ka,, kamu siapa? Aku dimana?" ucap Carrisa yang kebingungan.
Wanita itu pun mendekati Carrisa dan menjelaskan padanya.
"Saya Wuri, nona. Sepertinya anda belum benar - benar pulih setelah jatuh tertabrak kereta kuda kemarin".
"Apa? Kereta kuda?"
Carissa semakin kebingungan. Ia pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati jendela kamarnya. Ia melihat sekitar kamarnya berdiri bangunan kuno. Ia seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "Mungkin saja ini mimpi", ucap Carrisa di dalam hatinya. Ia memejamkan matanya lalu membukanya kembali, namun keadaan disekitar masih sama.
"Tidak, ini benar - benar nyata" teriak Carrisa.
Suara teriakan Carrisa membuat kehebohan semua penghuni rumah, sehingga orang tua Nala datang membawa tabib ke kamarnya.
"Apakah anda benar - benar tidak mengenali orang tua anda?" tanya tabib.
"Tidak"
Semua menghela nafas seolah kecewa dengan jawaban Carissa yang berada di tubuh Nala.
"Maaf Tuan, sepertinya nona Nala kehilangan ingatannya akibat benturan yang sangat keras", ucap tabib itu.
ayah dan ibu Nala pun saling berpelukan. Mereka merasa telah gagal karena membiarkan Putri mereka lupa ingatan.
Carrisa penasaran dengan apa yang terjadi sebelumnya, kemudian ibu Nala menceritakannya. Nala adalah Putri tunggal dari Kepala Desa dan istrinya yaitu Ki Raden Agung Dierja dan Nyi Lara Ageng. Nala memiliki kakak laki - laki bernama Raden Aryo Dierja, dan tempat tinggal mereka berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Pengging.
"Apa? Pengging?"
Sejenak Carissa mengingat bahwa Kerajaan Pengging adalah Kerajaan dalam legenda Roro Jongrang yang sebelumnya sedang ia terjemahkan.
Dikisahkan bahwa Kerajaan Pengging memiliki Putra Mahkota yang sangat kejam bernama Bandung Bondowoso. Ia menyerang Kerajaan Prambanan dan membunuh Rajanya yang bernama Prabu Jaka. Ketika ia ingin mengambil alih Kerajaan itu ia bertemu dengan anak perempuan Prabu Jaka yaitu Putri Roro Jongrang. Ia pun jatuh cinta pada Putri Roro Jongrang. Segala upaya telah ia lakukan demi menikahi Sang Putri hingga mengabulkan permintaan Sang Putri untuk membangun seribu candi. Putri akan menerima lamaran pernikahan nya jika seribu candi dibuat dalam satu malam dan sebelum fajar menyingsing.
Dengan bantuan Jin, pembuatan candi pun menjadi lebih mudah. Tetapi sayangnya langkah Sang Putra Mahkota Pengging tidak mulus. Putri Roro Jongrang bermain trik dengan warga desa untuk membuat ayam berkokok dan cahaya matahari terbit. Para Jin yang membantu Bandung Bondowoso kalang kabur karena mereka hanya bisa beraktivitas pada malam hari. Akhirnya pembangunan seribu candi pun gagal. Candi yang selesai dibangun hanya 999 candi sementara persyaratannya adalah 1.000 candi. Pangeran Bandung Bondowoso sangat marah ketika mengetahui trik Putri Roro Jongrang. Pada akhirnya, ia mengutuk Putri Roro Jongrang menjadi patung dan membuatnya menjadi pelengkap candi ke 1.000.
"Jadi aku masuk ke dalam cerita yang sedang aku translate", ucap Carissa di dalam hati sambil menepuk dahinya.
Beberapa hari lalu, Nala mengalami kecelakaan saat sedang berjalan di tengah Pasar. Ia tertabrak oleh kereta kuda milik Pangeran Bandung Bondowoso yang merupakan Putra Mahkota Kerajaan Pengging. Nala sempat tidak sadarkan diri, dan saat ini Carissa terbangun di tubuh Nala. Sementara itu Carissa yang hidup di abad 21 telah meninggal dunia akibat kelelahan.
"Jangan - jangan, Nala yang asli sudah meninggal", ucap Carissa di dalam hatinya.
Namun setelah mendengar cerita kedua orang tua Nala, dapat dipastikan bahwa Nala hanyalah tokoh figuran yang tidak pernah muncul dalam cerita Legenda Roro Jongrang, sehingga ia memutuskan untuk menikmati hidupnya sebagai Putri Bangsawan kelas bawah. Ia tidak perlu bersusah payah melanjutkan studi nya di Universitas Jawa Tengah. Ia juga tidak perlu khawatir tentang kisah peperangan Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka sebab dia berada di wilayah Kerajaan yang memenangkan perang.
"Baiklah kalau begitu, aku mau sekolah".
Mendengar ucapan Putrinya yang ingin ke sekolah membuat orang tua Nala dan para pelayan merasa tenang.
"Baik lah, aku akan menikmati hidup sebagai Nala. Mulai kali ini, Carissa si mahasiswa bodoh itu akan berubah menjadi nona bangsawan".
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night with My Villain Prince
RomanceCarissa, 19 tahun Mahasiswi Fakultas Sastra Jawa di Universitas Nasional Jawa Tengah tiba - tiba terjebak dalam cerita Legenda berjudul Roro Jongrang. Di dalam cerita tersebut, Carissa menjadi tokoh sampingan yang tidak pernah ada dalam legenda. Dia...