10. Tidak Bisa Akur

0 0 0
                                    

Sejak kedatangan Aryo di perbatasan, Putra Mahkota menjadi sangat sulit untuk mendekati Nala. Setiap dia hendak mengunjungi Nala, Ia harus menghentikan langkahnya karena Aryo selalu berjaga di tenda Nala. Bahkan dia mendirikan tenda di samping tenda Nala, padahal tenda tentara dan tenda penyihir berada di area yang berbeda.

Setelah hari ketujuh Putra Mahkota sudah tidak sabar lagi. Dia langsung mendatangi tenda Nala dan meminta Aryo untuk pergi ke area prajurit.

"Senopati Aryo, bukan kah area tenda penyihir dan tentara terpisah?" Tegas Putra Mahkota.
"Benar, saya tau itu, tapi saya tidak bisa jauh dari adik perempuan saya karena disini ada buaya darat yang bisa saja menerkam adik saya", balas Aryo sambil menyindir Putra Mahkota seolah buaya yang dia katakan adalah Putra Mahkota.

Putra Mahkota semakin kesal. Putra Mahkota dan Aryo saling beradu mata seperti halnya musuh yang ingin merobek mangsa dihadapannya. Nala yang berdiri diantara mereka melihat pemandangan itu dari sudut yang berbeda.

"Ngomong-ngomong kalian serasi juga", ucap Nala.
"APAA?" Putra Mahkota dan Aryo terlihat sangat terkejut.

Lalu Nala berkata bahwa Putra Mahkota dan Kakak laki-laki nya memiliki tubuh yang bagus, tinggi dan kekar. Selain itu wajah mereka terlihat lumayan tampan. Nala jadi memikirkan sebuah genre film BL (Boys Love).

Mendengar ucapan Nala, Putra Mahkota dan Aryo langsung ingin muntah. Akhirnya mereka berdua pergi untuk menghindari satu sama lain.

"Cih, bisa - bisanya adik ku yang imut itu berpikir aku cocok dengan Tiran mengerikan itu, aku ini lelaki normal. Pria itu benar-benar merusak moral adik ku", gumam Aryo yang sedang berjalan menuju tempat berlatih tentara perbatasan.

Sementara itu Putra Mahkota juga nampak kesal. Sudah kesal karena Aryo terus menghalangi dia bertemu Nala, tetapi Nala malah berpikir bahwa dia cocok dengan kakak laki-laki nya. Saat berjalan dengan kesal, tiba-tiba Putra Mahkota teringat bahwa dia melihat Aryo yang pergi meninggalkan tenda Nala. Seharusnya dia ada disisi Nala, ia tidak sadar jika ia pergi meninggalkan Nala karena provokasi Aryo.

"Sial, aku harus kembali ke tenda Nala".

Putra Mahkota berbalik menuju tenda Nala. Namun sesampainya disana Nala tidak ada. Lalu Putra Mahkota pergi ke menuju sebuah pohon. Ia duduk dan menyilanhkan kakinya. Sukanya keluar dan mencari Nala. Tidak lama kemudian dia menemukan Nala.

Ternyata Nala berada di tenda laboratorium. Ia sedang menguji beberapa alat sihirnya. Sukma Putra Mahkota melihatnya dengan terpana seolah ia kagum dengan wanita yang ia cintai.

Sementara itu Nala yang sedang menguji alat sihirnya tidak bisa berkonsentrasi karena ia memikirkan apa yang terjadi sebelumnya saat dia berkata bahwa kakak laki-laki nya cocok dengan Putra Mahkota. Nala baru sadar bahwa hal tersebut tidak sopan. Jika Putra Mahkota itu orang lain, mungkin Nala sudah dihukum berat. Namun Putra Mahkota hanya merajuk dan meninggalkan Nala. Nala baru tersadar bahwa Putra Mahkota sangat baik kepadanya.

Saat ini hati Nala sangat kacau. Karena dia tidak mungkin jatuh cinta pada Putra Mahkota yang merupakan pemeran utama Pria dari Kisah Legenda Roro Jonggrang. Jelas orang yang akan dicintai Putra Mahkota Bandung Bondowoso adalah Putri Roro Jonggrang dari Kerajaan Prambanan. Hati Nala menjadi sangat gundah gulana.

"Tapi tetap saja aku harus meminta maaf dengan Putra Mahkota, aku sudah sangat tidak sopan padanya", gumam Nala.

Sukma Putra Mahkota mendengar semua perkataan Nala dan dia merasa sangat terharu karena Nala memikirkan perasaannya. Bahkan Nala berkata bahwa dia akan menemui Putra Mahkota untuk meminta maaf.

