Vote, komen, share
Jangan jadi silent raider!
Minimal tinggalin jejak! 💐🐰
Gue up tu make kouta! 🍒🙏Mahen melajukan motornya di atas kecepatan rata-rata, ia merasa kalut dan sangat khawatir dengan humaira, terutama pada bayi mereka. Ia takut terjadi sesuatu pada mereka.
Mahen berhenti sebentar untuk melacak humaira melalui handphone nya.
"Arrghhtt bangsat! Humaira tunggu gue!. " erang mahen, dengan memukul motornya itu.
Gilang pun datang menghampiri mahen, dengan motornya. Dan mencoba menenangkan sang sahabat.
"Gimana hen? Udah ketemu humaira nya?." ucap Gilang, mahen hanya menggelengkan kepalanya. Karena rasa paniknya ini, ia tidak bisa berfikir jernih.
"Belum. Yaudah gue lacak dulu hapenya. " ucap Gilang, lalu mulai mengotak -ngatik handphone nya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Gilang menemukan keberadaan humaira, mereka pun bergegas pergi untuk menyelamatkan humaira, dan melihat apa yang terjadi sebenarnya.
"Ketemu! Dia ada di jalan mawar, nomor 15, di perumahan anggrek!. " teriak Gilang pada mahen. Lalu mereka mulai melajukan motornya itu.
"Ayo kita pergi tunggu apa lagi. " ucap mahen.
~🐰~
"Aww perut humaira sakit hiks.. Hikss.. " ringis humaira dengan memegangi perutnya yang terasa sangat sakit itu. Air matanya terus turun dengan deras, melewati pipinya, yang terhalang cadar.
Humaira pun duduk di salah satu kursi di halte bus tersebut, berharap ada orang yang mau mengantarkan nya pulang dirinya. Atau sekedar memberi ongkos, dan menolong nya.
Tiba-tiba humaira di kagetkan dengan keberadaan Aulia, dini, Aza, dan ical yang terlihat sudah babak belur dan menangis sesegukan, dengan bajunya yang sudah seperti gembel itu.
Humaira mencoba untuk bangkit dan berlari, namun mereka lebih dulu Aulia mengcemkam tangannya.
"Mau lari kemana lo, hah?! " teriak aulia, tepat di telinga humaira, dengan memutar tangan humaira sehingga dirinya merasa kesakitan.
"Humaira cepetan lari nanti kamu di siksa lagi hiks. hikss!. " teriak ical, sekuat tenaga memberontak.
Lalu tangan aza terangkat, mencoba untuk menampar humaira, ia hanya pasrah sembari menutup tangannya, semoga saja keberuntungan memihak kepada dirinya.
"Sebelum lo sakitin dia lewati dulu gue!. " ucap mahen dengan nada dinginnya, dan wajah datar tanpa ekspresi. Mencekal tangan aza yang akan menampar istrinya itu.
Seketika mereka semua terdiam, mencoba menelan ludahnya dengan kasar. Lalu mahen menghempaskan tangan aza, hingga dirinya terhuyung kebelakang, karena tak bisa menyeimbangi lawannya itu.
Dan aulia pun melepaskan humaira, dengan sigap mahen menangkap tubuh humaira.
Lalu dini, Aulia, dan aza pergi berlari meninggalkan mereka.
"Woi jangan kabur!. " teriak Gilang.
"Bertahan ra!. Demi ochi okey?. "Ucap mahen dengan lembut. Lalu memayang tubuh istrinya itu.
"Kak tolongin ical! Ia juga di siksa. " lirih humaira, lalu memejamkan matanya, Membuat mahen panik.
"Gilang bawa tuh cewek! Biarin mereka kabur. " teriak mahen, lalu melajukan matanya, dengan kecepatan di atas rata-rata, menuju rumah sakit terdekat.
"Ra gue mohon bertahan!. " lirih mahen.
~🐰~
Mahen berjalan secara abstrak, kesana kemari tak tentu arah, dengan merapalkan doa di hatinya, semoga saja humaira dan bayinya baik-baik saja.
Sementara Gilang, hanya diam di kursi, ia juga merasa khawatir, sudah setengah jam mereka menunggu namun tak ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangan tersebut.
Kemudian mahen melihat ada ibu umma hafsoh ibu mertuanya, abi yusuf ayah mertuanya, dan kakak iparnya yaitu husein berjalan beriringan ke arah dirinya.
Bughtt
Satu bogeman mentah dilayangkan husein, pada mahen hingga dirinya tersungkur kelantai. Lalu husein pun menariknya untuk berdiri, dan mencekam kerahasiaan baju mahen.
"Tolol kenapa adik gue bisa gitu Hah?! lo apain!. " teriak husein, dengan Gilang, umma dan abi yang berusaha melerai.
"Sudah husein jangan bertengkar ini rumah sakit, jangan membuat keributan. " ucap umma hafsoh, dengan bergetar sembari menangis.
"Sebaiknya kita berdoa untuk humaira, dan bayinya semoga mereka
baik-baik saja." ucap abi yusuf, kemudian husein melepaskan mahen.Tak lama setelah itu dokter keluar dari ruangan, igd tersebut.
"Dok gimana keadaan anak saya?. " ucap umma hafsoh, dengan menangis.
"Akibat luka sayatan di sebagian tubuhnya, beliau tak sadarkan diri karena kehabisan darah."
"tapi alhamdulillah. keadaannya mulai membaik, tapi ia belum di perbolehkan untuk di jenguk. " lanjut dokter itu membuat semua orang di sana bisa bernafas lega.
Lalu dokter pun pamit undur diri.
"Gimana hen lo mau pulang dulu?. " tanya Gilang.
"Gak gue di sini aja. Tolong bawain makanan sama baju gue di rumah. " titahnya, di angguki sang sahabat.
"Gue cabut dulu. " ucap Gilang, dengan menepuk pelan bahu mahen, lalu pergi.
Mahen pun duduk di salah satu kursi dekat dengan umma hafsoh.
"Umma maafin mahen karena gak bisa lindungin putri umma. Mahen siap nerima hukuman." ucap mahen, umma hafsoh terkekeh, sambil mengelus punggung mahen.
"Kok minta maaf ? Ini bukan salah mahen, ini takdir jangan salahin dirimu. " ucap umma dengan tersenyum, dibalik cadar nya.
Mahen hanya mengangguk, setelah itu terdengar isakan kecil.
"Kok menantu umma nangis sih! Umma gak suka, mana mahen yang kuat, jangan kek gini. " ucap umma, lalu menyandarkan kepala mahen pada pundaknya.
~🐰~
"Ahh sialan! Goblog! setan! bangsat!. " maki Aulia, saat tiba di rumah tadi waktu menyiksa humaira.
"Lo semua emang gak becus dan gak bisa di andalin!. " teriak humaira, pada dini dan aza yang sedang saling mengobati.
"Lo nyalahin kita hah?! Ini juga salah lo bisanya nyuruh mulu anjing! Sekarang gimana nasib kita hah!. Kita pasti di hukum. " teriak aza, namun Aulia hanya mengacuhkan nya.
Ia memakai kembali bajunya yang tadi, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Humaira sialan!. "Desis Aulia, dengan memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri, tujuan nya kini adalah bar, tempat dimana dirinya akan baik kembali.
Aulia jahat ya! Kesel deh
Next gak nih?! Woi gak nyangka
Keknya bentar lagi tamat! 💐
Stay baca cerita me okay!.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bayi Sang Ketua Geng Motor" [End+ Tahap Revisi]
Short StoryNikah sama kakel? Ketua geng motor? Nakal? "Aku hamil anak kamu." ucap nya dengan sedikit terisak. "Terus?" ucap mahen dingin. "......." "Gugurin, Gue gak sudi nerima bayi yang ada di rahim lo itu!!" Ucap mahen dengan tegas dan dingin. Bagaimana...