세븐

310 28 1
                                    

"Bohong! Kau pasti mengambilnya saat aku terdorong tadi, cepat kembalikan!" bentak wanita itu Guanlin melihat sekitar dan orang-orang seperti menghakiminya.

"Yak! Kembalikan dompetnya! Masih berseragam berani mencuri, ingin aku laporkan pada pihak sekolahmu?" seorang lelaki memekik dan menatap Guanlin kesal, Guanlin menggeleng masih memegang pipinya yang tertampar.

"Ah, pasti dia yang mencurinya. Lihat wajahnya saja babak belur begitu, pasti dia seorang pencopet." Seorang lelaki bertopi yang entah darimana muncul dan menuding Guanlin. Bahkan ia mendorong Guanlin hingga tubuh Guanlin keluar dari halte dan basah terkena hujan.

"A..aku tidak mengambilnya, aku berani bersumpah!" ucap Guanlin masih terduduk diatas tanah.

"Geledah saja tubuhnya, pasti disembunyikan disuatu tempat!"

"Iya benar!"

"Benar geledah saja!" Semua orang mulai menuding Guanlin, Guanlin tetap menggeleng dengan wajah kecewanya, kenapa semua malah menuduhnya. Padahal ia hanya ingin berteduh, tidak memiliki niat sama sekali untuk mengambil barang milik orang lain.

"Anak kurang ajar seperti ini perlu diberi pelajaran, rasakan ini!" Guanlin menutup matanya ketika tangan pria bertopi itu terangkat keudara.

BRUUM...BRUUM..BRUUM

Seketika cipratan dari genangan air hujan mengenai wajah pria bertopi yang sengaja dilakukan oleh si pengendara motor. Semua menoleh kearah sisi jalan, Jeno duduk diatas motor dengan helm yang menutupi wajahnya. Jeno mematikan motornya dan turun sambil melepas helmnya.

Ia berjalan kearah Guanlin dan pria bertopi itu lalu menarik tangan Guanlin, dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

Jeno menyeringai membuat pria bertopi itu mengernyit heran.

"Pencuri teriak pencuri." Gumam Jeno, seketika mata pria bertopi itu membulat. Jeno mendekat, lalu memberi pukulan di perut pria itu, hingga terjatuh ke tanah.

Jeno mengambil sesuatu dari balik jaket pria yang kini terkulai lemah diatas tanah sambil memegang perutnya kesakitan. Jeno mengangkat benda itu yang ternyata dompet seorang wanita, Jeno melempar dompet itu pada si wanita yang menangkapnya cepat.

"Sebelum kalian menuduh orang, maka carilah bukti dulu! Manusia hanya melihat dari penampilan, tanpa pernah mau mencaritahu kebenaran." Ucap Jeno kearah orang-orang yang berada di halte yang merasa malu dan menyesal.

"Dan kau bajingan! Hiduplah menjadi bajingan untuk selamanya, dan bersiaplah bertemu denganku suatu hari nanti." Ucap Jeno sambil menepuk kepala pria itu. Jeno membalik tubuhnya dan melihat ekspresi terkeju Guanlin.

Ia melewati Guanlin dan naik ke motornya .

"Naiklah! Aku akan mengantarmu pulang!" ucap Jeno. Guanlin berbalik dan menatap Jeno dengan alis berkerut. Jeno berdecih dalam hati, lelaki di depannya benar-benar tidak tahu terima kasih.

"Aku hanya akan mengatakan ini padamu sekali, aku tidak suka ketika aku harus mengulang ucapanku. Naik, atau selamanya berada dijalanan." Dengan terpaksa Guanlin berjalan kearah Jeno, lalu dengan satu tarikan kuat Jeno menarik tangan Guanlin agar segera menaiki motornya.

Di bawah guyuran air hujan, motor Jeno memecah jalanan kota Seoul. Guanlin memeluk erat tubuh Jeno, dan entah mengapa ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, dan Guanlin mengartikan itu adalah sebuah kebencian.

"ASTAGA GUANLIN-AH!" Winwin memekik histeris ketika melihat putra bungsunya berdiri di depan pintu dengan keadaan basah kuyup dan wajah yang memar. Winwin memeluk putranya, dan menangis kencang. Sementara Jaemin yang berdiri disamping ibunya, terkejut melihat sosok Jeno yang juga basah kuyup.

THE DEVIL (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang