Bab 3

365 42 1
                                    

Suasana sekolahan saat ini sangat sepi. Akibat dari kejadian beberapa menit yang lalu. Semua siswa akhirnya di pulangkan, untuk kepentingan penyelidikan. Belum dipastikan apa penyebab jurin berakhir tragis seperti itu. Yang pasti terasa janggal.

Aku saat ini berada di taman pinggir kota. Duduk sendirian. Pikiranku kacau saat ini. Aku merasakan takut, sedih, juga bingung, dan marah. Perasaanku sungguh sangat campur aduk. Walau bagaimanapun aku merasakan kalau ini semua ada hubungannya denganku. Karena setelah dipikir pikir, ada benang merah yang menghubungkan dirinya dengan kejadian hari ini.

Aku tidak bodoh, aku adalah orang yang punya kewaspadaan tinggi. Aku selalu memiliki perasaan tidak aman. Ini perasaan alami yang aku miliki. Maka dari itu aku selalu berpikir jauh dan berpikir sesuatu yang paling buruk terlebih dahulu jika hendak melakukan sesuatu atau saat mengambil keputusan.

Aku merasakannya. Selama beberapa hari terakhir, aku memang merasa diikuti. Entah itu disekolah, dijalanan, bahkan saat dirumah sekalipun. Aku bisa merasakan tatapan yang selalu menghunus punggungku. Jujur saja aku takut. Bagaimana tidak, Bayangkan saja, kamu merasa diperhatikan setiap waktu oleh seseorang atau sesuatu, hingga mungkin orang yang tidak memiliki kepekaan sekalipun akan merasa terganggu dengan itu. Entah aku masih belum tahu apa tujuannya. Yang jelas sudah pasti sangat berbahaya.

Kedua, aku merasa surat yang aku dapatkan, ada hubungannya dengan tragedi hari ini. Meski kata katanya mungkin terlihat sederhana. Dan mungkin juga jika orang lain yang membaca, hanya menganggap itu adalah surat cinta dari kekasih yang merindukan pasangan dengan sebingkis hadiah manis untuk sang kekasih. Namun tidak begitu jika aku yang membacanya.

Pertama, aku tidak pernah memiliki kekasih dan ada seorang mengirim surat mengaku sebagai kekasihku. Kedua, tidak ada sesuatu benda yang bisa disebut hadiah saat ditemukan bersamaan dengan surat itu. Ketiga, tepat setelah aku menerima surat itu, dan boom tragedi jatuhnya Jurin terjadi. Bukankah ini berhubungan?. Tapi yang ku pikirkan adalah apa motif dari semua ini? Kenapa aku terlibat?.

Aku menghembuskan nafas kasar. Bagaimana ini? Bagaimana aku menjalani kehidupan selanjutnya. Aku harap tidak akan lagi terjadi seperti ini. Mungkin ini hanya sebuah kebetulan saja. Dan tidak akan ada lagi sesuatu yang terjadi kedepannya. Dan semoga memang tidak berhubungan. Polisi pasti melakukan yang terbaik untuk mengusut kejadian ini. Tapi bagaimana jika benar berhubungan? Dan polisi menemukan sesuatu yang janggal? Ya Tuhan semoga saja polisi tidak akan menemukan yang berhubungan dengan aku.

Percaya atau tidak, saat ini pun aku merasa tengah di awasi. Ya Tuhan jika memang itu orang. Apa tidak punya kerjaan?.

Ah, sudahlah ia harus segera pulang dan sebentar lagi harus bersiap untuk kerja.

**********
Tanpa Hana sadari jauh sekali di hadapannya ada seseorang yang memperhatikan gadis itu dari balik pohon. Sosok bertudung tengah mengunyah permen karet. Sedari tadi sosok itu hanya diam berdiri dengan kedua tangan berada disakunya dan menyorot gadis itu dengan ekspresi yang sulit diartikan. Setelah Hana pergi dari duduknya. Sosok itu pun juga pergi berlawanan arah.

***********

Sekarang Hana sudah sampai di rumahnya. Gadis itu tengah membuka gerbang yang tingginya hanya sebatas dada saja. Setelah berhasil membuka gerbang rumahnya, Hana segara masuk. Masih ada waktu beberapa jam lagi untuk beristirahat sebelum nanti sore dia harus bekerja.

Hana sudah tidak sabar ingin berbaring di kasurnya. Sungguh Hana merasa kelelahan. Biasanya meski dibully, Hana tidak merasakan selelah ini. Bukan, bukan Hana terbiasa dengan bully-an. Tetapi Hana masih bisa mengatasinya, Hana tidak akan pernah peduli jika hanya ejekan saja, karena yang berani benar benar membullynya habis habisan hanyalah Jurin dan gengnya. Namun kali ini berbeda sesuatu terjadi disekolahnya dan melibatkannya nyawa seseorang.

Creepy StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang