✨ 10 || ANDERSON THEODORE LEE

55 12 2
                                    

Justformyji

___

Begitu sunyi dan hampa.

Mungkin hal itu yang bisa Maverick gambarkan tentang tempat itu. Awal mula ketika ia terbangun, ia mendapati tubuhnya yang kaku itu terbaring di atas bebatuan dengan kabut yang menghalangi pemandangannya. Di ujungnya terdapat sbuah jurang curam yang langsung mengarah pada sebuah wilayah pemukiman yang nampak tak begitu asing baginya.

Ada sungai yang melintasi pemukiman tersebut dan langsung terhubung pada lau yang jaraknya tak begitu jauh dari pemukiman. Lalu di sekeliling pemukiman ladang dan perkebunan yang sangat luas, hingga ia tak dapat melihat di mana ujungnya. Apakah ia berada di pemukiman surga?

"Siwanda memang selalu indah, Mave. Tapi kau tidak bisa membandingkannya dengan surga, terlalu jauh."

Betul, ini adalah Siwanda.

Mave merutuki kebodohannya itu. Tapi, siapa yang berbicara tadi?!

Mave menoleh ke samping kanannya, mendapati seorang pria dewasa berpakaian rapih namun nampak begitu kuno baginya.

"K-Kau siapa?" Suaranya tercekat, kejadian sebelumnya membuatnya agak trauma berhadapan langsung dengan orang asing.

Pria itu lantas tersenyum padanya. "Namaku bahkan ada di tengah namamu." Ucap sang pria misterius itu.

"Perkenalkan, aku Anderson Theodore Lee. Ayah kandungmu."

Kedua mata Maverick melebar tak percaya, "Ti-Tidak mungkin. K-Kau seharusnya sudah mati." Suaranya terdengar bergetar seketika. Bayangan tak percaya serta kenangan menyakitkan mengenai dirinya kian menyeruak ke permukaan.

"Ya, itu sebabnya kau juga ada di sini, Nak."

Ia? Apa maksudnya?

Tubuhnya mendadak berubah menjadi sangat dingin. Ah, ia ingat!

Mave langsung meraba dadanya, memastikan hal suatu hal yang baru saja ia ingat. Seharusnya ada luka di sana, ingat betul jika luka itu benar-benar ada dan kondisinya cukup parah. Ia bahkan ingat bagaimana rasa sakit yang begitu menyengat mulai melumpuhkan syaraf-syaraf di tubuhnya. Mengapa sekarang luka itu seakan lenyap begitu saja? Atau jangan-jangan apa itu artinya-

"Benar. Kau sudah tiada beberapa waktu yang lalu, di hadapan Yafa. Entah apa yang akan wanita itu rasakan, yang pasti ia syok karena kau meninggalkannya begitu saja."

Untuk yang kedua kalinya, Mave merasa tubuhnya melemas. Bukan karena kondisi tubuhnya, namun karena fakta baru yang dikatakan oleh Anderson barusan.

Anderson tersenyum sendu, ada suatu emosi yang kentara ketika ia menatap langsung ke arah Mave. Putranya itu sudah tumbuh menjadi sosok pemuda yang tampan.
Ia lantas mendengus, "Sejujurnya aku cukup terkejut karena kau langsung mengenali Yafa. Padahal aku sendiri yang ayahmu saja harus bersusah payah untuk membuatmu mengenaliku."

"A-apa maksud Ayah?" Meski masih terdengar canggung, Mave dapat merasakan rasa hangat mulai melingkupi hatinya.

"Akulah yang berperan dalam kematianmu, Mave. Alam mengurungku, meskipun raga dan jiwaku sudah tak dapat lagi menyatu. Alam memintaku untuk menemuimu, dan satu-satunya cara untuk menemuimu adalah dengan kematianmu."

MARK LEE || SIWANDA - THE CURSED CHILD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang