Johnny hanya memandangi layar ponselnya yang terus menampilkan panggilan dari Manager Lee. Begitu sampai di Korea 3 hari lalu, mereka tak saling berkabar, lebih tepatnya Johnny yang menghindar. Ia hanya masih kesal dengan tindakan Lee HyukJae di Paris tempo hari, membiarkannya melakukan tindakan tak senonoh pada Joana, padahal jauh sebelumnya HyukJae paling cekatan dalam hal seperti ini.
"Aku pikir kalian saling menyukai satu sama lain" tutur HyukJae dikala Johnny menelponnya pagi itu.
"Sial, tidak seperti itu" desis Johnny mendengar penuturan Managernya.
"Lalu aku harus apa? Memisahkan dua orang yang sedang berciuman? Itu menjijikan"
Johnny memejamkan matanya mendapati fakta baru, kalau ia dan Joana beberapa kali sudah berciuman sejak di Club. "Setidaknya jangan biarkan aku dan Joana sekamar!"
"Kalian masuk berdua! Aku hanya mengantar sampai Lobby"
TUTT
Panggilan mereka terputus sepihak pagi itu, Johnny membanting ponselnya. Ia akui sedang panik sehingga menelpon Lee Hyukjae untuk ia salahkan, dan sedang kalut karena saat bangun mendapati dirinya ada di Hotel berbeda dengan Joana, ditempat tidur yang sama. Ia mengalami syok lumayan parah sehingga tak mampu menggerakan tubuhnya. Untungnya, pakaian mereka masih lengkap, itu sedikit membuatnya lega.
Johnny berniat untuk bangun diam-diam, tapi gerakannya terdahului oleh Joana, wanita itu langsung terbangun dan bergerak mencapai kamar mandi. Johnny melirik dengan menyipitkan matanya, berkamuflase masih tidur. Joana tampak biasa saja, bahkan wanita itu langsung pergi keluar setelah dari kamar mandi, entah kemana.
Baru setelah Johnny merasa sendiri dikamar, ia berusaha bangun dengan kepala yang masih berat. Berdiam sebentar untuk mengingat kejadian semalam, ia telah melakukan apa saja dan ia sudah melewatkan apa saja. Pria itu mengecek kelengkapan pakaiannya sendiri, aman, tidak ada juga pemandangan berantakan pakaian dalam seperti di film-film. Mereka tak melakukannya, Johnny menghela nafas lega sekali lagi.
Ceklek
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Joana muncul disana bersama seorang waitress membawa baki yang berisi makanan, mungkin sarapan bagian mereka?
Wanita itu masuk, menunjuk meja yang kosong. "Taruh disini" perintah Joana pada petugas itu, lalu tak lupa memberikan tip sebagai bentuk terimakasih karena sudah membantu, padahal itu semua bagian dari tugas sang waitress.
"Aku gatau apa yang kamu suka, jadi aku bawa hampir semua menunya" tutur Joana berbalik menghadap Johnny yang masih diatas ranjang, dengan keadaan masih berantakan.
Johnny hanya bisa memandangi Joana yang terlihat sangat santai, seolah kejadian semalam tidak pernah terjadi. Wanita itu bahkan sudah memulai kegiatan sarapannya, mengabaikan Johnny dengan rasa bersalahnya.
"Kenapa? Masih pusing?" Tanya Joana balas menatapnya. "Mau aku pesankan yang lain?"
Johnny menggeleng, sudah berusaha turun dari ranjang sambil membenarkan penampilannya. "Booking hotel ini.., atas nama siapa?"
"Namaku, kamu tenang aja"
"Berapa? Aku akan ganti" Johnny mencari letak dompetnya, mengeluarkan uang cash untuk mengganti yang telah Joana keluarkan.
"Tidak usah, lain kali saja, kamu yang bayar hotelnya" jawab Joana enteng sembari melanjutkan kegiatannya.
Johnny terperangah, lain kali?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince
Fiksi PenggemarPada akhirnya, keduanya melupakan tujuan awal mereka untuk saling memperebutkan tahta.. ada yang lebih menarik dari itu, yaitu memperebutkan seorang wanita. Isn't the world unfair? Those who are already at the top, will always be like that.