Bab 5

286 28 0
                                    

Pagi ini Hana hendak berangkat ke sekolah. Meskipun cuaca cerah, Hana tetap dengan suasana hati yang campur aduk. Mengingat baru saja kemarin sebuah tragedi terjadi. Update kasusnya Jurin dinyatakan bunuh diri. Informasi ini Hana dapatkan dari grup angkatan dan website sekolah. Dan motifnya belum ditemukan, namun semua masyarakat SMA N 1 Salamdarma mempunyai konspirasi kalau Jurin mengalami depresi karena masalah dengan keluarganya yang tidak pernah merestui menjadi seorang Artis atau modeling. Karena keluarganya menuntut nilai akademik sang anak.

Namun Hana tidak percaya itu. Ia tahu bahwa polisi kesulitan mencari bukti. Tidak ada cctv yang mendukung di rooftop terbuka itu. Dan katanya hari ini akan di adakan interogasi siapa yang terakhir kali bersama Jurin atau bukti bukti lainnya. Dan lagian hasil forensik dari otopsi jenazah Jurin belum keluar. Jadi semua hanya dugaan sementara saja dari orang orang.

Tint tint tint....

"Ayo naik!!!."

Hana mengernyitkan dahi saat melihat seseorang naik motor menghadangnya. Baru kali ini ada seseorang yang ingin memberi Tebengan membuat Hana keheranan.
Hana memang setiap hari jalan kaki kadang juga naik bus, namun menurutnya jauh lebih lama jika naik bus karena jalan yang memutar.

Seseorang yang nangkring di motor sport hitam itu menoleh ke arahnya, lalu membuka kaca helm yang dia pakai.

"Malah bengong buruan naik!!!." Kata seseorang itu.

Hana masih bergeming. Membuat laki laki itu akhirnya turun dari motornya dan melepaskan helm full face yang sedari tadi munutupi wajahnya.

"Ryan?." Tanya Hana.

"Iya ini gue." Kata Ryan.

Laki laki itu menarik lengan Hana untuk ikut dengannya.

"Eh, enggak usah enggak usah, Lo duluan aja." Tolak Hana.

"CK!! Lama!!." Sarkas Ryan pada Hana, lalu menyeret paksa Hana untuk naik ke motornya.

Sepertinya tempramen laki laki itu bermasalah, pikir Hana.

Sesuai kesepakatan akhirnya Hana turun agak jauh dari gerbang sekolah. Dan Ryan menuruti keinginan Hana. Mereka pun menuju kelas masih masing dengan jalan berpisah. Mungkin Ryan murni hanya ingin mengajak Hana karena melihat gadis itu jalan kaki.

**********

"Anjir ngeri banget enggak sih? Setiap mau keluar dari kelas, gue jadi keinget sama Jurin yang berdarah darah. Serem banget..."

"Iyah, gue juga. Abis liat mayatnya kemarin gue enggak bisa tidur. Kebayang darah segitu banyaknya."

Kira kira begitulah yang Hana dengar dari cewek cewek yang mengobrol di samping bangkunya saat guru baru saja keluar. Jangan harap bahwa Hana ikut dalam obrolan itu. Hana bahkan duduk sendirian menumpu kedua lengannya di meja dan menundukkan kepalanya disana dengan mata terpejam. Meski begitu, Hana tidak tertidur. Begitulah cara Hana agar mengetahui banyak informasi, karena tidak ada yang mau mengobrol dengannya. Bahkan saat cacian dan makian mereka pada dirinya, Hana mendengarkan dengan jelas tanpa respon berarti selain hatinya yang bergemuruh, karena mereka selalu mengira Hana tertidur.

Brakkkk!!!

"Dasar cewek culun!!! Lo kan yang mencelakai Jurin!!!."

Sial!! Hana Bahkan tidak pernah menyangka kedatangan mereka. Tahu tahu mereka benggebrak mejanya sampai ia tersentak. Dan rambutnya ditarik kebelakang.

"Lo gila ya? Aakkkhh..." Tanya Hana, mereka malah semakin kuat menarik rambutnya.

"Halah Lo enggak usah pura pura culun!!! Lo kan yang buat Jurin jatuh hah!!!." Ucap gadis didepannya, sedangkan rambutnya dijambak oleh gadis lain.

Creepy StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang