"Ma-maaf bu, hiks. Aku tidak sengaja, hentikan! Akh sakit!" gadis itu berusaha melepaskan jambakan ibunya, namun ia malah mendapatkan tamparan keras di wajahnya. Guanlin masih menatap gadis malang itu, dan ketika wanita itu menghempaskan tubuh anaknya lalu memilih masuk ke dalam rumah, Guanlin segera membalik tubuhnya bersembunyi.
Guanlin mengernyit heran melihat betapa kejam seseorang yang dipanggil ibu itu, ketika hendak melanjutkan perjalanannya Guanlin dikejutkan dengan pintu yang terbuka kasar dan matanya bertatapan dengan mata gadis yang menangis tadi.
Keduanya sempat tersentak, namun Guanlin lebih berfokus pada luka sobek di sudut bibir gadis itu serta wajah merah bekas tamparan. Gadis itu menatap Guanlin tidak suka merasa sikap Guanlin tidak sopan padanya.
"Kau pikir aku setan hah? Kenapa menatapku seperti itu? Idiot!" gadis itu menutup pintu dengan kasar dan berjalan mendahului Guanlin dengan wajah angkuhnya, berbanding terbalik dengan wajah memelasnya tadi. Guanlin mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan perjalanan.
Guanlin terus memperhatikan gadis yang berjalan beberapa meter di depannya, penampilan gadis itu terlihat berantakan, pakaiannya bahkan sedikit kusut dan kusam, namun gadis itu seperti tidak peduli dan tetap melangkahkan kakinya.
"Gadis yang malang." Ucap Guanlin lalu berbelok disebuah pertigaan.
…
..
.
Jaemin melangkah dikoridor seorang diri ketika jam pelajaran berlangsung, ia mendadak ingin buang air kecil. Koridor nampak sepi ketika Jaemin hendak berjalan ke kelasnya.
"Kau pikir kau bisa menghindar idiot?" Jaemin menghentikan langkahnya ketika mendengar sebuah suara yang berasal dari ruang musik. Jaemin mendekat dan mengintip dari jendela.
"Jangan kau kira aku tidak akan mengikutimu jika kau pindah negara. Sampai kapanpun aku akan menjadi mimpi burukmu brengsek." Jaemin mengerutkan keningnya melihat sosok asing bertubuh tinggi sedang memaki sosok lain yang bersimpuh diatas lantai, itu Yeonjun dengan wajah ketakutannya.
"A-aku ti-tidak me-mengerti ke-kenapa ka-kau mem-membenciku?" suara Yeonjun terdengar lirih dan memilukan.
"Kau tanya kenapa hah? Kau sudah tahu jelas jawabannya brengsek. Kau si pembuat malu, dasar cupu menjijikan." Sosok yang berdiri itu mendorong kepala Yeonjun keras, Jaemin ingin masuk dan menolong namun ia takut karena sosok itu cukup tinggi.
"A-aku mi-minta maaf. A-aku ti-tidak ber-bermaksud mem-membuatmu malu, a-aku_"
"Aaaarrrgghh, hentikan suara gagapmu itu, hal itu hanya membuatku pusing. Rasakan ini!" sosok tinggi itu mendorong tubuh Yeonjun lalu menendangnya dengan kasar, Jaemin meringis, melihat betapa kesakitannya wajah Yeonjun.
Ketika hendak masuk dan menghentikan hal keji itu, sebuah tarikan membuat tubuh Jaemin tertarik dan berbalik arah. Di hadapannya berdiri kekasihnya, Jeno dengan tatapan yang terkunci kearahnya.
"Berhenti mengurusi urusan orang lain, mereka bukan urusanmu." Ucap Jeno sambil sesekali melirik kebelakang Jaemin dimana sosok tinggi itu masih menendang perut lelaki lainnya yang tersungkur.
"Ta-tapi, dia_"
"Sssst! Jangan mencari masalah, Jaemin-ah." Ucap Jeno lalu mengecup bibir Jaemin singkat.
"Aku tidak ingin kau dalam bahaya, karena jika itu terjadi aku tidak segan-segan untuk membunuh mereka yang berani menyakitimu." Ucap Jeno sambil mengelus pipi Jaemin, Jaemin mengangguk lalu berjalan kembali kekelas mengikuti Jeno.
Sosok yang memberikan tendangan terakhir pada korbannya, menoleh cepat kearah jendela, namun ia tidak menemukan siapapun. Dia, Beomgyu, si murid baru yang sepertinya cukup berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL (REMAKE)
FantasíaMisteri, horor 21+ 누구세요? 소름 끼치는 검은 그림자 당신인가요? 제노와 재민커플💚💚