Bab 4

329 34 0
                                    

Kalian pernah membayangkan rasanya di ikuti orang di jalanan gelap pada jam 22.30 dan berjalan sendirian? Ya aku saat ini tengah merasakannya. Bedanya, aku secara sadar di ikuti oleh seseorang yang yang entah berjarak beberapa meter di belakangku. Sesungguhnya aku merasakannya sejak aku naik bis hingga aku turun pun masih aku rasakan.

Aku penasaran tapi juga takut, aku hanyalah seorang gadis yang modal nekad tidak mempunyai kuasa bela diri apapun. Sepanjang jalan aku berpikir. Jika memang sesosok itu adalah benar Ryan. Apa tujuannya dia mengikuti? Sedangkan dia baru saja sekolah disini sejak kemarin. Dan benarkah sosok yang akhir akhir ini mengikutiku adalah Ryan? Atau yang tadi sore ku lihat memang hanya kebetulan saja?

Entah mana yang benar, yang jelas aku harus memastikan. Kalian setuju tidak dengan keputusanku?. Aku
menghentikan langkahku saat ini. Aku mengencangkan tali tasku. Menarik nafas dalam dan membuangnya. Aku gugup tapi ya mau bagaimana lagi. Lebih baik jika aku mati pada tangan seseorang itu dan mengetahui faktanya, biar kalau jadi hantu pun aku tidak penasaran karena bisa mengetahui siapa yang akan kudatangi, dari pada mati aku penasaran.

1,2,3.

Aku berbalik dan dapat!! Seseorang berdiri jauh beberapa meter di depan sana. Hanya satu detik aku terdiam, lalu aku berlari mengejar sosok itu.

Dia pun sama, sosok itu lari sekencang mungkin saat aku sadar aku mengejarnya.

"Hoi!!! Berhenti!!!." Teriakku.

Aku berlari sekencang yang aku bisa. Sial sepertinya dia memang laki laki karena larinya kencang sekali. Aku sedikit kesulitan.

Sial!!! dia berbelok ke gang kecil.

"Yaaaaak!!! Berhenti!!! Lo siapa sial!!!."

"Apa maksud Lo ngikutin gue??!!!." Kataku.

Sial sekali, sosok itu begitu tinggi, dan kakinya sangat panjang, otomatis dia sangat pandai berlari, kaki panjangnya membantunya melangkah lebar dan cepat.

Ayo Hana, kamu pasti bisa. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri dan mengerahkan seluruh tenagaku untuk berlari mengejarnya.

Aku semakin kesulitan karena dia terus saja berbelok, membuatku bisa saja jatuh jika tidak mengatur langkahku, terlebih lagi aku harus memperhatikan sosok itu agar tidak kehilangan jejaknya, jadi aku tidak memperhatikan langkahku sendiri.

Setelah sekian lama berkejar kejaran, akhirnya di ujung saja dia berhenti berlari. Dia tidak bisa kemana mana karena di ujung sana ada jalan raya besar dan banyak motor dan mobil yang berlalu lalang. Dapat, akan aku dapatkan. Aku memperkuat lariku lagi, jangan sampai dia bisa kabur lagi. Sungguh aku ingin hidup tenang. Aku memang ingin bebas dari pembully tapi bukan dengan cara kehilangan nyawa orang itu. Lagipula untuk apa aku bebas jika akhirnya digantikan sosok stalker seperti ini yang mengintaiku dimana mana, membuatku tidak nyaman dan takut.

"Tetap disitu!!! Lo sebenarnya siapa dan tujuan Lo apa ngikutin gue?." Tanyaku saat aku sudah berjarak sekitar lima meter didepannya.

Sosok itu diam, berdiri di ujung trotoar dengan posisi menghadap jalanan dan membelakangi aku.

"Pengecut!!! Lo cuma bisa diam diam ngikutin gue. Tunjukan wajah Lo sama gue, gue mau tahu wajah dibalik orang pengecut kayak Lo."

Aduh!!! Hana bego!!!. Sebenarnya apa yang aku katakan? bisa bisanya berkata seperti itu, kalau dia marah bagaimana? Jika ternyata dia mencelakakan aku bagaimana ini? sama saja menantang maut!!!.

Sepatu putih merek Adidas, celana jeans hitam, dan Hoodie berwarna hitam yang menutup kepalanya, tangannya tertutup oleh lengan Hoodie yang melewati lengannya. Itulah kira kira ciri ciri yang aku dapatkan tentang orang ini dari jarakku yang sudah tinggal tiga meter dibelakangnya. Sial!!! Rasanya tidak ada ciri ciri berarti selain orang itu sangat tinggi sekitar 178-180cm. Selebihnya pakaiannya tampak seperti pakaian yang bisa didapat beli dimana saja.

Creepy StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang