Humaira melangkahkan kakinya menuruni tangga, ia sudah siap dengan baju seragam putih abunya, dan tas yang berada di punggungnya itu, lalu duduk di salah satu kursi makan. Kali ini dirinya sarapan sendiri karena mahen tidak pulang.
Ia merasa aneh kenapa mahen segitu perhatian pada teman nya, se peduli itu kah dirinya, sampai melupakan istri nya ini. Lagi pula teman mana yang ia maksud itu, setahu humaira tidak ada temannya yang mempunyai penyakit separah itu.
Tapi ntahlah, nanti humaira cari tahu lagi.
"Pagi non ara ini sarapan nya.. Semoga suka.." ucap pembantu itu, namanya bi narsih. Ia baru bekerja sekitar dua minggu, karena pembantu lama sudah mengundurkan diri, mungkin karena dirinya sudah tua, dan pulang ke kampungnya.
"Makasih bi.. " ucap humaira, dengan menyantap roti bakar selai cokelat, dan segelas susu ibu hamil itu.
Setelah selesai makan, humaira pun langsung pergi menuju sekolah, kebetulan taksi pesanan nya sudah menunggu di depan.
"Bi aku berangkat dulu.. assalamu'alaikum..." ucap humaira lalu pergi menuju sekolah.
"Iya non waalaikum salam hati-hati.. " ucapnya.
🫐🫐
Kini humaira telah sampai di depan sekolah ia pun turun dari taksi dan membayarnya, setelah itu ia berjalan melewati koridor lalu masuk kedalam ruangan kelasnya itu.
Ia pun menyimpan tasnya, dan duduk di kursi miliknya. Lalu membuka sebuah buku dan membacanya, sesekali ia melirik ke arah aulia, ia terlihat sangat bahagia dengan teman baru nya.
'Aul kelihatan lebih bahagia sekarang dari pada sama aku dulu.. '__batin humaira.
Tak lama, guru pun datang dan memulai pelajaran nya ips itu.
"Oke anak-anak keluar kan buku kalian.. " ucap buguru, kemudian semua murid disana mengeluarkan alat tulisnya masing-masing, lalu guru pun memulai pelajarannya dengan damai.
Setelah beberapa menit menjelaskan akhirnya pelajaran pertama berakhir, dan waktunya istirahat.
".. Tunggu anak- anak karena minggu depan ibu gak bisa hadir.. Ibu kasih kalian tugas dan ibu yang akan menentukan kelompoknya.. " ucap guru itu, membuat para murid bersorak tanda tak suka, ruangan itu pun jadi sedikit riuh dan ricuh.
"Kelompok pertama.. Ayu, dina, andri, beno, dan sofia.. " ucap guru, itu sementara semua murid hanya diam menyimak.
"Yey kita ke selompok besty.. " ucap dina lalu berpelukan dengan ayu.
"Kelompok ke dua.. Humaira, Aulia, Jeno, Felix dan Abimanyu.. " ucap sang guru.
Seketika humaira dan aulia saling tukar pandang, terlihat Aulia seperti tidak suka, saat guru menyebut nama dirinya dan mantan sahabatnya itu.
Berbeda dengan humaira, ia hanya berekspresi biasa saja, toh ini juga guru yang menyuruh bukan kehendak dirinya.
".. Nah kelima kelompok tadi jangan lupa di kerjakan oke.. Ibu pamit.. " ucapnya dengan membereskan tasnya, hendak meninggalkan kelas tersebut.
"BU!.. " teriak Aulia.
"Iya kenapa Aulia??.. "
"Bisa di ubah gak sih kelompok aku gak mau sama humaira.. " ucapnya dengan sedikit penekan kata di saat ia menyebut nama 'humaira' dengan tangan yang ia silangkan di dada.
Sementara humaira menatap acuh tak acuh, kepada Aulia. Bodo amat dia mau ngomong apapun ia tidak peduli.
"Mengapa?.. Kalian kan sahabatan harusnya happy.. ibu udah telat nih.. Udah dulu ya.. jangan lupa kerjakan.." ucap bu guru.
Aulia nampak kesal, ia pun menggebrak meja, sampai menimbulkan suara yang sedikit nyaring, Lalu ia pun pergi.
"Astagfirullah ya allah ujian ini begitu berat.." gumam humaira.
🫐🫐
Kini humaira dan beberapa teman yang sekelompok dengan dirinya, sedang berada di perpustakaan, untuk mencari beberapa buku yang di tugaskan oleh gurunya itu.
Humaira mulai menulusuri semua rak buku di perpustakaan itu, namun buku yang ia cari tak kunjung ketemu, membuat nya kesa. Ia menghela nafas berat, dan masih terus mencari buku itu, lebih tepatnya buku prasejarah.
Ketika sedang menjelajahi semua rak buku, manik nya tak sengaja melihat sebuah buku, di rak paling tinggi, ia tersenyum di balik cadar nya, akhirnya ketemu. Tapi, tunggu bagaimana ia mengambilnya.
Humaira tak kehabisan akal, dirinya mengambil satu kursi dan berdiri di kursi itu untuk meraih bukunya itu, Tangannya mulai meraih benda kotak itu.
"Iii Dikit lagii.. " ucap humaira.
Guduprakk..
Happp..
Humaira terjatuh dari kursi itu, namun ia tak merasa dirinya mencium lantai, justru ia merasa ada sebuah tangan yang melingkar di pinggang nya, dan tubuhnya yang melayang.
Perlahan ia membuka matanya, dan mendongak melihat siapa orang yang menangkap tubuhnya itu.
"K-ak re-han?!.. " gumamnya, namun masih terdengar oleh rehan, kini manik mata biru meneduhkan rehan bertemu dengan manik cokelat humaira yang indah itu.
"Ekhem.. Yang lain sibuk cari buku lo mslah asik- asikkan di payang kak rehan.. " ucap aulia menatap sinis ke arah dirinya, dengan melipat tangan di atas dada.
"Astaghfirullah.. " ucap rehan, lalu menurunkan tubuh humaira.
"Ini gak seperti yang kamu lihat aul.. Aku mau ambil buku tapi kursi yang aku taiki malah jatuh.. Dan kak re__" ucapnya terpotong.
"Jangan di lanjut..gue gak peduli..Yaudah cepetan ambil.. Yang lain udah nunggu tuh.. " ucapnya, berlalu pergi meninggalkan humaira dan mahen disana.
Humaira pun berusaha untuk mengambil kembali buku itu, berusaha meraih dengan tangannya.
"Biar saya aja.. " ucap rehan membantu mengambil buku itu, Dan memberikannya kepada humaira.
"Ahh makasih kak.. Kalo gitu humaira duluan assalamu'alaikum.. " ucap humaira berlalu pergi, setelah mengambil buku itu dari rehan untung saja, ada rehan jika tidak ntah apa yang akan pada dirinya maupun bayinya itu.
Rehan hanya tersenyum, dengan menatap punggung humaira yang mulai menjauh dari penglihatannya itu.
"Ishh awas aja lo humaira.. Gue benci... Lo!!.." ucap aulia, yang dari tadi dirinya memperhatikan humaira dan rehan dari kejauhan, sungguh ia sangat kesal sekarang.
Maaf chapter nya dikit + banyak typo..
Lagi gak mood nulis nih..So vote komen and share
jan lupa!!! 💐🤐😆..
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bayi Sang Ketua Geng Motor" [End+ Tahap Revisi]
Short StoryNikah sama kakel? Ketua geng motor? Nakal? "Aku hamil anak kamu." ucap nya dengan sedikit terisak. "Terus?" ucap mahen dingin. "......." "Gugurin, Gue gak sudi nerima bayi yang ada di rahim lo itu!!" Ucap mahen dengan tegas dan dingin. Bagaimana...