2

381 49 10
                                    

Pagi itu kantor departemen penanganan serangan monster dikejutkan dengan berita duka. Seorang esper yang bernama Haruto tewas setelah melawan monster di tengah laut. Guide dari esper itu menangis histeris setelah mendengar kabar tersebut.

Seungmin menyaksikan kejadian itu dari lantai 3. Dadanya sesak melihat Junkyu, teman sesama guide— menangis sangat kencang. Memang kejadian seperti ini bukanlah hal langka. Beberapa kali Seungmin mendengar kabar tewasnya seorang esper saat bertugas dan itu menjadi pukulan telak untuk departemen. Tewasnya seorang esper sama saja dengan berkurangnya kekuatan untuk melindungi umat manusia.

Pandangan Seungmin tiba-tiba tertuju pada Hyunjin yang berdiri cukup jauh dari posisi Junkyu menangis. Dapat Seungmin baca raut wajah itu, penuh dendam dan berapi-api. Hyunjin pasti bertekad akan membalaskan dendam Haruto dan membunuh monster itu. Buru-buru Seungmin berlari menuju lift untuk turun menghampiri Hyunjin. Sayangnya begitu sampai di lantai bawah, Hyunjin sudah menghilang entah kemana.

Seungmin memang tidak pernah meragukan kekuatan Hyunjin. Tapi melihat Haruto yang sampai tewas padahal dia seorang esper kelas A, membuat Seungmin merasakan kekhawatiran yang luar biasa. Ia pun langsung menghubungi Hyunjin sebelum esper itu bertindak lebih jauh.

"Ada apa?"

"Kau di mana??"

"Di depan ruang pimpinan."

"Tunggu! Apa kau teleportasi ke sana?"

"Hm."

"Sebentar Hyunjin! Ada yang ingin kukatakan padamu."

"Katakan saja."

"Jangan gegabah! Monster di laut itu pasti sangat kuat!"

"Seungmin, kau lupa? Kekuatanku adalah pengendali petir. Air bersifat sebagai penghantar listrik jadi—"

Seungmin tidak butuh penjelasan seperti itu.

"Aku hanya khawatir, Hyunjin. Yasudah terserah kau saja. Percuma aku bicara seperti ini. Kau pasti akan tetap pergi."

"Wah~ apa guide-ku sedang merajuk? Kau tidak ingin aku pergi?"

Seungmin langsung memutus sambungan membuat Hyunjin terkejut kemudian mendesis. Padahal Seungmin tidak perlu terlalu khawatir. Hyunjin yakin pada kekuatannya dan dia pasti tidak akan berakhir seperti Haruto. Dengan keyakinan itu, Hyunjin pun melangkah penuh percaya diri memasuki ruang pimpinan.



_____




Seungmin menjenguk Junkyu yang terbaring lemah di ranjang kamar rumah sakit. Junkyu tidak mau makan apapun hingga harus menerima cairan infus. Ia terus menangis tiap kali tersadar setelah pingsan. Ingatannya masih terisi oleh sang esper yang telah tiada dan itu sangat menyiksa.

"Junkyu..."

"Pulanglah, aku sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."

"Aku membawakan kue stroberi kesukaanmu. Setidaknya makanlah sedikit."

Junkyu tidak menanggapi dan memilih memandang keluar jendela.

"Kau harus segera pulih supaya bisa menghadiri upacara pemakaman Haruto. Aku akan datang bersamamu."

Air mata Junkyu kembali menetes hanya dengan mendengar nama Haruto. Melihat itu membuat Seungmin merasa bersalah tapi siapa sangka Junkyu malah mengatakan sesuatu.

"Kau tau apa yang paling kusesali? Sebelum Haruto pergi untuk misi itu, dia sempat menunjukkan keraguan. Dia bertanya, apa aku tidak usah pergi ya?" Junkyu menutup wajahnya dengan telapak tangan dan kembali menangis, "Padahal itu adalah tanda, kenapa aku tidak menyadarinya dan malah menyuruh Haruto untuk pergi?? Kenapa aku bodoh sekali?!"

"Junkyu, tenanglah..." Seungmin tak bisa mengatakan apapun selain memeluk Junkyu. Melihat temannya menangis membuat Seungmin ikut meneteskan air mata.

"Hiks hiks... Aku mencintainya... Dia adalah esper yang baik. Dia tidak pernah meminta sesuatu yang aneh. Kenapa aku bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaanku?"

