Semua ceritaku tersedia di google playbook, Karyakarsa dan pdf. Untuk pdf bisa cp ke no 081917797353. Yang mau baca di karyakarsa bisa langsung ke akunku ya aokirei
Jangan lupa tinggalkan jejak and happy reading
❤❤❤❤
"Pria sialan, kau pikir kau siapa? Buka pintunya!!" maki Selena sambil menatap pintu kandang yang terkunci dari dalam hingga membuatnya tidak bisa masuk ke dalam.
"Berani sekali kau berkata tidak sopan padaku! Apa kau tidak tahu siapa aku? Cepat buka pintunya!!"
Selena kembali berteriak, tapi tentu saja tidak ada tanggapan yang ia peroleh dari dalam karena Selena yakin, meskipun pria itu mendengar teriakannya, pria itu tidak akan mau membuka pintu kandang itu lagi.
"Dasar pria angkuh tidak tahu diri!! Aku pasti akan membalasmu!! Lihat saja nanti!!"
Dengan kesal Selena menendang pintu kandang dan berjalan menjauh. Ia sangat marah tapi tidak ada yang bisa dilakukannya untuk melampiaskan rasa marahnya. Pria itu pergi begitu saja setelah mengatakan banyak hal yang belum sempat di sanggahnya.
Selena tidak menampik jika ia terpesona pada pria itu. Pria itu tampan dan juga gagah. Tubuhnya tinggi besar dan atletis, suaranya yang sedikit serak serta jangan lupakan kedua manik matanya yang berwarna gelap membuat pria itu terlihat begitu misterius di matanya.
Selena tidak pernah terpesona pada seorang pria hanya dalam satu kali pertemuan mereka. Ia tidak pernah memandang pria dari segi fisik karena ia terbiasa melihat pria-pria tampan di sekitarnya. Tapi pria tadi... entah kenapa Selena merasa pria itu berbeda. Bukan karena fisiknya yang mempesona tapi entah apa yang membuatnya berbeda, Selena tidak tahu. Yang pasti saat pertama kali kedua manik hitam itu menatapnya tajam, Selena menemukan dirinya tenggelam dalam tatapan kelam yang begitu misterius sekaligus sangat dingin.
Selena menggelengkan kepala berkali-kali, berusaha menyingkirkan sosok pria tadi yang sudah membuatnya kesal. Pria itu memang telah menyelamatkannya dan memang sudah seharusnya ia berterima kasih tapi sikap kasar pria itu padanya membuat Selena enggan melakukannya. Jika mereka bertemu lagi nantinya, ia tidak tetap tidak akan berterima kasih atas apa yang pria itu lakukan. Persetan dengan tata krama, toh pria itu hanya rakyat biasa yang angkuh.
Selena mendengkus. Salah pria itu karena menuduhnya macam-macam. Memangnya ia wanita murahan yang hanya karena terpesona akan langsung meminta pria itu menjadi simpanannya? Jelas itu tidak akan pernah Selena lakukan. Meskipun sampai saat ini Selana tidak memiliki hubungan dengan pria manapun tapi ia juga bukan wanita murahan yang akan menjadikan seorang pria sebagai simpanan. Tidak ada dalam keluarganya yang pernah berbuat seperti itu dan memang tidak akan pernah ada yang akan melakukannya.
Selena menghela nafas berkali-kali untuk menenangkan diri. Setelah sedikit lebih tenang, Selena kembali menendang pintu kandang sebelum pergi menjauh. Ia ke Cornwall untuk berlibur bukan untuk mencari masalah. Tapi jika pria itu berniat mencari masalah dengannya, Selena tidak akan tinggal diam. Lihat saja nanti. Jika mereka bertemu kembali, Selena akan membuktikan jika pria itu tidak cukup pantas bersikap angkuh padanya.
Selena melambai pada Georgia dan memilih duduk di pinggir lapangan, memperhatikan Georgia yang tengah berkuda. Georgia terlihat begitu ahli melewati rintangan demi rintangan yang dibuat padahal rintangan-rintangan itu bukan rintangan yang mudah untuk dilalui.
Selena tersenyum ketika Georgia menghentikan kuda tidak jauh darinya.
"Kemana saja?"
"Berkeliling sebentar," dusta Selena. Ia tidak mengatakan kalau hampir celaka karena kuda yang mengamuk.