Pagi ini Seungmin bekerja dengan memaksakan diri. Bagaimana tidak? Semalam ia digempur habis-habisan oleh Hyunjin. Meski Hyunjin tidak marah lagi, tetap saja Seungmin harus menahan sakit di bagian bawahnya.
"Wah~ lihat lehermu penuh kissmark."
"Diamlah kak, aku sangat lelah."
Jiwoong mendesis lalu meletakkan sekaleng kopi di meja kerja Seungmin.
"Thank you."
"Ngomong-ngomong apa kau tau siapa guide-nya Matthew?"
"Matthew? Entahlah, dia bukan esper tetap di sini. Kenapa kak?"
"Aku tertarik padanya."
"Sudah kuduga. Kemarin saat di dalam mobil kakak menyuruhnya duduk di depan sedangkan aku di belakang harus memberi guiding pada Jeno belum lagi Hyunjin tidak mau bicara denganku."
Jiwoong terkekeh mendengar keluhan Seungmin. Apa sebegitu jelas terlihat? Yah memang pesona Matthew tak bisa diabaikan. Sekarang saja Jiwoong sangat merindukannya.
"Apa Hyunjin punya nomor Matthew? Kalau punya aku ingin minta."
"Hyunjin masih tidur. Nanti aku tanyakan padanya."
"Tolong ya, terima kasih Seungmin."
"Hm..."
Setelah Jiwoong pergi, Seungmin langsung membenamkan wajahnya ke lipatan lengan di atas meja. Sungguh ia mengantuk sekali ditambah bokongnya masih terasa penuh dengan milik Hyunjin. Wajahnya seketika merona mengingat betapa sexy seorang Hwang Hyunjin ketika berada di atasnya.
Di saat Seungmin sibuk dengan pikirannya sendiri, seorang guide yang duduk tak jauh dari meja kerja Seungmin ternyata sedang menangis dikerumuni guide lain. Guide itu bernama Kim Younghoon dan dapat Seungmin dengar dari pembicaraan mereka jika espernya ternyata akan menikah dengan orang lain. Sungguh rumit jika pekerjaan disangkutpautkan dengan hubungan percintaan.
_____
Pukul 13.00 Seungmin pergi ke upacara pemakaman Haruto bersama Hyunjin. Mereka harusnya datang dengan rombongan kantor tapi Seungmin memilih untuk menyesuaikan waktu dengan Hyunjin.
Mereka memberi penghormatan pada Haruto untuk terakhir kalinya dan Hyunjin sempat berkata pada foto Haruto bahwa ia telah berhasil membunuh monster itu. Seungmin lirik esper tampan itu sebentar sebelum akhirnya ikut berdiri dan memberi hormat pada keluarga Haruto.
"Caramu berjalan sangat lucu," ucap Hyunjin saat mereka sudah berada di luar gedung kremasi.
"Ini semua gara-gara kau."
"Apa masih sakit?"
"Sedikit..." Padahal memang masih sakit.
Hyunjin hanya mengangguk sebelum ia mengeluarkan rokok lalu menjepitnya diantara belah bibir.
"Aku juga mau."
"Ambil saja."
Mereka lalu duduk bersebelahan di sebuah kursi taman dan merokok bersama. Entah sejak kapan rokok kesukaan Hyunjin telah menjadi rokok kesukaan Seungmin. Mereka tidak mengatakan apapun, hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Tenang sekali..."
"Hm? Iya, langitnya juga cerah," sahut Seungmin.
"Monster-monster itu muncul seolah tak ada habisnya. Mereka menghancurkan segalanya tanpa ampun. Rasanya aneh jika hari ini begitu damai."
"Aku pernah berharap jika kehidupan kita kembali normal. Apakah itu mungkin?"
"Kehidupan yang normal ya... Itu artinya monster-monster itu sudah habis?"
Seungmin mengangguk lalu tak lama setelahnya Hyunjin mendesis.
"Kalau begitu para esper akan menyalahgunakan kekuatan mereka. Bisa saja perang antar manusia yang terjadi."
"Ah benar juga... Itu bahkan lebih buruk."
"Kau sangat menggemaskan," ucap Hyunjin kemudian mengedipkan satu matanya untuk menggoda Seungmin.
"Cih..." Tiba-tiba Seungmin teringat akan sesuatu, "Apa benar kak Juyeon akan menikah?"
"Hm, aku sudah dapat undangannya. Bisa-bisanya menikah di saat seperti ini."
"Lalu apa dia akan tetap bekerja sebagai esper?"
"Tentu."
"Kalau begitu kak Younghoon kasihan sekali..."
"Biarkan saja, itu urusan pribadi mereka. Jika Juyeon memang waras, harusnya dia berhenti dari pekerjaan ini dan hidup bahagia dengan calon pasangannya."
Seungmin terdiam sambil memperhatikan Hyunjin yang masih asik merokok. Sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin ia tanyakan tapi untuk sementara cukup itu saja.
"Hyunjin."
"Hm?"
"Kak Jiwoong ingin minta nomor Matthew. Apa kau punya?"
"Punya." Hyunjin pun mengeluarkan handphone dari saku jasnya lalu mengirimkan nomor Matthew ke Seungmin. "Sudah."
"Terima kasih Hyunjin. Kak Jiwoong pasti senang sekali."
Hyunjin tersenyum tipis melihat guide-nya yang sedang fokus mengirim chat pada Jiwoong. Entah kenapa muncul niat jahil untuk menggoda Seungmin.
"Terima kasih saja tidak cukup."
"Eh? Lalu kau mau apa?"
"Cium aku."
"Maksudmu guiding tingkat 2?"
"Tidak, cium saja tanpa guiding. Lagipula aku tidak sedang kehabisan tenaga."
"Di sini banyak orang."
"Tidak ada siapa-siapa. Ayo cepat cium aku."
"Ck— dasar pemaksa."
Seungmin pun mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Hyunjin dengan lembut. Hyunjin melumat bibir Seungmin begitu juga sebaliknya. Sayang sekali ciuman itu tidak berlangsung lama karena Seungmin melepas tautan bibir mereka.
"Ueek— pahit!"
Hyunjin malah terkekeh lalu kembali menghisap rokok yang ia jepit di antara telunjuk dan jari tengahnya.
"Apa sepahit itu?"
Seungmin hanya mengangguk sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangan. Padahal sebenarnya ia juga malu berciuman di tempat umum.
"Ciuman setelah menghisap rokok adalah ide yang buruk, Hwang Hyunjin."
"Kalau begitu hisap penisku saja."
"Kau sudah gila ya?!" pekik Seungmin sambil memukul dada Hyunjin membuat esper itu kembali terkekeh. Tenang saja, candaan seperti itu memang sering terjadi karena Hyunjin senang menggoda guide-nya.
Bersambung
Bonus
Cerita 3 tahun lalu setelah Seungmin bertemu Hyunjin di atap, keesokan harinya tiba-tiba Seungmin dipanggil atasan untuk menjadi guide tetap seorang esper. Awalnya Seungmin biasa saja tapi begitu mengetahui siapa esper itu, ia merasa lega sekaligus senang. Akhirnya ia bisa bertemu Hyunjin tiap hari dan memberi guiding pada orang yang disukai.
Tapi sebenarnya alasan kenapa Seungmin tiba-tiba menjadi guide untuk Hyunjin karena ternyata...
"Apa?? Jadi sekarang kau sudah berubah pikiran??"
"Hm."
"Kau sungguh menginginkan seorang guide? Wah~ akhirnya Hwang Hyunjin menyerah dengan pendiriannya. Selain itu aku juga khawatir karena kau terus mengkonsumsi pil." Laki-laki berkacamata itu lalu kembali duduk di depan komputer untuk membuka file daftar guide.
"Tapi aku tidak ingin sembarang guide."
"Apa maksudmu? Apa kau menginginkan seseorang untuk jadi guide-mu?"
"Iya, aku ingin Kim Seungmin menjadi guide-ku."
Dan tentunya Seungmin tidak pernah tau soal itu.
Aku bingung mau lanjut apa ngga soalnya kulihat dikit peminatnya 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandaids || SeungJin
FanfictionSeperti esper yang membutuhkan guide, nyatanya Hyunjin dan Seungmin memang tergantung satu sama lain. ⚠️BxB 2 Oct 2023 s/d ??? © 2023 by hwangsoul