Semua ceritaku tersedia di google playbook, Karyakarsa dan pdf. Untuk pdf bisa cp ke no 081917797353. Yang mau baca di karyakarsa bisa langsung ke akunku ya https://karyakarsa.com/dashboard/posts?reload=true&slug=take-my-love-sequel-of-season-series6-part-14
Jangan lupa tinggalkan jejak and happy reading
❤❤❤❤
Damien tengah membersihkan kandang kuda yang terletak di paling ujung saat ia mendengar ringkikan Strom dan beberapa kuda lainnya. Ia segera berlari menuju kandang Storm untuk melihat apa yang terjadi. Storm tidak akan meringkik seperti itu jika tidak ada yang membuatnya merasa terganggu.
Begitu sampai di dekat kandang Storm, Damien dibuat terkejut dengan sosok wanita yang berdiri di depan kandang Storm. Wanita itu hanya mematung seperti orang bodoh tanpa melakukan apa pun. Bahkan saat Strom mengangkat kedua kakinya dan hendak menghantam tubuh wanita itu, wanita itu tetap diam dan membuat Damien geram.
"Sialan!!" Damien mengumpat lalu menarik wanita itu dengan kasar. Ia sama sekali tidak peduli jika wanita itu terhempas ke lantai dengan keras. Yang terpenting wanita itu selamat dan Strom bisa kembali tenang.
Damien bergegas masuk ke dalam kandang, berusaha keras menenangkan Strom yang terus meringkik dan bergerak liar di dalam kandangnya.
"Tenanglah, Storm, tenanglah. Ini aku. Kau aman. Semua baik-baik saja," kata Damien dengan suara lantang. Ia meraih tali kekang Storm dan mengelus kepala Strom berkali-kali sampai Strom mulai kembali tenang.
Setelah Strom kembali tenang, barulah Damien mengikat tali kekang Strom yang terlepas dan menutup pintu kandang.
"Siapa kau? Siapa yang mengizinkanmu ke tempat ini?" tanya Damien dengan marah ketika ia berdiri dihadapan wanita yang telah mengganggu ketenangan Strom dan kuda-kuda lainnya.
Wanita berambut merah itu hanya diam menatap Damien membuat Damien semakin kesal dibuatnya. Damien tahu jenis tatapan apa yang saat ini wanita itu arahkan padanya. Ia sudah terlalu sering menemukan para wanita menatapnya seperti itu.
Dengan kesal Damien menyeret Selena keluar dari areal kandang yang memang sangat jarang dimasuki orang lain. Bukan karena tidak boleh tapi kuda yang ada di areal kandang tempat Strom berada merupakan kuda baru dan belum jinak, jadi sangat berbahaya jika ada yang datang dan membuat kekacauan seperti yang wanita itu lakukan.
Damien melepaskan tangan Selena dan menatap wanita itu dengan marah. Ia tidak mengerti kenapa hampir semua wanita bersikap murahan saat dihadapannya. Para wanita itu selalu saja menatapnya dengan tatapan kagum yang tidak mereka tutup-tutupi. Bahkan tidak jarang para wanita-wanita itu kerap menawarinya kehidupan yang lebih baik dan harta berlimpah agar ia bersedia melayani mereka.
Apa para wanita itu berpikir hanya karena dirinya miskin mereka bisa memanfaatkan dirinya? Tidak! Para wanita itu salah besar. Ia memang miskin tapi ia tidak membutuhkan para wanita sialan itu untuk bertahan hidup. Ia bisa hidup dengan usahanya sendiri.
Hal itu jugalah yang membuat Damien kerap kali berpindah tempat kerja dari satu kediaman bangsawan ke kediaman bangsawan lainnya. Hanya di Cornwall-lah ia bekerja selama ini. Duchess dan putrinya tidak pernah menatapnya dengan tatapan menjijikkan seperti yang kerap kali Damien lihat. Duke dan putranya juga memperlakukannya dengan baik. Untuk para pelayan, Damien tidak peduli karena yang terpenting baginya adalah sikap majikannya.
"Sebaiknya kau pergi dari sini," kata Damien tegas saat mereka sudah menjauh dari kandang. Ia berbalik hendak kembali ke dalam ketika Selena berbicara dengan nada yang tidak kalah kesal seperti dirinya.