Justformyji
____
Dua bulan berlalu semenjak kejadian itu. Kini Maverick sudah pulih sepenuhnya, bahkan pemuda itu sudah bersiap untuk melanjutkan perlengkapan studinya. Ya, pada akhirnya ia akan bersekolah. Suatu hal yang sangat ia dambakan dulu, jauh sebelum ia berada di Siwanda.
Tentu ia sangat bersemangat, terlebih Yasa sebelumnya telah melatih kemampuannya.
Jujur saja, setelah ritual pelepasan itu, ia merasa tubuhnya lebih ringan dari sebelumnya. Ia seperti terlahir kembali sebagai manusia yang sangat normal dan sehat. Dan yang paling mengejutkan, ia dapat mengendalikan api di dalam tubuhnya.
Ya,
Yasa mengatakan padanya jika ia adalah pemilik elemen api, sama seperti Chandra dan Sean. Elemen terkuat di Siwanda, sehingga banyak pemilik elemen tersebut yang kemudian melanjutkan studinya sebagai Ksatria.
Berbicara tentang pendidikan di Siwanda, tentu sistem pendidikan di Siwanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan di dunia luar. Anak-anak di Siwanda baru memulai masa studinya di usia 14 tahun, usia yang cukup matang dalam melatih kemampuan elemen dalam tubuh mereka.
Mereka menyebutnya, Wedya. Salah satu instansi pendidikan terbaik yang ada di Siwanda. Tempat belajar para Ajap sebelum mereka akhirnya terjun di dunia kerja dan menjadi seperti apa yang dicita-citakan. Wedya memiliki masa studi kurang lebih 5 tahun. Di dalamnya terdapat 4 program studi, di antaranya adalah Ksatria, Healer/Penyembuh, Ilmu Pemerintahan, dan Teknologi.
Layaknya sistem pendidikan di dunia luar, Wedya juga menerapkan ujian masuk yang sangat ketat untuk setiap program studinya, sehingga tidak semua Ajap dapat bersekolah di sana.
"Kau mungkin akan masuk ke dalam program studi Ksatria, Mave."
Yasawirya berbicara sambil meletakkan roti panggang buatannya ke piring milik Maverick. Pria itu kemudian menuangkan teh ke gelasnya dan gelas milik Maverick yang kini tengah sibuk dengan setumpuk bukunya di meja makan.
Pemuda itu kini sedang sibuk mempersiapkan ujiannya.
"Papa paham, kau pasti masih bingung dengan pilihanmu. Meskipun seperti itu, pilihlah sesuai dengan kata hatimu, karena setiap tubuh memiliki perasaan yang kuat terhadap potensi yang dimiliki olehnya."
Semenjak namanya berubah menjadi Mavendra Nararya, Yasa juga turut mengajukan hak asuhnya pada pemerintahan. Mereka mengakui Mavendra sebagai Ajap sebatang kara, sehingga dengan mudahnya pemerintah menyetujui hak asuh tersebut. Hal itu juga sudah disetujui oleh Yaffa, meskipun awalnya mereka sedikit berdebat karena adanya perbedaan pendapat. Tapi pada akhirnya Yasa memenangkan percakapan tersebut.
Dan dengan hak asuhnya itu, Yasa berhak mendapatkan panggilan 'Papa' dari Mavendra. Satu hal yang selalu ia nantikan sejak lama, karena tak ada yang tahu jika ia juga turut menyayangi pemuda itu selayaknya anak sendiri.
"Papa, tidakkah kau mengetahui apa yang paling pantas kupilih? Kau mengetahuiku lebih dalam dibanding diriku sendiri. Aku merasa terhormat jika kau mau memilihkannya untukku."
Yasa tersenyum lebar mendengar pernyataan polos yang keluar dari putranya tersebut. Benar yang Yaffa katakan, anak itu murni dan tak bernoda.
"Kali ini tidak, Nak. Kau perlu memilih jalanmu sendiri agar nanti kau tidak menyesal."
||The Cursed Child||
"Yvonne!"
Gadis berambut panjang itu lantas menoleh dengan malas ke arah Ishan yang tiba-tiba saja meneriakinya. Dari kejauhan ia dapat melihat Si Kembar Prayoga, Jean dan Sean yang tengah berjalan beriringan sambil menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARK LEE || SIWANDA - THE CURSED CHILD
Fanfic||| # 1 || THE CURSED CHILD ||| Di usianya yang belum genap 14 tahun, Maverick mendapati keanehan dalam tubuhnya. Tanpa sadar, ia mampu membakar apapun yang ada di sekitarnya dan membuat seluruh penghuni panti ketakutan. Lantas mereka mengecapnya se...