Seungmin hanya bisa mengangguk dan mengendalikan emosi sambil menenangkan Junkyu. Dalam pelukannya Junkyu terus menangis dan menyebut nama Haruto beberapa kali. Semua sudah terlambat dan Junkyu hanya bisa memendam perasaan itu sampai kapanpun.

Hubungan asmara antara esper dan guide memang tak bisa terbantahkan. Apa yang Junkyu alami menjadi pelajaran untuk Seungmin. Seungmin tak ingin Hyunjin mengalami hal yang sama karena itu setidaknya Seungmin harus melakukan sesuatu untuk Hyunjin.

Malam pukul 21.00 Seungmin baru kembali dari rumah sakit dan melihat Hyunjin yang sudah selesai mandi. Esper tampan itu hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Ia duduk di kursi kayu sambil menghisap sebatang rokok.

"Darimana saja?" tanya Hyunjin pada Seungmin yang sedang melepas dasi.

"Menjenguk Junkyu."

"Bagaimana kondisinya?"

"Buruk. Dia masih tidak ingin makan."

"Begitu ya..."

"Apa kau benar-benar akan melawan monster itu?"

"Tentu saja. Dia mengacau di laut timur, mengganggu aktifitas nelayan dan kapal angkut. Masyarakat pesisir juga banyak mengeluh soal monster yang meresahkan ini."

"Kalau kau memang harus pergi, maka aku akan ikut."

Hyunjin langsung terusik dengan ucapan Seungmin. "Ck— jangan aneh-aneh. Kau itu seorang guide, tugasmu adalah duduk manis di sini menunggu kepulanganku."

"Tidak," Seungmin melangkah mendekati Hyunjin lalu duduk di pangkuannya. "Aku tetap akan ikut. Meski kau melarang, aku akan mencari tau di mana lokasinya dan langsung mendatangimu."

"Aku tidak pergi sendiri. Ada 3 esper lain yang ikut bertugas ke sana," ucap Hyunjin kemudian menghembuskan asap rokoknya ke wajah Seungmin.

"Terserah kau mau bilang apa, aku tetap ikut."

"Aish kau ini benar-benar..."

Seungmin tersenyum lalu menyentuh tattoo di leher Hyunjin dengan ujung jemarinya. Seketika Hyunjin merasa lemah dan terbuai dengan sentuhan itu.

"Apa sekarang kau menggodaku agar aku mengijinkanmu ikut?"

"Anggap saja begitu," ucap Seungmin yang kemudian mencium bibir Hyunjin dengan lembut. Ciuman santai itu diselingi dengan kegiatan guiding dari Seungmin karena dia tidak ingin espernya kehabisan tenaga besok.

Seisi kamar pun dipenuhi suara kecupan dari tautan bibir mereka. Tak masalah jika bibir Hyunjin terasa pahit karena rokok, bagi Seungmin esper-nya sangat sexy malam ini.

Hyunjin memadamkan rokoknya ke dalam asbak dan memilih untuk meremas bokong Seungmin yang lebih menggoda. Seungmin pun jadi semakin bersemangat untuk mencium serta melumat bibir Hyunjin.

"Eh? Tak kusangka ini sudah berdiri tegap," kata Seungmin sambil menggesekkan miliknya ke milik Hyunjin yang tersembunyi di balik handuk itu.

"Aku sudah cukup menerima guiding darimu," kata Hyunjin yang mencoba menghentikan Seungmin.

"Ini bukan guiding. Aku hanya ingin melakukannya saja. Malam ini kita bisa lakukan seks sebelum bertugas besok."

"Yang bertugas itu aku, kau bekerjalah seperti biasa di kantor," tegas Hyunjin dengan penuh penekanan sambil menahan pundak Seungmin dan menatapnya tajam.

"Nyenyenye aku tidak dengar." Seungmin pun berdiri sambil melepas pakaiannya satu persatu. "Cepatlah Hwang Hyunjin, penuhi lubangku dengan spermamu," goda Seungmin sambil berbaring ke ranjang lebih dulu dan memamerkan bokongnya yang berisi.

"F*ck sejak kapan kau jadi keras kepala begini? Baiklah, akan kubuat kau tidak bisa berjalan supaya tidak jadi mengikutiku besok."






Bersambung





Random question..
Kenapa ya aku masih stay di wp? Padahal udah banyak yg ninggalin platform ini. Kalo alasan kalian masih stay apa? 🤔

Bandaids || SeungJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang