Dipagi buta ini secara mendadak banyak yang berdatangan ke ruang latihan, membuat para trainee lama kebingungan. Suasana mendadak tidak seperti beberapa detik yang lalu disaat mereka sedang berlatih menggunakan lagu debut yang selalu diputar berkali-kali dalam sehari. Lagu berisik itu mendadak lenyap memantulkan dentingan terakhir ke setiap sudut ruangan.
Tidak ada yang berani bersuara, mereka berempat kompak mundur dari posisi masing-masing dengan perlahan.
Bukankah mereka diambang waktu penentuan untuk debut? Meski belum tercatat tanggal resmi, tapi dimulai minggu depan syuting untuk MV akan dilakukan. Menunggu dalam kurun waktu 3tahun itu tidak sebentar, mereka tidak ingin lagi mengganti member fix saat ini, karena berada dititik ini penuh dengan air mata dan perang batin tanpa terlihat.
Terutama untuk Na da-yeon, trainee terlama yang bergabung ke agensi. 3 tahun memang ia habiskan untuk menunggu debutnya bersama ketiga temannya, tapi jauh sebelum itu, ia telah menghabiskan waktu 5tahun bersama orang-orang yang berguguran dari waktu ke waktu. Ya, hanya ia yang bertahan hingga saat ini.
Tanpa sadar da-yeon menggenggam tangan rin-ah, seseorang yang berdiri tepat disampingnya. Ae rin-ah menoleh lalu balik memperkuat genggaman mereka seolah menyalurkan kekuatan bahwa semua akan baik-baik saja.
Lalu para petinggi perusahaan mulai memasuki ruang latihan itu dengan ekpresi sulit ditebak. Tidak mungkin mereka rapat darurat diruang latihan kan? Seolah dapat membaca suasana, pikiran da-yeon mulai kalut membayangkan kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.
"Saya tahu ini terlalu mendadak, tapi kita akan membuat formasi baru" ucap juru bicara diantara para pria ber-jas itu.
"dengan 8 member?" tanya Ro Na spontan. Karena yang ia lihat ada 4 wanita muda berdiri didepannya.
"Bisa dengarkan dulu sampai akhir?" suara itu tidak menggelegar, tapi mampu membuat Ro Na menciut karena mendapatkan tatapan tajam kearahnya.
"formasi baru disini bukan penambahan anggota, tapi pergantian mungkin? Untuk kalian yang tidak mumpuni untuk debut bulan depan" lanjut juru bicara tersebut cepat dengan sekali bernafas. Tatapan tajamnya menyapu, menunggu reaksi dari keempat kandidat yang hampir debut itu.
Wajah Yu Bi yang sudah pucat itu semakin pias lalu ia hampir kehilangan keseimbangan mendapatkan kabar mengejutkan dipagi hari dengan melewatkan sarapan. Ro Na dengan sigap menahan posisi temannya agar tetap tegak meskipun ia juga sama terkejutnya.
"Bulan depan? Kita akan debut bulan depan?" tanya Ro Na memastikan. Pria ber-jas itu mengangguk. Alisnya menekuk tajam seolah menegaskan "Pastikan kamu akan ikut debut"
"Kita- sudah menuntaskan seluruh rekaman dan formasi akan dirombak total? Apa waktunya akan cukup?"
Kali ini da-yeon yang bertanya. Ia rasa tidak masuk akal untuk menyusun formasi baru jika agensi akan mendebutkan mereka bulan depan. Ini bukan situasi yang baru baginya, ia mencoba menerima tapi tetap saja akalnya tidak bisa menerima itu semua.
"bukan tanpa alasan, ini semua dilakukan karena Tuan Choi kurang puas dengan hasil rekaman lagu kemarin. Mau tidak mau, suka tidak suka kalian mulai detik ini harus bersaing untuk memperebutkan posisi 4 besar jika ingin debut. "
Jika saja ia bisa mengamuk, da-yeon sangat ingin mengamuk saat ini juga. Bagaimana mungkin? Yatuhan bahkan mereka menghabiskan banyak waktu untuk rekaman 1 lagu yang diproduseri langsung oleh Tuan Choi. Da-yeon tahu betul selera gurunya sekaligus petinggi agensi itu. Ia sudah melakukan yang terbaik, begitupun teman-temannya. Bahkan Tuan Choi terlihat bangga dan puas ketika keempatnya mampu merampungkan seluruh lagu dengan baik dari full album debut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince
FanfictionPada akhirnya, keduanya melupakan tujuan awal mereka untuk saling memperebutkan tahta.. ada yang lebih menarik dari itu, yaitu memperebutkan seorang wanita. Isn't the world unfair? Those who are already at the top, will always be like that.