"Kira-kira camilan apa yang disukai Putra Mahkota, jika aku memasaknya sendiri apakah dia akan memakannya?" Nala bertanya pada dirinya sendiri.
"Ya, aku suka apapun asalkan itu dari kamu", ucap Putra Mahkota.

Namun karena yang berada disamping Nala hanyalah Sukma/jiwa Putra Mahkota, maka Nala tidak mendengar sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Putra Mahkota.

Saat Putra Mahkota asyik mengamati wanita yang dicintainya itu, tiba-tiba ia bersin. Ia terus menerus bersin-bersin hingga membuatnya tidak nyaman.

"Sial, sepertinya ada masalah dengan raga ku".

Jiwa Putra Mahkota pergi meninggalkan Nala untuk kembali memeriksa raganya. Ternyata saat itu Aryo menemukan raga Sang Putra Mahkota lalu Aryo mengerjai nya dengan menggunakan ilalang yang ditempelkan ke hidung Putra Mahkota hingga ia bersin-bersin.

HATCUUU

Putra Mahkota bangun dan jiwanya sudah kembali ke tubuhnya. Ia sangat kesal setelah menemukan bahwa Aryo lah yang mengganggunya. Ia segera mengunci tubuh Aryo dengan ilmu sihirnya sehingga Aryo tidak bisa bergerak. Aryo hanya bisa bicara saja. Putra Mahkota terlihat seperti ingin membunuh Aryo.

"Hei, Yang Mulia. Jika adik perempuan ku yang manis mengetahui bahwa kakaknya dibunuh oleh mu, saya yakin dia akan membenci mu seumur hidup" Ucap Aryo yang mencoba memprovokasi Putra Mahkota.

Namun tidak lama kemudian Nala datang dan memanggil kakak laki-laki nya yang sedang berdiri kaku dihadapan Putra Mahkota yang mencekiknya.

"Yang Mulia, tolong selamatkan kakak saya", teriak Nala.

Mendengar suara Nala, Putra Mahkota langsung refleks melepaskan tangannya. Aryo pun kini terbebas dari sihir Putra Mahkota. Mengetahui Nala yang memergokinya sedang mencekik Aryo membuat Putra Mahkota diam membisu.

Sementara itu Aryo malah berpura-pura sangat tersakiti dihadapan Nala. Ia mengadu pada Nala bahwa nyawanya terancam oleh Putra Mahkota, namun Nala malah meminta kakak laki-laki nya itu untuk segera pergi.

"Kakak, cepat pergi dan biarkan aku hidup mandiri. Aku bukan gadis kecil lagi. Kakak tidak perlu melindungiku", tegas Nala.
"Tapi adiku, bagaimana jika Tiran itu menganggu mu?"
"Kakak, aku yang paling tahu jika Yang Mulia tidak akan menyakiti ku"
"Tapi... "
"Tidak ada tapi! Kakak kesini untuk bekerja kan, bukan untuk menjaga adik?"

Akhirnya Aryo pun pergi. Sementara itu Putra Mahkota yang tadinya diam mematung kini tersenyum. Nala datang menghampiri nya dan menunduk meminta maaf atas apa yang dilakukan kakaknya. Ia meminta Putra Mahkota untuk memaafkan kakak laki-laki nya dan juga dirinya yang sudah tidak sopan pada Putra Mahkota.

"Hmmm.. Jika kau ingin aku melepaskan Aryo, aku mengajukan satu syarat" Ucap Putra Mahkota.
"Syarat apapun itu aku akan memenuhinya demi kakak ku. Dia memang bersalah, tapi itu semua karena dia khawatir pada ku"
"Kamu yakin tidak akan menyesal?"
"Ya, katakan saja apa syaratnya Yang Mulia?"

Putra Mahkota langsung membuat kontrak sihir dan Nala menandatangani kontrak itu tanpa membacanya. Setelah itu Putra Mahkota pamit untuk pergi meninjau tentara yang berlatih dengan senyuman penuh. Nala pun sedikit bingung melihatnya.

"Mengapa dia sedikit aneh? Ah, aku lupa membaca kontraknya. Aku tidak tau apa yang diinginkan Putra Mahkota".

Waktu terus berlalu hingga malam pun tiba. Kini Aryo sudah membongkar tenda nya dan pergi ke area tenda tentara. Tiba-tiba beberapa pelayan datang ke tenda Nala dan membawa barang-barang milik Putra Mahkota.

"Apa-apaan ini?" Nala merasa kesal.

Lalu Putra Mahkota datang dan mengeluarkan kontrak yang sudah mereka tanda tangani. Isi kontrak tersebut tertulis bahwa Putra Mahkota akan tidur di tenda Nala sampai mereka kembali ke ibu kota.

"APAAAAAA"

Nala sangat terkejut setelah membacanya.

One Night with My Villain PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang