Bab 9 || It's Over

48 4 0
                                    

*** Masih Flashback ***

Acara final dari survival pembentukan GirlGrup baru jebolan JN Entertaiment benar-benar akan diselenggarakan besok siang. Jadi malam harinya semua peserta melakukan Gladiresik bergantian demi kelancaran acara besok. Beberapa petinggi juga datang sekedar mengecek dan menyemangati, karena mereka juga akan hadir besok sebagai tambahan menjadi juri.

Hari hampir berganti ditengah malam, beberapa orang mulai meninggalkan panggung. Tapi Da-yeon kembali keruang latihan karena tas yang ia bawa tertinggal disana.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Da-yeon buru-buru ingin pergi tapi lampu ruangan tiba-tiba mati sendiri membuat langkahnya terhenti. Tak lama terdengar suara pintu yang dikunci, lalu tak lama juga lampu kembali menyala, menampilkan sosok Je Na yang tengah berdiri didepan pintu sana.

Da-yeon membuang muka, ia sudah menduga kalau Je Na pasti mengamuk hari ini. Tapi demi apapun ia terlalu lelah untuk berdebat, tapi Je Na menghalangi langkahnya untuk pergi.

"Merasa menang?" Tanya Je Na tenang.

Da-yeon tak menanggapi, ia berusaha membuka pintu keluar tapi Je Na benar-benar menguncinya. "Buka pintunya" desis Da-yeon. "Kita bicara besok siang" lanjutnya.

"Aku tak ingin melihatmu besok siang" jawab Je Na. Ia dengan berani mencekal lengan Da-yeon, mencoba menarik tapi berakhir hampir terjatuh.

"KENAPA? MERASA AKAN KALAH?" Teriak Da-yeon tak sabaran. Ia sudah memperingati Je Na untuk tidak mengajaknya berbebat disaat ia lelah, tapi Je Na memaksa, jadi mau tak mau ia akan menumpahkan seluruh emosinya malam ini.

Tapi rupanya Je Na tak gentar, meski sudah diteriaki wanita itu masih berani memojokan Da-yeon.

"Aku, akan, membuatmu kalah. Bagaimanapun caranya" desis Je Na dengan gigi bergetar.

"Coba kalau kau bisa!" Geretak Da-yeon tak terkalahkan.

Mereka menghabiskan beberapa detik hanya untuk saling menatap tajam dengan nafas memburu, menahan tangan yang gatal untuk tidak saling menjambak.

"Bisa. Sangat mudah"

Je Na akhirnya menjauh, ia merongoh tasnya, mengeluarkan beberapa lembar foto yang sudah dicetak dan melemparkannya tepat didepan wajah Da-yeon.

"Ini hanya sebagian. Kalau kamu tetap memaksa untuk tampil besok. Aku pastikan, seluruh foto yang kupunya akan langsung tersebar, bahkan sebelum penampilanmu selesai"

Da-yeon mau tak mau memungut satu persatu foto-foto itu. Ia harus memastikan foto semacam apa yang Je Na jadikan ancaman padanya. Baru satu foto yang ia lihat, tapi Da-yeon langsung melempar foto itu karena terkejut. Itu potret dirinya bersama Johnny yang berlibur ke Pantai tahun lalu. Yang membuatnya terkejut adalah karena foto itu diedit seperti mereka berdua tengah berciuman, padahal aslinya hanya saling memandang dijarak yang lumayan dekat.

Lalu semakin Da-yeon melihat satu persatu foto yang berceceran dilantai itu, ia semakin terkejut. Semuanya diedit sedemikian rupa sehingga akan membuat skandal besar jika semua foto itu benar-benar tersebar.

"Kamu, benar-benar gila" desis Da-yeon menatap Je Na yang masih berdiri menjulang didepannya.

"Jadi jangan membuatku marah" balas wanita itu.

Tapi Da-yeon tak takut, Je Na takkan berbuat sejauh itu pikirnya. Karena jika benar dilakukan, karir Johnny juga akan hancur. Bukankah wanita itu menyukai Johnny-nya?

"Coba saja. Tapi bukan hanya aku yang hancur, Johnny juga akan ikut hancur" tutur Da-yeon memperingati Je Na untuk berhati-hati.

"Akan kulakukan"

The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang